Adab & AkhlakKonsultasi

Meninggalkan Debat Kusir dan Mendoakan Hidayah

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Meninggalkan Debat Kusir dan Mendoakan Hidayah

Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang meninggalkan debat kusir dan mendoakan hidayah.
Selamat membaca.

Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الر حيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan Allah dan diberi Rahmat Nya.

Ada pertanyaan ustadz, bagaimana mencegah diri untuk tidak berbantah-bantahan dalam berdiskusi?
Bagaimana cara kita untuk mencegah terpancing emosi dan marah ketika kita tahu ada kesalahan dalam yang seseorang sampaikan?

(Disampaikan oleh Fulan, Sahabat BiAS)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du

Seorang yang memiliki ilmu, dia harus menjelaskan kebenaran kepada umat.
Ketika dia telah menjelaskan kebenaran dengan cara lemah lembut disertai dalil-dalil yang kuat yang bersandarkan kepada Al-Qur’an, Sunnah, serta penjelasan para ulama yang kredibel, namun pendengar tidak mau menerima kebenaran, maka berhentilah dan ingat hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أنا زعيم ببيت فى ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقا

“Aku yang menjamin sebuah rumah di tepi surga untuk siapa saja yang meninggalkan al-Miraa’ (debat kusir) walau pun dia diposisi yang benar”
(HR. Abu dawud : 4800).

Karena debat kusir hanya memunculkan permusuhan dan merendahkan pihak lain, yang ini keluar dari tujuan dakwah, karena dakwah tujuannya adalah mengajak orang ke jalan Allah bukan untuk menampakkan siapa yang hebat, atau merendahkan orang lain.

Sehingga jika ditanya: bagaimana agar tidak terpancing emosi?
jawabannya adalah ucapkan doa kaffaratul majlis dan berikan salam, kemudian tinggalkan tempat debat kusir tersebut, sembari mendoakan hidayah kepada orang tadi, karena hidayah di tangan Allah bukan ditangan kita.
Kemudian bisa jadi Allah memberikan orang tersebut hidayah lewat orang lain bukan lewat kita.

Wallahu a’lam

 

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 28 Rajab 1441 H / 23 Maret 2020 M



Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى 
klik disini

Ustadz Muhammad Ihsan, S.Ag., M.HI.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2011 – 2015, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2016 – 2021 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Syaikh Sulaiman & Syaikh Sholih As-Sindy di Malang 2018, Beberapa dars pada dauroh Syaikh Sholih Al-’Ushoimy di Masjid Nabawi, Dauroh Masyayikh Yaman tahun 2019, Belajar dengan Syaikh Labib tahun 2019 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kegiatan bimbingan islam

Related Articles

Back to top button