Kapan Amalan Dapat Terhapus/Batal?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Kapan Amalan Dapat Terhapus/Batal? selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalamualaikum ustadz, izin bertanya. Seseorang sedang dalam proses mengqodho puasa Ramadhan, misalnya jumlahnya 30 hari, kemudian setelah mengqodho selama 7 hari, orang tersebut terjatuh ke dalam dosa yang mengeluarkan seseorang dari keislaman. Apakah orang tersebut hitungan qodho puasa nya diulangi dari 0 atau awal, atau lanjut ke hari 8?
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh
Mengutip apa yang dijawab oleh syekh Ibnu Baz Rahimahullah ta`ala dengan masalah yang senada ketika beliau di tanya bahwa ada seseorang yang mengejek dengn lisannya terhadap agama islam kemudian ia menyesal dan bertaubat, apakah taubatnya akan diterima?
Dan bila ia mempunyai amal shalih sebelum taubat apakah Allah akan menghisabnya /memberikan pahala apa tidak?
Apakah berdosa bila ia mencela (syariat) agama tanpa ada maksud di dalam dirinya, ia berlindung dari setan, apa yang harus di lakukan dalam keadaan ini?
Kemudian syekh bin Baz menjawab,”
الجواب: نعم إذا أسلم وتاب تاب الله عليه، وأبقى له عمله السابق، وإنما تبطل أعماله إذا مات على الردة، أما لو استهزأ بالدين أو بالنبي ﷺ أو بالقرآن ثم تاب إلى الله وندم فإن الله يتوب عليه ويحفظ عليه أعماله السابقة، كما قال النبي ﷺ لـحكيم بن حزام: أسلمتت على ما أسلفت من خير والله يقول جل وعلا: إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ [البقرة:161] فشرط في بطلان أعمالهم أن يموتوا وهم كفار، فلا بد من هذا الشرط.
المقصود: أنه إذا مات على الكفر بطلت أعماله، ولهذا قال في الآية الأخرى: فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ [البقرة:217]
أما إذا مات وهو مسلم وقد تاب الله عليه وهداه، فإن أعماله الطيبة من حج وصلاة وغير ذلك كلها تبقى له والحمد لله.
المقدم: جزاكم الله خيرًا سماحة الشيخ.
“Ya, bila ia masuk islam dan bertaubat Allah akan mengampuninya, amalan sebelumnya masih tetap ada. Dan seseungguhnya yang batal dari amalannya adalah bila ia mati dalam keadaan murtad. Adapun bila ia menghina agama islam atau menghina nabi shallahu alaihi wasallam atau menghina alquran, kemudian ia bertaubat kepada Allah dan menyesal maka ( inysallah) Allah akan memberikan taubat dan menjaga amal ibadahnya yang lalu.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Hakim bin Hizam,” kamu masuk islam beserta kebaikan yang telah kamu lakukan sebelumnya. Sebagaimana firman Allah ta`ala,” sungguh orang orang kafir dan meninggal di atas kekafirannya,” (QS. ALbaqarah: 161).
Dan sebab batalnya amalan mereka adalah ketika mereka mati diatas kekufurannya, ini syarat nya. Maksudnya adalah apabila ia mati dalam keadaan kufur maka amalan amalannya gugur. Sebagaimana firman Allah pada ayat yang lainnya,” (artinya: “Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya) kemudian mati dalam keadaan kafir maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat.( Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya).” (QS. Al-Baqarah : 217)
Dan bila ia meninggal dalam keadaan muslim , Allah memberikan taubat dan hidayah kepadanya, maka amalan amalannya yang baik, dari haji, shalat dan selainnya masih tetap Alhamdulillah.” ( https://binbaz.org.sa/fatwas/9162/).
Sehingga dapat dipahami dari keterangan di atas,, bila seseorang yang bertaubat dari kesalahannya, terlebih ia tidak sengaja atau tidak mengetahuinya, kemudian ia bertaubat kepada Allah, semoga Allah memberikan taubat kepadanya dan menjadikan amalannya masih ada/tetap. Sehingga ia tidak perlu mengulangi dari awal amalan yang telah dilakukan, ia tinggal meneruskan kewajiban yang masih tersisa pada waktu sebelumnya.
Semoga Allah senantiasa melindungi dan menjaga kita dari segala perbuatan yang dapat menghilangkan amal perbuatan kita.
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Senin, 9 Dzulqa’dah 1444H / 29 Mei 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di
