KonsultasiMuamalah

Hukum Menjahit dan Menjual Baju Wanita

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Hukum Menjahit dan Menjual Baju Wanita

Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang hukum menjahit dan menjual baju wanita, selamat membaca.

Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الر حيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, Alhamdulillah saya bisa jahit, Jadi sekarang ini saya mau buka usaha jahit.
Saya ingin bertanya, Apa aja syarat kita menjahit pakaian, harus mesti syar’i atau bagaimana?
Apakah diperbolehkan menjahit baju kantor, baju kurung dan kebaya ustadz?

Mohon jawabannya ustadz, jazakallahu khoyron.

Tanya Jawab AISHAH – akademi shalihah
(Disampaikan Oleh Fulanah – SahabatAISHAH)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

alhamdulillāh wa shalātu wa salāmu ‘alā rasūlillāh.

Ada sebuah kaedah yang ditetapkan oleh para ulama:

ﺍَﻷَﺻْﻞُ ﻓِﻰ ﺍْﻷَﺷْﻴَﺎﺀِ ﺍْﻹِ ﺑَﺎ ﺣَﺔ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪُ ﻝَّ ﺍْﻟﺪَّﻟِﻴْﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺘَّﺤْﺮِﻳْﻢِ

“Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat (selain ibadah) adalah mubah/boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya”

Maka dari kaedah ini, anda tinggal melihat apakah ada dalil yang melarang atau tidak, kalau tidak ada maka semua jenis pakaian pada asalnya boleh, seperti baju kantor, baju kebaya, baju kurung.
Namun, jika:

1. ada seseorang minta tolong menjahitkan kebaya, dan kita tahu/yakin/ kemungkinan besar, kebaya tersebut akan dipakai diluar rumah, maka tidak boleh kita menjahitkan untuk wanita tersebut, karena akan jatuh dalam larangan Allah:

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.”
(QS Al-Ma’idah ayat 2)

Baca Juga:  "Kehidupan Hanya Kesenangan"?

Begitu juga dengan pakaian “u can see” yang memperlihatkan lekuk tubuh dan lainnya.

2. Pakaian tersebut menjadi ciri khas orang kafir, maka tidak boleh menjahitkannya, maka termasuk dalam hadits rasulullah ﷺ:

من تشبه بقوم فهو منهم

“Siapa yang meniru suatu kaum, maka dia bagian dari kaum tersebut”
(Abu Dawud: 3512)

 

Wallahu a’lam,
Wabillahit taufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Jum’at, 06 Muharram 1441 H / 06 September 2019 M



Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى 
klik disini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Muhammad Ihsan, S.Ag., M.HI.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2011 – 2015, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2016 – 2021 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Syaikh Sulaiman & Syaikh Sholih As-Sindy di Malang 2018, Beberapa dars pada dauroh Syaikh Sholih Al-’Ushoimy di Masjid Nabawi, Dauroh Masyayikh Yaman tahun 2019, Belajar dengan Syaikh Labib tahun 2019 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kegiatan bimbingan islam

Related Articles

Back to top button