
Tidak Mengerjakan Sholat Karena Ketiduran, Apakah Qadha Semuanya?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan pembahasan tentang Tidak Mengerjakan Sholat Karena Ketiduran, Apakah Qadha Semuanya? Selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalamualikum ustadz, ingin bertanya mengenai pembahasan mengenai syarat-syarat sah sholat dan seseorang lupa mengerjakan shalat karena ketiduran maka wajib mengqadha’nya segera dan sesuai urutan, contohnya apabila ketiduran dari jam 5 pagi sampai besok 24 jam, maka bagaimana cara menunaikan sesuai urutan sholat 5 waktu nya dalam satu waktu ustadz?
Ditanyakan oleh Santri Mahad BIAS
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh
Bismillah
Terkait dengan orang yang tertidur atau pingsan atau lupa, maka sholatnya ketika ia tersadar dari semua perbuatan tersebut. Qodho/mengganti sholat, dimana sholat dikerjakan setelah keluar dari waktunya maka cara pelaksanaannya di urutkan sesuai dengan urutan shalat yang ditinggalkannya.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَسِيَ صَلاَةً فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهَا لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ وَ تَلاَقَوْلَهُ تَعَالَى (وَأَقِمِ الصًّلاَةََ لِذِكْرِي) وَلِمُسْلِمٍ : مَنْ نَسِيَ صَلاَةً أَوْ تَسامَ عَنْهَا فَكَفَرَ تُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا أخرجه البخاري (597)، ومسلم (684)
“Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata. ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa lupa shalat, hendaklah dia mengerjakannya ketika mengingatnya, tiada kafarat baginya kecuali yang demikian itu’. Lalu beliau membaca firman Allah. ‘Dan, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku’”. Dalam riwayat Muslim disebutkan. Barangsiapa lupa shalat atau tertidur sehingga tidak mengerjakannya, maka kafaratnya ialah mengerjakannya selagi mengingatnya”.
Berkata syekh bin Baaz rahimahullahu ta`ala,”
يقول ﷺ: من نام عن الصلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها، لا كفارة لها إلا ذلك فإذا نام الإنسان عن الفجر صلاها إذا استيقظ، ولو في الضحى ولو الظهر متى استيقظ صلاها، أو شغل عنها نسيها، صار مشغولًا بأشياء ونسي الظهر أو العصر، متى انتبه وذكر بادر بالصلاة، ولو مضى على ذلك يوم، أو يومان أو أكثر، متى ذكر وجب عليه البدار بالصلاة.
أما التعمد فلا يجوز، ليس له أن يتعمد ترك الصلاة عن وقتها، لا ظهر ولا عصر ولا مغرب ولا عشاء ولا فجر، يجب أن يصليها في الوقت، إلا إذا كان مسافرًا أو مريضًا، لا بأس أن يجمع بين الصلاتين، في المغرب، والعشاء، والظهر، والعصر.
أما إنسان مقيم صحيح فليس له أن يجمع بين الصلاتين، وليس له أن يؤخر الصلاة عن وقتها، بل يجب عليه وجوبًا؛ أن يصليها في وقتها. نعم.
“Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Barangsiapa tertidur atau lupa dari shalat, maka hendaknya ia shalat ketika mengingatkannya, tidak ada kaffarat (penghapus kesalahan tersebut) kecuali dengan melakukannya. Maka bila seseorang tertidur dari shalat fajar maka ia menjalankannya kapan ia terbangun. Walaupun terbangun di waktu dhuha, bahkan di waktu dhuhur. Maka kapanpun ia bangun ia harus melakukan shalat. Atau ketika ia lupa karena kesibukan, ketika ia teringat maka ia lakukan. Kesibukan terhadap sesuatu sehingga ia lupa shalat dhuhur atau asahar, maka kapan ia tersadar dan teringat maka ia jalankan. Pun bila terlewat sehari atau dua hari atau lebih maka kapan ia teringat, wajib atasnya segera menjalankan shalatnya (yang tertinggal).
Jika seorang sengaja (meninggalkan shalat) maka tidak boleh, tidak boleh menyengaja meninggalkan shalat dari waktunya. Baik shalat dhuhur, ashar, maghrib, isya ataupun shalat subuh, wajib menjalankannya sesuai waktunya.
Kecuali dalam keadaan safar atau sakit, boleh menjamak diantara dua shalat, shalat maghrib bersama isya dan dhuhur bersama ashar..
Adapun seseorang yang tidak safar dan sehat maka tidak boleh menggabungkan dua shalat, begitu pula tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya, bahkan wajib untuk shalat pada waktunya.”
https://binbaz.org.sa/fatwas/13613/
Wallahu ‘Alam
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Rabu, 29 Rabiul Akhir 1444H / 24 November 2022 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di sini