Faedah Hadist

Fawaid Hadist #128 | Tinggalkan Larangan dan Kerjakan Perintah Agama

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Fawaid Hadist #128 | Tinggalkan Larangan dan Kerjakan Perintah Agama

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #128 | Tinggalkan Larangan dan Kerjakan Perintah Agama. Selamat membaca.


[div class=fawaid-hadis]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْه عَنٍ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « دَعُوْنِي مَا تَرَكْتُكُمْ : إِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ سُؤَالِهمْ، وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بأَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baginda Rasul bersabda,

“Biarkanlah aku dengan apa yang aku tinggalkan pada kalian (tidak banyak mempertanyakannya), sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian karena banyaknya pertanyaan dan pertentangan mereka dengan para Nabi mereka, jika aku melarang sesuatu maka tinggalkanlah, dan apa yang aku perintahkan, kerjakan semampu kalian.” (HR. Al-Bukhari, no. 7288 dan Muslim, no. 1337). 

[/div]

Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah – faedah berharga, di antaranya;

1. Segala sesuatu yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus kita jauhi, karena setiap yang dilarang itu adalah perintah untuk meninggalkan. Sementara meninggalkan sesuatu biasanya tidak membutuhkan kesulitan. Setiap orang bisa melakukan tanpa harus susah berusaha, maka setiap yang dilarang harus dihindari selain yang darurat.
Maka sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika aku melarang sesuatu maka tinggalkanlah,” terikat dengan sesuatu yang darurat, jika kondisi mengharuskan melakukan yang haram maka hukumnya menjadi halal dengan dua syarat:

Pertama: Kondisi daruratnya tidak terpenuhi kecuali dengan sesuatu yang haram itu.
Kedua: Melakukan yang haram itu akan meninggalkan daruratnya.

2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan para sahabat, karena mereka sangat semangat ingin mengetahui ilmu dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Mereka bertanya tentang hal-hal yang tidak haram kemudian diharamkan karenanya, atau masalah yang tidak wajib kemudian diwajibkan kerana pertanyaan mereka ini. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk tidak mempermasalahkan setiap yang beliau diamkan dan tidak diperintahkan, tetapi hendaknya memuji Allah Ta’ala dengan nikmat tersebut.

3. Melaksanakan kewajiban hanyalah diwajibkan bagi orang-orang yang mampu melaksanakannya, berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ”Apa yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian”.

4. Bahwasanya manusia memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam menjalankan perintah dan manjauhi larangan.

5. Banyak bertanya adalah sebab kebinasaan, terlebih pada masalah-masalah yang tidak mungkin untuk dicapai, seperti perkara-perkara ghaib, peristiwa hari Kiamat, dan selainnya.

6. Umat-umat terdahulu dibinasakan karena mereka banyak bertanya dan dengan sebab mereka menentang nabi-nabi mereka.

7. Peringatan dari menentang ajaran para nabi, dan yang wajib bagi seorang muslim adalah mengikuti para nabi, meyakini bahwa mereka adalah para imam, hamba dari hamba-hamba Allah, yang Allah muliakan dengan risalah, dan meyakini bahwa penutup mereka adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Allah utus untuk segenap manusia, syariatnya adalah agama Islam yang diridhai oleh Allah Ta’ala untuk para hamba-Nya, dan bahwasanya Allah tidak akan menerima dari seseorang agama selainnya.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.


[div class=fawaid-hadis]

Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman.

Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

*unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabiﷺ).

[/div]

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button