Curhat Kepada Suami Tentang Orang Tua Apakah Boleh?

Curhat Kepada Suami Tentang Orang Tua Apakah Boleh?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan pembahasan tentang apakah curhat kepada suami tentang orang tua apakah boleh? Selamat membaca.
Pertanyaan:
Curhat kepada suami tentang orang tua apakah boleh?
(Ditanyakan oleh Sahabat BIAS via Instagram Bimbingan Islam)
Jawaban:
Kalau seandainya maksud dari curhat adalah hanya sekadar berkeluh kesah dan mengadu, lebih baik ditahan, bersabar dan disampaikan dalam panjatan do’a kepada Allah ﷻ. Seorang muslim yang beriman bahwa hanya Allah lah yang berkuasa atas segala sesuatu haruslah melatih dirinya untuk selalu bergantung hanya kepada Allah ﷻ, sebagaimana perkataan nabi Ya’qub yang diabadikan Allah ﷻ di dalam alquran, setelah beliau tertimpa musibah bertubi-tubi:
﴿قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ ….. (٨٦) ﴾
“Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku……” (QS. Yusuf : 86).
Namun, jika maksud dari bercerita adalah untuk mendapatkan arahan dan nasihat dari sang suami, karena beliau adalah orang yang bijak, maka insya Allah tidak mengapa, karena tujuannya bukanlah sekedar berkeluh kesah, tetapi lebih kepada mendapatkan nasihat.
Syaikhul islam ibnu Taimiyyah berkata:
بل كثير من الناس يشكو ما به، وهذا على وجهين: فإن شكا ذلك إلى طبيب يعرف طب النفوس ليعالج نفسه بعلاج الإيمان فهو بمنزلة المستفتي وهذا حسن، وإن شكا إلى من يعينه على المحرم فهذا حرام، وإن شكا إلى غيره لما في الشكوى من الراحة كما أن المصاب يشتكي مصيبته إلى الناس من غير أن يقصد تعلم ما ينفعه ولا الاستعانة على معصية فهذا ينقص صبره، لكن لا يأثم مطلقا إلا إذا اقترن به ما يحرم كالمصاب الذي يتسخط
“Kebanyakan manusia suka mengadukan permasalahannya kepada orang lain, ini ada dua jenisnya: apabila dia mengadu kepada seorang dokter kejiwaan yang mengobatinya dengan pengobatan iman, maka dia sama seperti orang yang sedang meminta fatwa, dan ini satu hal yang bagus.
Apabila dia mengadu kepada seseorang yang akan menjerumuskannya kepada perbuatan yang haram, hukumnya haram. Apabila dia mengadu kepada orang lain karena bisa memberikan ketenangan, seperti seorang yang ditimpa musibah lalu menceritakannya kepada manusia tanpa ada maksud untuk mengetahui hal yang bermanfaat dan tidak juga untuk meminta tolong dalam kemaksiatan, orang seperti ini kurang sabarnya, namun tidak berdosa kecuali diiringi perbuatan yang diharamkan, seperti tidak ridha saat ditimpa musibah.” (Majmu’ Fatawa: 14/208).
Perlu ditekankan di sini, jika suami bukanlah orang yang bijak dan malah membuat anda dan suami membenci orang tua, tentu sangat tidak disarankan untuk menceritakannya kepada suami, dan carilah orang yang bisa memberikan nasihat kepada kita.
Wallahu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Rabu, 9 Jumadil Akhir 1443 H/ 12 Januari 2022 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini