KonsultasiMuamalah

Penjelasan Hadits Larangan Jual Beli di Masjid

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Penjelasan Hadits Larangan Jual Beli di Masjid

Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz ijin bertanya tentang hadist berikut.

“Bila engkau mendapatkan orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak memberikan keuntungan pada perniagaanmu.’ Dan bila engkau menyaksikan orang yang mengumumkan kehilangan barang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang.”
(HR. Tirmidzi no. 1321)

Berdasarkan hadist di atas, bagaimana dengan kondisi di luar Masjidil Haram ? Di menara zam-zam selain hotel juga ada mall dan tempat makan sebagai tempat perniagaan. Lokasinya juga menurut saya masih masuk dalam lingkungan masjidil Haram. Karena di dalam mal pada saat shalat jamaah membuat shaf di situ. Mohon arahannya. Syukran jazaakallohu khoyron Ustadz

(Disampaikan oleh Admin BiAS)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Tentang hadits riwayat Imam Tirmidzi yang terdapat dalam image dakwah BiAS, secara umum Insya Alloh tidak ada kerancuan karena lafalnya adalah di dalam Masjid. Muncul pertanyaan ketika pada judul tertulis ‘Larangan Jual Beli di Masjid atau di Lingkungan Masjid’, dan inilah yang jadi bahasan kita, apakah status lingkungan Masjid (halaman) termasuk bagian dari Masjid atau bukan.

Ada silang pendapat di kalangan para ulama, ada yang mengatakan lingkungan masjid itu termasuk bagian dari Masjid, dan ada yang mengatakan tidak termasuk bagian dari Masjid.

Pendapat yang paling tepat dalam hal ini Insya Alloh adalah dengan merinci apakah masjid tersebut memiliki batasan (pagar/pemisah) atau tidak. Jika masjid memiliki pagar maka halaman masjid yang berada di dalam pagar adalah bagian dari masjid, sehingga berlaku padanya segala ketentuan-ketentuan untuk masjid semisal jual beli dan i’tikaf, sejalan dengan kaidah :

الحَرِيمُ لَهُ حُكْمُ مَا هُوَ حَرِيمٌ لَهُ

“Lingkungan di sekitar tempat tertentu memiliki hukum yang sama dengan tempat tertentu tersebut”
(Al-Asybah wan Nazhoir, Imam As-Suyuthi, hal 125)

Sebaliknya, apabila masjid tidak memiliki pagar maka halaman masjid tidak termasuk bagian masjid jika ada hal yang memisahkannya dengan masjid seperti fasum (fasilitas umum), misal dengan adanya tempat parkir umum, taman bunga umum, jalan setapak umum, apalagi jalan raya yang jelas-jelas untuk umum. Maka yang demikian ini halaman masjid tidak dinilai sebagai bagian dari masjid. Inilah pendapat yang dinilai tepat oleh Syaikh Ibnu Baz dan Lajnah Daimah.

Adapun jika ada masjid yang tidak memiliki pagar namun memiliki beberapa jenis halaman, ada halaman dalam (lebih kecil, menempel masjid), dan ada halaman luar (yang lebih luas, tidak menempel atau lebih jauh dari masjid), anggaplah seperti yang kita lihat di Masjidil Harom. Di sekelilingnya (teras atau pelataran, menempel dengan masjid) terdapat sarana prasarana milik masjid yang berhubungan dengan prosesi ibadah, seperti tempat wudhu, air minum zam-zam, dll. Maka ini dihukumi bagian dari masjid. Sementara sekeliling jauh masjid (yang sudah tidak menempel dengan masjid, masuk ranah fasum) tidak lagi dihukumi bagian dari masjid (walau jika jama’ah meluber pasti juga akan dipakai untuk sholat). Inilah yang kita lihat saat ini dengan banyaknya toko berlomba-lomba menjualkan barang dagangannya.

Hal ini Insya Alloh sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Syeikh Ali Hasan Al Halabi hafizhohulloh, beliau pernah ditanya.

يقول ما حكم البيع في ساحة المسجد -مع العلم بوجود مرافق تابعة للمسجد مثل المطهرة وأقسام قرآنية-؟

“Apa hukum jualan di halaman masjid? Perlu diketahui bahwa di halaman masjid terdapat sarana prasarana masjid seperti tempat wudhu dan tempat pembelajaran Al-Qur’an (TPA)”

Beliau menjawab :

لا يجوز، يقول النبيُّ -عليه الصَّلاة والسَّلام-: ”إذا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَبتاعُ في المَسجِدِ، فَقُولوا لَهُ: لا أَربَحَ اللهُ تِجارَتَك

“Tidak boleh. Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat ada orang yang berjualan di masjid maka doakanlah ‘Semoga Alloh tidak memberi untung dalam jual belimu’”

sumber : http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?p=71037#post71037

 

Wallahu A’lam,
Wabillahittaufiq.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Senin, 20 Syawal 1440 H/ 24 Juni 2019 M



Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI IMAM SYAFI’I Kulliyyatul Hadits, dan Dewan konsultasi Bimbingan Islam,
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله  
klik disini

Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, S.Ag., M.Ag.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Hadits 2010 - 2014, S2 UIN Sunan Kalijaga Qur’an Hadits 2015 - 2019 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dynamic English Course (DEC) Pare Kediri, Mafatihul Ilmi (Ustadz Dzulqarnaen) sedang diikuti | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kuliah Pra Nikah Naseeha Project

Related Articles

Back to top button