Dalam Islam Bolehkah Menaikkan Harga Kepada Orang Tertentu?

Dalam Islam Bolehkah Menaikkan Harga Kepada Orang Tertentu?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang dalam islam, bolehkah menaikkan harga kepada orang tertentu?
Selamat membaca.
Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Semoga ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan Allah dan diberi Rahmat Nya.
Afwan ustadz tanya, bagaimana hukum seorang pedagang menaikkan harga dagangannya kepada seseorang pembeli tertentu?
Semisal pedagang tersebut berlokasi di Bandung, dan jika ada pembeli yang berasal dari luar kota Bandung, si pedagang menaikkan harga dagangannya.
(Disampaikan oleh Fulan, Sahabat BiAS Grup N10-014)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Pada asalnya seseorang itu menjual barang sesuai dengan harga pasarnya, dan dia tidak menaikkannya dengan harga yang sangat tinggi.
Para ulama menjelaskan apabila terjadi jual beli yang semacam ini, dan pembeli tidak mengetahui harga pasar, sehingga dia langsung membeli barang tersebut, lalu baru dia mengetahui bahwa harga pembeliannya sangat tinggi dari harga pasar maka pembeli diberikan pilihan antara melanjutkan akad jual beli tadi atau membatalkannya.
Syaikh Muhammad Ibn Sholeh Al-‘Utsaimin berkata:
“Apabila seseorang membeli sebuah barang seharga 2500 riyal, padahal harga barang tersebut (pasar) 1500 riyal, dan si penjual tahu harga barang tersebut hanya 1500 riyal,
tapi dia melihat pembeli adalah orang asing tidak paham harga daerah tersebut, sehingga dia naikkan harga menjadi 2500 riyal, maka dia berdosa, tidak halal baginya melakukan hal tersebut.
Jika pembeli menyadari hal ini, dia diberikan dua pilihan, dan inilah yang dinamakan khiyar ghubn.”
(Liqa’ bab maftuh 14/56).
Namun, para ulama mengecualikan kalau naiknya hanya sedikit, dan secara adat itu bukanlah sebuah kerugian yang besar, seperti naik 5%, maka ini tidak mengapa.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 28 Rajab 1441 H / 23 Maret 2020 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini