Dakwah Remaja Islami: Karakter Dan Gaya Hidup Pemuda Yang Dirindukan Surga 2

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki adab dan akhlak yang luhur berikut kami sajikan pembahasan tentang Dakwah Remaja Islami: Karakter Dan Gaya Hidup Pemuda Yang Dirindukan Surga( Bagian Terakhir). Silahkan membaca.
Dakwah Remaja: Pemuda Islami Dalam Mengisi Waktu
Waktu remaja bagi kebanyakan orang adalah waktu yang paling mengasyikkan dan mengesankan. Karena, waktu muda ini bagi mereka adalah waktu untuk bersenang-senang dan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang mereka senangi, have fun serta mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Oleh karena itu, seringkali kita temukan para remaja yang suka mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan atau yang mereka penasaran dengannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan yang ada. Mulai dari karakter, sifat, dan latar belakang yang bermacam-macam.
Karena dengan adanya hal ini, kehidupan dunia akan menjadi lebih indah dan agar manusia terutama kaum muslimin bisa saling mengisi kekurangan satu dengan yang lainnya dan saling menguatkan.
Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda :
«الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا»
Artinya : “Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dan beliau merekatkan jari-jemarinya.
(HR. Al-Bukhari, no. 481 dan Muslim, no. 2585).
Akan tetapi dalam faktanya, para pemuda islam dengan berbagai karakter dan sifat yang berbeda tersebut, banyak dari mereka yang tergelincir dalam kesalahan dan kemaksiatan dalam mengisi masa muda mereka.
Berdalih dengan karakter muda, katanya ‘darah membara’ yang ingin mencoba hal-hal baru dan ingin menikmati masa muda, mereka terjang rambu-rambu syari’at agama yang mungkin sudah mereka ketahui.
Padahal dalam menghadapi fase ini, ajaran Islam yang mulia mewanti-wanti setiap insan untuk sungguh-sungguh memperhatikan masa mudanya. Ingatlah pesan Nabi kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara:
waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.”
(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 4/341. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim).
Maka yang perlu ditindaklanjuti oleh setiap da’i, mereka yang mengajak kepada Agama Allah Ta’ala dengan tulus dan bukan mengajak kepada pribadi, khususnya ketika melihat dakwah kepada para remaja, bagaimana cara yang efektif dalam mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar serta mengajarkan mereka ilmu syar’i tanpa adanya paksaan, rasa penghakiman dan juga tidak mendatangkan keberatan hati dari para pemuda tersebut untuk terus menuntut ilmu yang sifatnya fardhu ‘ain (wajib) bahkan kedepannya mereka bisa menjadi pionir dan pelaku utama di dalam dakwah kepada masyarakat secara umum.
sehingga para remaja inilah yang nantinya akan mempengaruhi dan membawa perubahan kebaikan di negara ini, sekarang dan di masa yang akan datang dengan Izin Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa.
Beberapa hal yang bermanfaat dan membawa pengaruh positif bagi remaja, ketika para pegiat dakwah memperhatikan persoalan berikut ini:
1. Bersikap Aktif Dan Mudah Berbaur
Di antara langkah awal bagi keberhasilan suatu dakwah remaja setelah taufiq dari Allah Ta’ala adalah adanya sikap aktif dan mudah berbaur dengan objek dakwah.
kaitannya dengan para remaja, ajaklah mereka untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman. Metode ini bisa dilakukan dengan berbagai hal, baik itu dengan ngajak makan bareng, atau mengundang mereka datang ke rumah untuk berbuka puasa bersama saat bulan Ramadhan, dan lainnya.
Jadikan mereka percaya bahwa anda adalah tempat yang amanah untuk curhat, berbagi cerita baik suka maupun duka, menenangkan di kala mereka gundah, atau sekedar menjadi teman yang baik ketika mereka butuh nasihat dan diskusi. Sehingga manakala mereka sudah merasa nyaman, nasehat apapun yang akan diberikan ia akan mudah untuk menerimanya.
Inilah contoh dari sang teladan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau adalah seorang juru dakwah ulung yang selalu aktif dan mudah berbaur dengan semua golongan, baik tua, muda, maupun dengan anak kecil, serta tidak membedakan tingkatan strata sosial para sahabatnya radhiallahu ‘anhum ajma’in.
