Penjelasan Tentang 70.000 Orang Masuk Surga Tanpa Hisab

Penjelasan Tentang 70.000 Orang Masuk Surga Tanpa Hisab
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Penjelasan Tentang 70.000 Orang Masuk Surga Tanpa Hisab. selamat membaca.
Pertanyaan:
assalamualaikum Ustadz mau nanya. Apakah benar yang bisa masuk surga hanya 70.000 orang saja?
Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh
Penanya yang semoga dimuliakan oleh Allah ﷻ.
Pertama, yang harus kita pahami adalah surga itu sangat luas, seluas langit dan bumi, Allah ﷻ berfirman:
سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid: 21).
Sangat tidak masuk akal jika surga yang seluas langit dan bumi dan Pemiliknya, yaitu Allah ﷻ juga memiliki sifat pengampun dan penyayang, tetapi yang bisa masuk ke surge hanya tujuh puluh ribu orang dari zaman nabi Adam sama manusia terakhir nanti.
Kedua, kemungkinan penanya salah menerima ataupun memahami informasi yang didengar. Karena pembahasan yang disebutkan dalam hadits nabi ﷺ adalah perihal orang-orang yang bisa masuk surga tanpa hisab atau tanpa dimintai pertanggungjawaban amal, bukan perihal orang yang bisa masuk surga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَجَعَلَ النبيُّ والنَّبيَّانِ يَمُرُّونَ معهُمُ الرَّهْطُ، والنَّبيُّ ليسَ معهُ أحَدٌ، حتَّى رُفِعَ لي سَوَادٌ عَظِيمٌ، قُلتُ: ما هذا؟ أُمَّتي هذِه؟ قيلَ: بَلْ هذا مُوسَى وقَوْمُهُ، قيلَ: انْظُرْ إلى الأُفُقِ، فَإِذَا سَوَادٌ يَمْلَأُ الأُفُقَ، ثُمَّ قيلَ لِي: انْظُرْ هَاهُنَا وهَاهُنَا في آفَاقِ السَّمَاءِ، فَإِذَا سَوَادٌ قدْ مَلَأَ الأُفُقَ، قيلَ: هذِه أُمَّتُكَ، ويَدْخُلُ الجَنَّةَ مِن هَؤُلَاءِ سَبْعُونَ ألْفًا بغَيرِ حِسَابٍ. ثُمَّ دَخَلَ ولَمْ يُبَيِّنْ لهمْ، فأفَاضَ القَوْمُ، وقالوا: نَحْنُ الَّذِينَ آمَنَّا باللَّهِ واتَّبَعْنَا رَسولَهُ، فَنَحْنُ هُمْ، أوْ أوْلَادُنَا الَّذِينَ وُلِدُوا في الإسْلَامِ؛ فإنَّا وُلِدْنَا في الجَاهِلِيَّةِ، فَبَلَغَ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فَخَرَجَ،
“Diperlihatkan kepadaku keadaan manusia pada hari kiamat. Ada seorang atau dua orang nabi yang jumlah pengikutnya hanya tiga sampai sepuluh orang, ada pula nabi yang tidak memiliki pengikut sama sekali, sampai aku melihat kumpulan manusia yang sangat banyak, akupun berkata: apa ini? apakah mereka adalah umatku?. Lalu dikatakan kepadaku: bukan, ini adalah Musa dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk sana.
Ternyata ada kumpulan orang yang begitu banyak yang menutupi ufuk, lalu dikatakan lagi kepadaku: lihatlah ke ufuk sana dan sana, ternyata ada lagi kumpulan manusia yang menutupi ufuk. semua ini adalah umatmu, diantara mereka ada tujuh puluh ribu orang masuk surga tanpa dihisab.”
Kemudian Rasulullah ﷺ masuk ke dalam rumah beliau tanpa menjelaskan sifat tujuh puluh ribu orang tersebut.
Diantara para sahabat ada yang berkata: maksudnya adalah kita yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasulNya, atau mungkin mereka adalah anak-anak yang lahir dalam keadaan islam, sedangkan kita lahir dalam keadaan jahiliyah.
Desas-desus tersebut sampai kepada rasulullah ﷺ, sehingga beliaupun keluar lalu bersabda:
فَقالَ: هُمُ الَّذِينَ لا يَسْتَرْقُونَ، ولَا يَتَطَيَّرُونَ، ولَا يَكْتَوُونَ، وعلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ، فَقالَ عُكَاشَةُ بنُ مِحْصَنٍ: أمِنْهُمْ أنَا يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: نَعَمْ، فَقَامَ آخَرُ فَقالَ: أمِنْهُمْ أنَا؟ قالَ: سَبَقَكَ بهَا عُكَّاشَةُ.
“Mereka adalah orang yang tidak minta ruqyah, tidak melakukan tathayyur (Memprediksi kesialan dengan burung dan benda lainnya), tidak melakukan pengobatan dengan kai (pengobatan besi panas), mereka adalah orang-orang yang bertawakal kepada Rabb mereka.”
Ukasyah pun berkata: Apakah aku termasuk diantara mereka duhai rasulullah? Beliau ﷺ bersabda: “iya”. Sahabat lain pun berkata: apakah aku termasuk duhai rasulullah? Beliau ﷺ bersabda: “Ukasyah sudah mendahuluimu”. (HR. Bukhari no.5752).
Jadi yang dimaksud tujuh puluh ribu orang tersebut, bukan jumlah penduduk surga, namun penduduk surga yang mendapatkan keistimewaan untuk bisa langsung memasuki surga tanpa ada hisab.
Kemudian ada lagi hadits lain yang berisikan kabar gembira untuk umat ini, bahwa umat ini merupakan 2/3 penghuni surga. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَهْلُ الْجَنَّةِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ صَفٍّ ثَمَانُونَ مِنْهَا مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ وَأَرْبَعُونَ مِنْ سَائِرِ الأُمَمِ
“Penduduk surga itu ada seratus dua puluh shaf, delapan puluh shaf dari umat ini sedangkan empat puluh shaf dari seluruh umat lainnya.” (HR. Tirmizi no. 2546).
Ketiga, satu-satunya kunci untuk memasuki surga Allah adalah mentauhidkanNya, menjadikanNya satu-satu tujuan dalam peribadahan, karena hal inilah menjadi sebab penciptaan kita dimuka bumi ini, Allah ﷻ berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai salah satu penduduk surgaNya. Aamiin.
Wallahu A’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Kamis, 27 Syawwal 1444 H/ 18 Mei 2023 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini