AqidahArtikel

Mengikuti & Tasyabbuh Dengan Orang Kafir Adalah Sebab Kehancuran

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Khutbah jum’at

Mengikuti & Tasyabbuh Dengan Orang Kafir Adalah Sebab Kehancuran

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ

فإن أصـدق الحديث كتاب الله عز وجل، وخيرَ الهدي هديُ محمدٍ صلى الله عليه وسل، وشرَّ الأمورِ محدثاتُها، وكلَّ محدثةٍ بدعةٌ، وكلَّ بدعةٍ ضلالةٌ، وكلَّ ضلالةٍ في النارِ، أما بعد

Ma’asyirol mukminin wa zumrotal mukminin ahabbakumulloh, saudara-saudaraku sekalian, sidang sholat jumat yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla

Pada kesempatan hari jumat yang mulia ini marilah kita bersama-sama mengungkapkan rasa syukur kepada Alloh ‘Azza wa Jalla atas limpahan rahmat dan curahan anugrah yang diberikan kepada kita semua.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita bersama Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam.

Ikhwatal iman ahabbakumulloh,
saudara-saudaraku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla.. Diantara bahasan penting dalam Aqidah adalah Al-Wala’ dan Al-Baro’, keduanya termasuk landasan fundamental dalam Agama Islam ini.
Al-Wala’ berarti loyalitas, yakni menanamkan rasa cinta pada sesama muslim serta berpegang teguh dengan syariatNya. Al-Baro’ berarti berlepas diri, yakni tidak loyal dengan mereka selain muslim.

Sayangnya sikap ini sekarang sudah semakin luntur, tidak sedikit dari saudara kita diluar sana yang menganggap syariat serta budaya kita tidak keren, tidak lengkap, dan tidak sempurna, hingga akhirnya berkiblat dengan tradisi orang kafir, mengadopsi budaya serta kebiasaan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan, banyak pula diantara kaum muslimin yang sudah memindahkan loyalitasnya kepada orang-orang kafir, mengikuti mereka bukan hanya sebatas trend dan fashion semata, tapi juga cara beragama. Semua itu bukan hanya karena lemahnya Iman kita, tapi juga besarnya propaganda dan misi mereka untuk membuat kita jauh dari Agama. Sungguh benarlah apa yang Alloh firmankan dalam KitabNya

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk (yang benar). Dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”
(QS Al-Baqoroh 120)

Sunnatulloh ini juga disampaikan oleh Nabi Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, Beliau mengatakan,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

“Kiamat tidak akan terjadi sampai umatku mengikuti generasi-generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta”
Lalu ada yang bertanya kepada Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, “(Apakah seperti mengikuti) Persia dan Romawi?”
Beliau menjawab, “Siapa lg dari kalangan manusia selain mereka (yang akan diikuti)?“
[HR Bukhori 7319]

Dalam riwayat lain para sahabat mengomentari dgn lafal

يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

“Wahai Rosululloh, (apakah seperti mengikuti) Yahudi dan Nashrani?”
Beliau menjawab, “Siapa lagi?”
[HR Muslim 2669]

Syeikh As-Sa’di rohimahulloh menjelaskan dalam tafsirnya tentang Surat Al-Baqoroh ayat 120 diatas,
“Alloh mengabarkan kepada RosulNya bahwa Yahudi dan Nasrani tidak senang sampai  kita mengikuti agama mereka. Karena mereka akan senantiasa mengajak kepada apa yang menjadi keyakinan mereka dan mempropagandakan bahwa itu adalah petunjuk. Karenanya katakan pada mereka,

إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ

 “Sesungguhnya petunjuk Alloh (yang engkau diutus dengannya) itulah petunjuk (yang benar)”
Adapun apa yang kalian yakini itu adalah hawa nafsu,’ dalilnya firman Alloh Ta’ala,

وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ 

“Dan jika engkau mengikuti keinginan (hawa nafsu) mereka setelah pengetahuan (ilmu) datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”
(QS Al-Baqoroh 120)

