Mencuci Pakaian Suci Dan Yang Najis Bersamaan

Mencuci Pakaian Suci Dan Yang Najis Bersamaan
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Mencuci Pakaian Suci Dan Yang Najis Bersamaan, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bagaimana hukumnya mencuci sajadah yang ada gambar masjidnya di mesin cuci bersama pakaian lain yang kemungkinan ada najisnya?
جزاك اللهُ خيراً
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
Alhamdulillah yang telah memberikan Taufik kepada anda di dalam berusaha menjaga kebersihan, karena memang kebersihan apabila tidak diperhatikan terutama ketika beribadah seperti sholat, mampu menjadikan ibadah tersebut ditolak mari kita perhatikan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam dari Ibnu Umar bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci.” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah) [No. 224 Syarh Shahih Muslim] Shahih).
Semoga anda termasuk hamba Allah yang dicintaiNya, karena Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (QS. Surat Al Baqarah: 222).
Dengan pertanyaan anda ternyata pernah ditanyakan kepada seorang Mufti Arab Saudi yaitu Syekh Ibnu Baz rahimahullahu ta’ala dengan pertanyaan yang hampir mirip.
Mari kita simak bersama:
ما حكم غسل الثياب الطاهرة مع الثياب التي فيها نجاسة
“Apa hukum mencuci pakaian bersih dengan di gabung pakaian ada najisnya..?”
Beliau menjawab:
إذا غسلت الثياب المختلطة بماء كثير يزيل آثار النجاسة ولا يتغير بالنجاسة فإن الثياب كلها تطهر بذلك؛ لقوله ﷺ: إن الماء طهور لا ينجسه شيء أخرجه الإمام أحمد، وأبو داود، والنسائي، والترمذي بإسناد صحيح.
والواجب على من يتولى ذلك أن يتحرى ويجتهد في استعمال الماء الكافي لتطهير وتنظيف الجميع.
وإذا علمت الثياب النجسة من الثياب الطاهرة فالأحوط أن تغسل الثياب النجسة وحدها بما يكفيها من الماء، ويزيل أثر النجاسة، مع بقاء الماء على طهوريته لم يتغير بالنجاسة.
“Apabila baju yang dicampur (antara baju bersih dan baju ada najisnya dalam mesin cuci -pen) menggunakan air yang banyak yang dengannya mampu menghilangkan bekas dari najis dan tidak mengalami terkontaminasi dengan najis tersebut, maka sesungguhnya semua pakaian yang dicuci bersamaan tersebut di anggap suci, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن الماء طهور لا ينجسه شيء
“Sesungguhnya air itu bersih suci dan tidak bisa najis dengan sesuatu apapun.” (Di keluarkan oleh imam Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan Timidzi dengan sanad yang sohih).
Dan yang wajib bagi yang mencuci untuk bisa hati-hati dan bersungguh-sungguh untuk menggunakan air yang cukup di dalam rangka mensucikan dan membersihkan semua baju.
Dan jika engkau mengetahui baju yang najis dari baju yang bersih maka yang paling hati-hati adalah dengan mencuci baju yang ada najisnya sendiri dengan air yang cukup yang dengannya mampu menghilangkan pengaruh dari najis dengan tetap air tersebut dalam keadaan kesuciannya tidak terpengaruh dengan najis.” (Majmu’ Fatawa wa Maqolat As Syaikh Bin Baz)
Dengan demikian dari jawaban syekh apabila air yang di gunakan cukup banyak dan tidak mencemari yang lainnya maka insya Allah boleh karena tidak terpengaruh atau terkontaminasi dengan najisnya baik itu bau warna. Tapi kalau airnya sedikit dan najis yang lebih dominan maka hal tersebut menjadikan pakaian yang lain ikut najis karena adanya pengaruh dari najis tersebut.
Dan syekh mengingatkan tentang idealnya mencuci pakaian yang di campur antara pakaian yang ada najisnya sama yang tidak ada yaitu dengan di bilas dulu yang terdapat najisnya agar najis tersebut rontok terlebih dahulu, baru setelah itu bisa di cuci dengan sajadahnya yang suci.
Adapun gambar masjid tidak seperti ayat Al Qur’an atau hadits dan juga tidak seperti ilmu syar’i sehingga Insya Allah tidak mengapa di gabung dengan pakaian yang lain, adapun Al Qur’an, hadits atau yang berkaitan kalimat toyibah dari ilmu syar’i tidak di perbolehkan di bawa masuk ke kamar mandi sebagai tempat yang identik yang kotor apalagi di gabungkan dengan sesuatu yang najis.
Wallahu ‘alam bisowab.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Agung Argiansyah, Lc. حافظه الله