Keutamaan Sholawat Nabi Muhammad Beserta Lafadznya

Keutamaan Sholawat Nabi Muhammad Beserta Lafadznya
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Keutamaan Sholawat Nabi Muhammad Beserta Lafadznya. selamat membaca.
Pertanyaan:
Bismillah, Semoga Allah senantiasa memberkahi ustadz Izin bertanya ustadz, Ketika hari Jum’at, kita disunnahkan untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi. Apa saja bacaan shalawat yg disunnahkan untuk dibaca di hari Jum’at tersebut ustadz? Jazaakumullahu khairan
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Bismillah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)
Dan juga hadis dari sahabat Aus bin Aus radhiyallallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي يا رسول الله وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد أرمت إن الله تبارك وتعالى حرم على الأرض أَنْ تَأْكُلَ أجساد الأنبياء صلى الله عليهم
“Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jumat, karena itu perbanyaklah membaca shalawat untukku. Sesungguhnya shalawat kalian ditampakkan kepadaku.” Sahabat bertanya,Bagaimana shalawat kami bisa ditampakkan kepada Anda, sementara Anda sudah menjadi tanah (dikubur)?
Beliau menjawab,“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi shallallahu ‘alaihim wa sallam.”(HR. Abu Daud, Nasa’i, Ibn Majah, dan dinyatakan shahih Syaikh Al-Albani)
Dari dalil diatas kita pahami bahwa disunnahkan bagi seorang muslim yang mengaku mentaati Allah dan mencintai rasulnya untuk berusaha memperbanyak mengingat dan melafadzkan nama Allah dan RasulNya di setiap waktunya, terlebih pada waktu waktu tertentu di antara pada malam atau hari jum`at.
Apakah ada lafadz khusus dengan shalawat yang dibaca?
Tidak ada dalil khusus mengenai lafadz yang diperintahkan untuk dibaca pada hari jumat, sehingga para ulama menjelaskan bahwa lafadz shalawat yang di ucapkan kembali kepada lafadz yang telah diajarkan oleh syari`at, baik yang panjang ataupun pendek, sebagaimana di baca dalam keseharian seorang muslim.
Diantaranya bacaan shalawat yang dibaca ketika shalat di dalam tasyahud atau yang dikenal dengan shalawat ibrohimiyyah,
اللهمَّ صلِّ على محمَّد وعلى آل محمَّد، كما صليتَ على إبراهيم وعلى آل إبراهيم؛ إنَّك حميدٌ مجيد. اللهمَّ بارِك على محمَّد وعلى آل محمَّد، كما باركتَ على إبراهيم وعلى آل إبراهيم؛ إنَّك حميدٌ مجيد. رواه البخاري (3370)، ومسلم
اللهمَّ صلِّ على محمَّد وأزواجه وذُريَّته، كما صليتَ على آل إبراهيم، وبارِك على محمَّد وأزواجه وذُريَّته، كما باركتَ على آل إبراهيم؛ إنَّك حميدٌ مجيد. رواه البخاري (3369)، ومسلم (407)،
Atau dengan lafadz shalawat yang lain di luar shalat, semisal dengan mengatakan:
اللهم صلِّ على محمد وآل محمد
Allahumma shalli alaa Muhammad wa Aali Muhammad
اللهم صلِّ على محمد
Allahumma shalli alaa Muhammad
صلى الله عليه وسلم ،
Shallallahu alaihi wa sallam
Maka manapun lafadz yang dibaca maka para ulama menyatakan bahwa perkara ini adalah perkara yang boleh dan fleksibel.
Berkata alhafidz Ibnu Hajar,”
” على أن جماهير العلماء يرون : أن أيّ لفظٍ أدَّى المراد بالصَّلاة عليه أجزأ، أما داخل الصَّلاة؛ فينبغي الاقتصار على المأثور الوارِد ، وعدم النَّقص عنه احتياطا للسُّنَّة والدِّين ، واتِّباعا للوارد عنه عليه الصلاة والسلام.
ومما يلحظ على هذه الصيغة أيضاً أنها مقتصرة على الصلاة دون السلام، والله سبحانه قد أمرنا بأن نجمع بين الصلاة والسلام عليه فقال تعالى : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ) الأحزاب(56 .
وقد نص العلماء على أنه يكره للشخص أن يلتزم دائما ذكر الصلاة دون السلام ، أو ذكر السلام دائما دون الصلاة، أما لو جمعهما ، أو ذكر الصلاة أحيانا، والسلام أحيانا، فإنه يكون ممتثلا للآية .. والله أعلم ينظر : فتح الباري ( 11 / 167 ) .
والله أعلم .
“Mayoritas para ulama melihat bahwa lafadz apapun yang dimaksudkan untuk melakukan shalawat maka telah mencukupi (boleh), adapun di dalam shalat maka selayaknya mencukupkan diri dengan apa yang telah di ajarkan dan tidak menguranginya dalam rangka menjaga sunnah dan agama ini, serta mengikuti apa yang telah di ajarakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi shalaatu wasallam.
Dan perlu juga diperhatikan bahwa bentuk shalawat ini ( walaupun seakan) terbatas atas shalawat tanpa salam, namun Allah subhanahu wataala telah memerintahkan kepada kita untuk menggabungkan antara shalawat dan salam atas beliau.
Sebagaimana firman Allah ta`ala,” Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Dan para ulama telah menyebutkan bahwa dimakruhkan bagi seseorang untuk selalu bershalawat tanpa mengucapkan salam atau menyebutkan salam selalu tanpa bershalawat. Seseorang telah menggabungkan keduanya, bila ia terkadang hanya bershalawat ( saja) atau ia hanya mengucapkan salam (saja) maka masih sesuai/masuk dengan apa yang dimaksudkan dalam ayat… (wallahu a`lam (Fathul baari 11: 166-167)
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Senin, 5 Ramadhan 1444H / 27 Maret 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di