ArtikelIbadah

Inilah Manfaat Besar Dari Doa Bangun Tidur

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Rahasia Doa Bangun Tidur Yang Begitu Besar Mamfaatnya

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.”
(HR. Bukhari : 6325)

Seorang muslim tatkala bangun dari tidur maka ia disunnahkan untuk membaca doa ini. Dan mengajari anak-anak mereka agar membaca doa ini setiap kali bangun tidur agar kebiasaan baik ini senantiasa mereka lakukan di sepanjang kehidupan mereka. Hingga mereka pun tumbuh bersama sunnah, dan sunnah pun menyatu dalam diri dan perilaku mereka sehari-hari.

Makna Mati Dan Hidup Dalam Doa Bangun Tidur

yang dimaksud bukan kematian yang sesungguhnya akan tetapi maknanya adalah tidur. Kemudian makna hidup dalam doa ini adalah bangun dari tidur. Makna serupa juga bisa kita fahami dari firman Allah ta’ala sebagai berikut :

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Allah memegang jiwa seseorang ketika matinya, dan memegang jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia menahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”
(QS Az-Zumar : 42)

Imam An-Nawawi berkata tatkala menjelaskan makna dari doa ini :

أنَّ هذا الإحياء من الموتة الصُّغرى المتجدد في كل يومٍ

“Kehidupan setelah kematian yang kecil (bangun dari tidur) yang berulang kali terjadi setiap harinya.”
(Syarah Shahih Muslim : 17/35)

Kemudian kapan waktu tepatnya kita membaca doa ini dan mengapa kita harus membacanya?

Manfaat Membaca Doa Bangun Tidur

apa manfaat yang bisa kita petik dari pembacaan doa ini. Semua pertanyaan ini telah dijawab oleh Al-Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin baz rahimahullahu ta’ala beliau menyatakan :

الأذكار والدعوات عند الاستيقاظ مستحبة وليست واجبة، والأفضل أن يقول عند الاستيقاظ: لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيء قدير، سبحان الله والحمد لله، ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله

Baca Juga:  Hukum Memberi Makan Kucing Dengan Makanan yang Tercampur Babi

وإذا استيقظ من نومه بالليل: الحمد لله الذي أحياني بعدما أماتني وإليه النشور
كل هذا مستحب من أسباب المغفرة والعتق من النار، من أسباب قبول الدعاء، وإذا زاد …. ما ورد فكله حسن، ويقرأ أواخر سورة آل عمران إذا تيسر، كان النبي يقرؤها ﷺ : إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الأَلْبَابِ [آل عمران:190]، إلى آخر السورة، عشر آيات إذا تيسر قراءتها فذلك أفضل وليس بواجب

“Doa dan dzikir saat bangun tidur hukumnya sunnah saja tidak wajib. Yang lebih utama saat bangun tidur membaca :

لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيء قدير، سبحان الله والحمد لله، ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله

Inilah Alasan Doa Bangun Tidur Jangan Dilupakan

Doa Bangun Tidur Bisa Menjadi Sebab Turunnya Pengampunan Serta Terbebas dari Api Neraka. Jika seseorang terbangun dari tidurnya di waktu malam ia mengucapkan :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

Semua doa ini sunnah untuk dilakukan dan termasuk sebab turunnya pengampunan serta terbebas dari api neraka. Sebab dikabukannya doa pula, Apabila ia menambahkan doa lain yang ada dalilnya maka itu semua baik. Ia juga membaca bagian akhir surat Ali Imran apabila memungkinkan. Adalah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الأَلْبَابِ

“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, di dalam perbedaan siang dan malam terdapat tanda bagi orang yang berfikir.”
(QS Ali Imran : 190)

Hingga akhir ayat sebanyak sepuluh ayat, apabila memungkinkan untuk dibaca maka itu lebih utama.”
(Fatawa Syaikh Bin Baz no. 9300)

Semoga bermanfaat,
Wallahu ta’ala a’lam.

Ditulis oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Senin, 05 Muharram 1441 H/ 24 Agustus 2020 M



Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله  
klik disini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button