Dalam ayat ini terdapat larangan besar untuk mengikuti hawa nafsu Yahudi dan Nasrani. Larangan menyerupai mereka dari apa yang khusus pada agama mereka. Pembicaraan ini walaupun ditujukan kepada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam tapi umatnya juga termasuk di dalamnya.
Sebab yang menjadi ibroh (pelajaran) adalah keumuman maknanya dan bukan kekhususan siapa yang diajak berdialog, sebagaimana pula yang menjadi ibroh adalah keumuman suatu lafadz dan bukan dikhususkan pada sebab turunnya”
(Taisir Al-Karimir Rohman, hal 64—65)

Saudaraku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla..
Ketika kita bicara tentang Al-Wala’ dan Al-Baro’, terutama tentang loyalitas yang bukan pada tempatnya maka syariat kita mengkaitkan dengan bahasan Tasyabbuh atau Menyerupai.
Hal ini sesuatu yang terlarang dalam agama kita, karena kaum muslimin dilarang untuk menyerupai orang kafir dalam perkara yang menjadi ciri khas mereka.
Dalam Hadits yang masyhur dari sahabat Ibnu ‘Umar rodhiallohu ‘anhu, Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”
[HR Abu Daud 3512]

Dalam riwayat lain juga disebutkan,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami”
[HR Tirmidzi 2619]

Tolok ukur tasyabbuh kepada orang kafir yaitu ketika seorang muslim melakukan hal yang merupakan ciri khas mereka.

Sehingga apabila ada hal yang dilakukan seorang muslim dan tersebar luas dikalangan kaum muslimin namun bukan menjadi ciri khas orang kafir hal tersebut bukanlah tasyabbuh, ini biasanya terjadi dalam hajat-hajat duniawi semisal celana panjang, dasi panjang, jas, pizza, pasta, dan semisalnya,  yang mana semua itu adalah hal lumrah dizaman sekarang, ada dalam kehidupan atau kebutuhan sehari-hari serta tidak terikat dengan rangkaian kepercayaan atau keyakinan.

Selain  itu, tolok ukur tasyabbuh lainnya ada pada apa yang digambarkan oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wassalam dengan dalil-dalil yg shohih, seperti kebiasaan umum orang kafir yang memanjangkan kumis maka Islam memerintahkan untuk memendekkannya;

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ

“Selisilah orang-orang musyrik, biarkanlah jenggot (tumbuh atau memanjang) dan pendekkanlah kumis”
[HR Bukhari 5442]

Semoga kita semua diberikan Taufiq oleh Alloh agar dihindarkan dari perbuatan tasyabbuh, dan dicukupkan dengan mengikuti Sunnah Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam.

Aqulu Qauli hadza wa astaghfirullaha li wa lakum min kulli dzanbin … fastaghfiruuhu Innahu Huwal Ghafurur Rahiim …


Khutbah Dua

الحمد لله وكفى والصلاة والسلام على النبي المصطفى وعلى آله وصحبه ومن سار على نهجه واقتفى . اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه، أما بعد

Ma’asyirol mukminin wa zumrotal mukminin ahabbakumulloh,
saudara-saudaraku sekalian, sidang sholat jumat yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla.. Dalam beberapa hari kedepan juga ada momen yang kita semua harus berhati hati agar tidak terjatuh pada tasyabbuh lainnya, yakni perayaan tahun baru!
Kenapa hal ini termasuk tasyabbuh? Karena selain menjadi ciri khas orang kafir, perayaan ini juga mengandung unsur keyakinan sejak nenek moyang mereka.
Disebutkan dalam hadits dari sahabat Anas bin malik rodhiallohu ‘anhu,

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلِأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam datang ke Madinah yang saat itu penduduknya mempunyai dua hari yang mereka gunakan untuk bersenang-senang.
Maka Nabi bersabda, “Aku datang kepada kalian sedang kalian mempunyai dua hari untuk senang-senang, padahal Alloh telah menggantinya dengan dua hari yang lebih baik darinya, Hari Raya (ied) Fitri dan Hari Raya (ied) Adha”
(HR Ahmad 12362)

