Fiqih

Membaca Dzikir Pagi Petang Saat Haid

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Membaca Dzikir Pagi Petang Saat Haid

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Membaca Dzikir Pagi Petang Saat Haid selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.. izin bertanya ustadz.. 1. jika kita tidak memiliki wudhu (atau berhadst kecil) apa boleh zikir pagi petang dan membaca mushhaf? 2. Jika kita sedang haid apa boleh mengajarkan baca iqro atau Al-Qur’an dan ikut membacanya? Pernah mendengar boleh baca Alquran tapi Al-Qur’an nya yang ada tafsirnya.. bagaimana ustad.. jazakallah Khair atas jawabnnya

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh

Diperbolehkan seseorang di dalam membaca doa dan dzikir tidak dalam keadaan berwudhu, bahkan dalam keadaan haid termasuk di dalamnya dzikir pagi, sore dan yang lainnya.

Dikatakan di dalam fatwa islam bahwa,”

الحائض تفعل جميع العبادات إلا الصلاة والصيام والطواف بالكعبة والاعتكاف في المسجد

“Wanita haid boleh melakukan semua bentuk ibadah, kecuali shalat, puasa, tawaf di ka’bah, dan i’tikaf di masjid.” (Fatwa Islam no. 26753)

Syekh Ibnu Baz pernah ditanya tentang hukum membaca doa ketika haji bagi wanita haid. Jawaban beliau,

لا حرج أن تقرأ الحائض والنفساء الأدعية المكتوبة في مناسك الحج

“Tidak masalah, wanita haid atau nifas untuk membaca doa-doa dalam buku ketika manasik haji.” (Fatawa Islamiyah, 1/239)

Adapun terkait wanita haid apakah boleh membaca alquran apa tidak, para ulama terdapat khilaf dalam masalah ini, antara yang membolehkan wanita yang sedang haid membaca alquran, baik secara langsung dari alquran ataupun tidak secara langsung.

Baik karena sebab , semisal takut hafalannya hilang atau akan mengajari alquran atau bahkan tanpa ada sebab tertentu sehingga ia ingin membaca alquran.

Hal ini kembali perbedaan ulama dalam menafsirkan ayat ayat terkait sucinya alquran, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firmanNya ,”

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ (79)

Baca Juga:  Tidak Mampu Duduk Tawarruk, Bolehkah Iftirasy?

“Sesungguhnya Al-Qur`an adalah bacaan yang sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara (di Lauhul Mahfudz). Tidak menyentuhnya kecuali orang yang disucikan.” (QS. Al-Waqi’ah : 77-79).

Apakah yang dimaksudkan dengan orang yang disucikan adalah malaikat? Atau orang yang suci/tidak berhadas? Ada perbedaan di dalam menafsirkannya.

Dari perbedaan yang ada, dari dalil dan hujjah yang kami ringkaskan dari berbagai sumber, maka yang kami pilih adalah pendapat yang membolehkan seorang wanita untuk berdzikir dalam setiap keadaannya, baik dengan ayat ayat alquran ataupun dari dzikir dzikir lainnya, juga membaca alquran dari mushaf atau dengan alquran terjemah.

Namun sebaiknya ketika membaca alquran ia membacanya tanpa harus menyentuh mushaf secara langsung, atau ia baca dari hp atau darimedia lainnya.

Sebagaimana yang di jelaskan oleh Syeikh Bin Baz rahimahullah ta`ala:

يجوز للحائض والنفساء قراءة القرآن في أصح قولي العلماء ؛ لعدم ثبوت ما يدل على النهي عن ذلك بدون مس المصحف، ولهما أن يمسكاه بحائل كثوب طاهر ونحوه، وهكذا الورقة التي كتب فيها القرآن عند الحاجة إلى ذلك

“Boleh bagi wanita haid dan nifas untuk membaca Al-Quran menurut pendapat yang lebih shahih dari 2 pendapat ulama, karena tidak ada dalil yang melarang, namun tidak boleh menyentuh mushaf, dan boleh memegangnya dengan penghalang seperti kain yang bersih atau selainnya, dan boleh juga memegang kertas yang ada tulisan Al-Quran (dengan menggunakan penghalang) ketika diperlukan” (Fatawa Syeikh Bin Baz 24/344).

Wallahu a`lam.

Silahkan juga baca permasalahan semisal pada link berikut: https://bimbinganislam.com/baca-alquran-di-hp-saat-haid-apa-boleh/

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Selasa, 21 Sya’ban 1444H / 14 Maret 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button