2. Fokus Mengkaji Ilmu Agama Yang Prioritas
Sering kita dapati kajian-kajian islam tidak membahas hal-hal yang fundamental dalam agama kita, cenderung bersifat parsial, dan tidak sedikit yang kurang fokus untuk masalah pembenahan aqidah dan perbaikan pondasi iman.
Hal inilah yang menjadi penyebab banyak di antara kaum muslimin tidak memahami agamanya dengan baik, sehingga sebagian mereka merasa bahwa agama Islam terlalu memiliki banyak aturan dan sudah tidak sesuai dengan keadaan jaman sekarang.
Hal yang demikian ini tentulah sangat memprihatinkan bagi kita. Oleh karena itu, sebagai seorang da’i hendaknya tatkala mengajarkan Islam kepada remaja untuk memulai dengan hal yang terpenting, dan fokus pada satu pembahasan.
Jangan pindah pembahasan sebelum ilmu itu diserap dengan baik.
Seperti memahami konsekuensi dari dua kalimat syahadat, syarat beserta rukunnya (pembahasan Tauhid dan lawannya). Sama halnya juga dengan menekankan akan wajib dan pentingnya shalat lima waktu.
Didalam dakwah remaja hindari untuk mengajarkan hal-hal yang terasa berat bagi mereka untuk diterima, lakukanlah secara perlahan selangkah demi selangkah. Demikian pula tunjukkan dan yakinkan kepada mereka bahwa Islam sesuai untuk setiap jaman dan keadaan, dan tunjukkan pula bahwa Islam mempunyai semua jawaban yang diinginkan remaja tentang pencarian jati diri yang tidak semua agama bisa menjawabnya.
3. Kegiatan Keagamaan Dan Sosial Yang Variatif
Salah satu cara yang cukup berhasil di dalam berdakwah mengajarkan Islam, ialah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang metode dan polanya tidak membosankan, karena remaja lebih menyukai sesuatu yang sifatnya ringan, dan santai.
Oleh karenanya, bagi mereka para juru dakwah remaja dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas acara-acara keagamaan dan sosial sehingga para remaja tidak merasa stagnan (diam di tempat), dan tidak cepat bosan. Dengan catatan penting, semua aktivitas tesebut tetap mengindahkan adab-adab Islam, serta tidak melampaui batas.
Metode yang demikian ini akan menimbulkan kesukaan remaja untuk konsisten mengikuti acara tersebut, dari pembekalan nilai keagamaan inilah mereka akan menjadi remaja yang memiliki imun atau kekebalan dalam menghadapi pengaruh-pengaruh yang negatif, serta lebih mengasah kegiatan sosialnya di tengah masyarakat agar sifat-sifat kepedulian terhadap masyarakat dimana ia tinggal, tetap terjaga.
BACA JUGA
Doa Kami Untuk Para Remaja & Pemuda Islam
Bagian terakhir dari pembahasan Dakwah Remaja Islami: Karakter Dan Gaya Hidup Pemuda Yang Dirindukan Surga adalah mendoakan kebaikan untuk mereka para remaja.
Mereka generasi penerus tongkat estafet dakwah, doa inilah yang akan menjadi ‘faktor X’ setelah menempuh berbagai sebab dan metode dakwah kepada mereka. Hal yang demikian bisa dilakukan secara langsung kepada mereka, yaitu ketika berjumpa ataupun selainnya, atau juga kita mendo’akan mereka tatkala sedang tidak bersama dengan mereka.
Akan tetapi perlu diketahui, bahwa mendo’akan mereka secara langsung ketika bertemu dapat menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada dirinya, karena mereka akan merasa bahwa masih ada orang yang menyayangi dan menginginkan kebaikan bagi dirinya.
Ingatlah bahwa hidayah atau petunjuk hanyalah berada di tangan Allah Ta’ala, sedangkan kita hanya bisa berusaha.
Seberapa banyak pun ilmu yang kita miliki, atau kecerdasan dalam berdakwah yang ada pada diri kita, tentu kita tidak akan mampu untuk berbuat apa-apa tanpa adanya pertolongan Allah Yang Maha pemurah.
Oleh karena itu, janganlah lupa untuk senantiasa memanjatkan do’a dan meminta pertolongan Allah Ta’ala, karena Dia-lah yang Maha Kuasa untuk memberikan petunjuk kepada siapapun.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Disusun oleh:
Ustadz Fadly Gugul حفظه الله
(Dewan Konsultasi Bimbinganislam.com)
Ustadz Fadly Gugul حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini