IbadahKonsultasi

Makna Dan Cara Mengetahui Syubhat

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Makna Dan Cara Mengetahui Syubhat

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Makna Dan Cara Mengetahui Syubhat, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Di kitab 20 kiat sukses memahami ilmu, kiat pertama halaman 9. Di sebutkan : poin pertama perkara pokok menjadikan hati yang suci adalah menyucikan hati dari kotornya syubhat. Bisakah tolong dijelakan lebih detil dan contohnya tentang syubhat terebut seperti apa ?

جزاك اللهُ خيراً

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

Makna syubhat : dari kalimat isytabaha yashtabihu yang artinya mirip atau serupa atau samar.

Lihat sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam hadits riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ: فَهُوَ مِنْهُمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”

Nabi memakai istilah isytabaha bagi mereka yang menyerupai suatu kaum .

Maka apa yang dimaksud syubhat? Syubhat adalah suatu perkara yang masih samar hukumnya bagi orang awam atau suatu perkara yang hampir mirip dengan kebenaran dan sebenarnya ia adalah sesuatu yang jauh dari kebenaran.

Maka kita harus berusaha untuk meninggalkan perkara perkara yang syubhat, karena apabila tidak akan sangat mudah terjatuh pada keharaman.

Lihat arahan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :

إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِى الْحَرَامِ كَالرَّاعِى يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ

“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)

Baca Juga:  Apakah Surga Dan Neraka  Sudah Berpenghuni?

‌Dan penyakit syubhat (pemahaman dan pemikiran yang menyimpang) dan keragu-raguan tidak ada jalan untuk mengetahuinya kecuali dengan kita mempelajari ilmu yang benar berlandaskan Al Qur’an dan hadits dengan guru yang sudah mendalami ilmu agama dengan para ulama.

Contoh pertama dari perkara yang syubhat:

Seperti pemahaman Islam liberalisme yang menyatakan semua agama itu sama dengan dalih bahwa setiap agama itu bagaikan kendaraan yang berbeda beda dengan tujuan yang sama. Maka secara logika itu masuk akal akan tetapi ini adalah syubhat karena tidak sesuai dengan keyakinan kita yaitu firman Allah:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.” [Ali ‘Imran/3: 19]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran/3: 85].

Contoh yang kedua dari perkara syubhat :

Seperti pemahaman orang Islam yang berpahaman liberalisme mereka mengatakan “tidak perlu sholat selama masih mengingat Allah dan menyakini-Nya”, dengan dalih firman Allah:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini” [Q.S Al-Hijr Ayat: 99]

Mereka memahami Al yaqin adalah keyakinan dan mengingat Allah dan hal ini tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan di dalam kitab-kitab tafsir para ulama yang dimaksud dengan Al yaqin adalah Al maut yaitu kematian Dan inilah yang benar.

Dan masih banyak lagi contoh-contoh terkait dengan syubhat-Syubhat pemahaman yang tidak tepat.

Semoga Allah selalu memberikan bimbingan-Nya kepada kita agar terus berada di jalan yang lurus dan di jauhkan dari syubhat-syubhat yang menyambar-nyambar.

Waallahu ‘alam bisowab.

Dijawab dengan ringkas oleh: 
Ustadz Agung Argiansyah, Lc. حافظه الله

Related Articles

Back to top button