FiqihKonsultasi

Bersedekah Harian Atau Bulanan Meskipun Jumlahnya Sama

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Bersedekah Harian Atau Bulanan Meskipun Jumlahnya Sama

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bersedekah Harian Atau Bulanan Meskipun Jumlahnya Sama, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz, ana ijin bertanya. Lebih baik manakah antara sedekah harian atau bulanan meskipun pada akhirnya jumlahnya sama?

جزاك اللهُ خيراً

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

Untuk sedekah berkenaan dengan waktu, maka sedekah yang paling utama adalah di bulan Ramadhan, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah ﷺ.

Sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbâs radhiyallahu anhuma menuturkan :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan Al-Qur’annya. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (HR. Al-Bukhari, no. 1902, 3220, 3554, 4997 & Muslim, no. 2308).

Manakah yang lebih utama, sedekah setiap hari atau kah sekali saja dalam sebulan walau pun pada akhirnya jumlahnya sama? Maka jawabannya adalah setiap hari bersedekah walaupun sedikit. Secara zahir dalam sebuah hadis juga malaikat mendoakan bagi yang bersedekah setiap hari.

Baca Juga:  Kenapa Ada Kaidah Fiqih “Hukum Asal Ibadah Adalah Dilarang (Haram)” ?

Dari sahabat Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ rnفَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ rnالآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari, no. 1442 dan Muslim, no. 1010).

Dikecualikan dalam masalah ini, bila ada orang yang bersedekah, dan ternyata sedekahnya sangat bermanfaat sekali bagi mereka yang menerimanya. Maka boleh jadi dalam masalah ini, sedekah sekali dalam jumlah yang besar sangat bermanfaat bagi penerimanya dan amalan ini lebih utama karena besar manfaatnya tadi. Misalkan seperti yang dilakukan Ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sekali sedekahnya bisa memerdekakan seorang budak, tentu hal ini adalah pahala yang sangat besar nan mulia.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh: 
Ustadz Fadly Gugul, S.Ag. حافظه الله

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button