AqidahKonsultasiManhaj

Menyadarkan Orang Terkena Syubhat Yang Menyimpang

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Menyadarkan Orang Terkena Syubhat Yang Menyimpang

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Menyadarkan Orang Terkena Syubhat Yang Menyimpang, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan Ustadz izin bertanya, bagaimana menyadarkan orang lain yang terkena syubhat yang menyimpang khususnya dalam hal tasawuf, seperti masih meyakini Nabi Khidir masih hidup, Nabi Muhammad ﷺ terbuat dari cahaya, mempercayai kalau Wali ketika Sholat tubuhnya di Indonesia tapi mengaku ruh nya di mekah, dan lain-lain.

جزاك اللهُ خيراً

(Ditanyakan Oleh Mahad Bimbingan Islam)

 


Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

Pertama, satu hal yang harus kita yakini bahwa hidayah merupakan hak Allah Ta’ala, yang akan Allah berikan kepada siapapun yang Dia kehendaki.

Allah berfirman:

إنَّكَ لاَ تَهْدِي مَن أحْبَبْتَ ولَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشاءُ

“Sesungguhnya dirimu ya rasululullah tidak bisa memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai, tapi Allah lah yang memberikan hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki” (QS. Al – Qashash : 56).

Oleh karenanya, anda harus senantiasa meminta kepada Allah hidayah untuk diri sendiri, orang tua, dan mereka yang anda sayangi terutama di waktu-waktu Mustajab.

Kedua, Hemat kami cara efektif untuk mendakwahi mereka adalah dengan meraih simpati mereka terlebih dahulu, dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan agama, kebaikan-kebaikan yang disukai semua orang .

Dengan sering memberi hadiah kepada mereka, berlemah lembut kepada mereka ketika berbicara, mendampingi mereka dalam berbagai kesempatan, membantu pekerjaannya, berperilaku santun dan sopan dalam keseharian, artinya dakwah dengan akhlak yang mulia.

Ketiga, hendaknya kita sadar bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satu Zat Yang Maha membolak-balikkan hati manusia dan jin seluruhnya.

Jangan tertipu dengan keahlian kita berdakwah, jangan ujub diri, namun kita sertai setiap langkah dakwah kita dengan mendoakan kebaikan mereka agar mendapat petunjuk yang lurus. Tugas hanya menyampaikan dakwah dengan cara yang baik dan benar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

“Dan kewajiban kami tidak lain HANYALAH MENYAMPAIKAN (perintah Allah) dengan jelas.” (QS. Yasin: 17)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa tugas kita hanya menyampaikan, apabila diterima maka alhamdulillah, apabila ditolak, maka sudah bukan kewajiban kita (mengubah paksa). Beliau berkata,

وإنما وظيفتنا -التي هي البلاغ المبين- قمنا بها، وبيناها لكم، فإن اهتديتم، فهو حظكم وتوفيقكم، وإن ضللتم، فليس لنا من الأمر شيء.

“Tugas kami hanyalah menyampaikan dengan ilmu yang jelas, kami lakukan dan kami jelaskan bagi kalian. Apabila kalian mendapat hidayah, maka itulah keberuntungan dan taufik bagi kalian. Apabila kalian tetap (ngotot) tersesat, maka tidak ada kewajiban bagi kami lagi (mengubah paksa).” (Lihat Tafsir As-Sa’diy).

Wallahu Ta’ala A’lam.

 

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul, S.Ag. حافظه الله

Related Articles

Back to top button