KonsultasiMuamalah

Cara Menyewakan Tempat Tinggal Sesuai Syar’i?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Cara Menyewakan Tempat Tinggal Sesuai Syar’i?

Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Ustadz afwan, kami baru membeli rumah kos-kosan. Namun masih bingung untuk memilih para Penyewanya, kami masih menimbang mudhorot dan maslahatnya.

Misal, jika kami sewakan untuk yang sudah berkeluarga, bagaimana jika ada beberapa penyewa yang istrinya tidak menggunakan hijab, apakah kami sebagai pihak tuan rumah (Pemilik) ikut berdosa karena membiarkan hal tersebut?
Atau, jika kami sewakan untuk perempuan/laki-laki, bagaimana jika mereka membawa masuk teman yang bukan mahramnya?

جَزَاك الله خَيْرًا

(Disampaikan Oleh Sahabat BiAS)


Jawaban : 

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بسم الله الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة, أما بعد

Terkait mengontrakan rumah ada beberapa kemungkinan:

1. Mengontrakan rumah untuk kemaksiatan, maka ini pasti tidak boleh

2. Mengontrakan rumah untuk tujuan yang boleh, untuk tempat tinggal misalkan, akan tetapi setelah berlangsung beberapa waktu lamanya, si Pengontrak mengubah akad yang tadinya hanya sebagai tempat tinggal, kemudian dipakai untuk tempat berjualan khamr atau dipakai untuk perjudian, maka ini boleh dibatalkan kontraknya.

Kemudian yang ketiga, dan ini yang menjadi titik jawabannya:

3. Seorang mengontrakan rumah untuk tujuan yang mubah (boleh). Seperti untuk tempat tinggal, akan tetapi nanti orang tersebut bermaksiat kepada Allah, maka hal tersebut tidak mengapa, tidak mempengaruhi akad, tidak menjadikan uang hasil kontrakan tersebut haram.

As-Sarokhsi salah seorang ulama madzhab Hanafi) berkata:

ولا بأس بأن يؤاجر المسلم دارا من الذمي ليسكنها ، فإن شرب فيها الخمر ، أو عبد فيها الصليب ، أو أدخل فيها الخنازير : لم يلحق المسلم إثم في شيء من ذلك ، لأنه لم يؤاجرها لذلك ، والمعصية في فعل المستأجر ، وفعله دون قصد رب الدار ؛ فلا إثم على رب الدار في ذلك

Tidak mengapa seorang muslim menyewakan rumah untuk kafir dzimmi (kafir yang dilindungi) sebagai tempat tinggalnya. Jika orang tersebut nantinya minum khamr di sana, atau menyembah salib, atau memasukan babi kedalam rumahnya, maka muslim tersebut tidak mendapatkan dosa atas itu semua,*karena muslim tadi tidak menyewakan rumahnya untuk hal-hal tadi, dan kemaksiatan tersebut adalah perbuatan penyewa, yang mana ia melakukannya tanpa ada keinginan dari pihak yang menyewakan. Sehingga pemilik rumah/kos tidak berdosa atas perbuatannya“.
[Al-Mabsuth (16/39)] Diringkas dari: https://islamqa.info/ar/answers/221522/ما-حكم-تاجير-العقار-لمن-يفعل-فيه-المنكرات

Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc حفظه الله
📆 Selasa, 19 Rajab 1440 H / 26 Maret 2019 M

Ustadz Ratno, Lc.

Beliau adalah alumni Arabic Language Institute, King Saud University Riyadh Saudi Arabia Tahun 2013. Alumni S1 Jurusan Hadits, Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Tahun 2014-2018. Begitu juga alumni S2 Study Qur'an Hadits UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2019-2021. Aktivitas beliau sekarang adalah sebagai Dewan Pembina Yayasan Anak Muslim Ceria. Pengisi Kajian Radio Muslim Yogyakarta. Pengajar Ma'had Al-Ilmi Yogyakarta, Ma'had Darussalam Asy-Syafi'i Yogyakarta, dan beberapa kajian online maupun offline di Yogyakarta dan sekitarnya.

Related Articles

Back to top button