Hal ini karena orang-orang di Madinah kala itu (saat Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam baru datang Hijrah dari Makkah) mengikuti perayaan tahun baru orang-orang majusi yang disebut Nairuz, disebutkan dalam Hadits ‘Abdulloh bin ‘Amr rodhiallohu ‘anhu,

ﻣَﻦْ ﺑَﻨَﻰ ﻓِﻲ ﺑِﻼﺩِ ﺍﻷَﻋَﺎﺟِﻢِ  ﻭَﺻَﻨَﻊَ ﻧَﻴْﺮُﻭﺯَﻫُﻢْ ﻭَﻣِﻬْﺮَﺟَﺎﻧَﻬُﻢْ ﻭَﺗَﺸَﺒَّﻪَ ﺑِﻬِﻢْ  ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻤُﻮﺕَ  ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﺣُﺸِﺮَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ

“Barangsiapa yang membangun negeri-negeri ‘ajam (negeri orang kafir), dan ikut hari raya Nairuz dan Mihrajan (perayaan tahun baru majusi), meniru-niru mereka sampai mati, maka ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat”
[Sunan Al-Kubro 9/234]

Ibnul Qoyim rohimahulloh mengatakan,

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق  مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم  فيقول: عيد مبارك عليك  أو تهنأ بهذا العيد ونحوه، فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات

“Memberi ucapan selamat terhadap salah satu syiar orang kafir hukumnya haram dengan kesepakatan para ‘Ulama. Seperti memberi ucapan selamat kepada mereka dengan hari raya mereka atau puasa mereka dengan mengucapkan, Hari Raya yang diberkahi untukmu, atau memberi ucapan selamat tentang Hari Raya tersebut dan semacamnya.
Yang demikian ini karena orang yang memberi ucapan selamat seperti menerima (ridho) dengan perbuatan kekafiran, dan itu termasuk perbuatan yang haram”
(Ahkamu Ahlu Adz-Dzimmah, 1/441)

Saudaraku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh, sesuai penjelasan diatas jika mengucapkan selamat dengan lafal “Selamat Tahun Baru bla bla bla” saja terlarang apalagi ikut merayakannya. Maka sudah saatnya kita meng-edukasi keluarga dan kerabat untuk berhenti merayakannya.

Sungguh, diantara efek buruk meniru kebiasaan orang kafir adalah hati yang dapat tertambat kepada mereka, hingga hilang bahkan lenyap sikap Al-Wala’ kita kepada sesama muslim, dan akhirnya justru berpindah kiblat pada apa-apa yang menjadi tradisi dan juga kepercayaan mereka, Na’udzubillah min dzalik.

Terakhir, ada doa bagus yang layak untuk kita biasakan, doa yang diajarkan oleh sahabat mulia Abdulloh bin Mas’ud dalam hadits yang shohih,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا لاَ يَرْتَدُّ  وَنَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ  وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الخُلْدِ

“Yaa Alloh sejatinya aku memohon kepadaMu Iman yang tidak akan murtad, Nikmat yang tidak akan hilang, dan dapat menyertai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga yang paling tinggi dan kekal”
[HR Ahmad 4112]

Semoga kita semua adalah hamba-hamba yang dimudahkan untuk senantiasa istiqomah diatas Sunnah, dikuatkan walaupun banyak orang yang menggunjing dan meremehkan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

Disusun oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
(Dewan Konsultasi Bimbinganislam.com)



Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI IMAM SYAFI’I Kulliyyatul Hadits, dan Dewan konsultasi Bimbingan Islam,
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله  
klik disini

Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, S.Ag., M.Ag.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Hadits 2010 - 2014, S2 UIN Sunan Kalijaga Qur’an Hadits 2015 - 2019 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dynamic English Course (DEC) Pare Kediri, Mafatihul Ilmi (Ustadz Dzulqarnaen) sedang diikuti | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kuliah Pra Nikah Naseeha Project

Related Articles

Back to top button