Lafadz Takbir Hari Raya ‘Ied

Lafadz Takbir Hari Raya ‘Ied
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Lafadz Takbir Hari Raya ‘Ied. selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semoga Allah senantiasa memberikan keistiqomahan kepada ustadz dan keluarga. Ana mau bertanya tentang tambahan lafadz takbir yang disunnahkan seperti dibawah ini dari pandangan Imam Syafi’i Rahimahullah. Apakah ini shahih?
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, LAA ILAHA ILLALLAH, ALLAHU AKBAR, WA LILLAHIL HAMD.
Imam Syafii rahimahullah berkata jika takbir di atas sudah diucapkan tiga kali, maka ada tambahan:
ALLAHU AKBAR KABIIRO, WALHAMDULILLAHI KATSIIRO, WA SUBHAANALLAHI BUKROTAW-WA-ASHIILAA. LAA ILAHA ILLALLAH. WA LAA NA’BUDU ILLAA IYYAH, MUKHLISHIINAA LAHUD DIIN WA LAW KARIHAL KAAFIRUUN. LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAH, SHODAQO WA’DAH, WA NASHORO ‘ABDAH, WA HAZAMAL AHZAABA WAHDAH. LAA ILAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR. Jazakallahu khairan
Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh
Semoga Allah memberikan taufik dan rahmatNya kepada kita semua. Perintah untuk bertakbir pada dua hari raya bersifat muthlak atau tidak dibatasi dengan lafadz takbir tertentu. Allah ﷻ berfirman:
….. وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“…Hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Albaqarah: 185).
Dan inilah yang dipahami oleh salaf dan para imam setelah mereka, sehingga banyak takbir-takbir yang diriwayatkan dari mereka dengan lafadz yang berbeda-beda. Oleh karenanya, masalah lafadz takbir ini termasuk perkara yang luas, boleh bagi seseorang mengikuti lafadz takbir yang mana pun.
Ash-Shan’any berkata:
وفي الشرح صفات كثيرة واستحسانات عن عدة من الأئمة ، وهو يدل على التوسعة في الأمر وإطلاق الآية يقتضي ذلك
“Dalam pembahasan ini banyak sifat dan lafadz-lafadz takbir yang dianggap baik oleh para imam, yang menunjukkan akan lapangnya persoalan ini. Keumuman ayat menunjukan hal tersebut” (Subulussalam 1/438).
Sahnun berkata kepada Ibnul Qasim:
فَهَلْ ذَكَرَ لَكُمْ مالِكٌ التَّكْبِيرَ كَيْفَ هُوَ؟
“Apakah Malik menyebutkan kepada kalian bagaimana lafadz takbir?”
Ibnul Qasim menjawab:
قالَ: لا، قالَ: وما كانَ مالِكٌ يَجِدُ فِي هَذِهِ الأشْياءِ حَدًّا والتَّكْبِيرُ فِي العِيدَيْنِ جَمِيعًا سَواءٌ.
“Tidak ada. Malik tidak pernah menetapkan lafaz tertentu dalam persoalan ini, dan ini berlaku pada dua shalat ‘ied.” ( AlMudawwanah : 1/245).
Jadi, lafaz takbir tidak termasuk dalam zikir yang dimaksudkan lafaznya dalam peribadahan, seperti lafaz zikir di dalam shalat, namun, masuk dalam lafaz zikir yang berifat umum yang dimaksudkan padanya makna yang dikandung pada lafaz tersebut.
Berdasarkan hal inilah imam Syafi’I mengatakan tidak mengapa adanya tambahan tersebut. Beliau berkata:
وإنْ زادَ فَقالَ: اللَّهُ أكْبَرُ كَبِيرًا، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلًا اللَّهُ أكْبَرُ، ولا نَعْبُدُ إلّا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدَّيْنَ، ولَوْ كَرِهَ الكافِرُونَ لا إلَهَ إلّا اللَّهُ وحْدَهُ صَدَقَ وعْدَهُ، ونَصَرَ عَبْدَهُ، وهَزَمَ الأحْزابَ وحْدَهُ لا إلَهَ إلّا اللَّهُ، واَللَّهُ أكْبَرُ «فَحَسَنٌ
“Apabila orang yang bertakbir menambahkan: ALLAHU AKBAR KABIIRO, WALHAMDULILLAHI KATSIIRO, WA SUBHAANALLAHI BUKROTAW-WA-ASHIILAA. LAA ILAHA ILLALLAH. WA LAA NA’BUDU ILLAA IYYAH, MUKHLISHIINAA LAHUD DIIN WA LAW KARIHAL KAAFIRUUN. LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAH, SHODAQO WA’DAH, WA NASHORO ‘ABDAH, WA HAZAMAL AHZAABA WAHDAH. LAA ILAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR. Maka ini hal yang baik.”
(Al-Umm : 1/286).
Ditambah, Abu Ishaq Asy-Syirazi mengatakan ada riwayat dari nabi Muhammad ﷺ tentang tambahan tersebut, beliau berkata:
لأن النبي ﷺ قال ذلك على الصفا
“Karena Nabi Muhammad ﷺ mengucapkan lafadz tersebut saat berada diatas Safa.” (Al-Muhadzdzab: 1/227).
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Kamis, 27 Syawwal 1444 H/ 18 Mei 2023 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini