Ketiduran, Tertinggal Sholat Ashar Sampai Menjelang Isya

Ketiduran, Tertinggal Sholat Ashar Sampai Menjelang Isya
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Ketiduran, Tertinggal Sholat Ashar Sampai Menjelang Isya. selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Ustadz, Ana ingin bertanya Setelah mengerjakan shalat dhuhur, Paijo bermaksud tidur siang. Setelah terbangun dia melihat jam dindingnya 5 menit lagi masuk waktu Isya
Apakah boleh si Paijo sholat Maghrib dahulu, lalu ikut jamaah sholat Isya, baru kemudian sholat Ashar? Jazaakallahu khairan Ustadz
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Wa’alaikumusalam warahmatullah wabarokatuh
Boleh, selama ia tidak memungkinkan untuk shalat ashar sebelum shalat berjamaah isya dilakukan. Namun bila melihat waktu yang ada, ada 5 menit sebelum isya dan biasanya ada jeda antara adzan dan iqamah biasanya seseorang masih bisa melakukan shalat dua shalat tersebut dengan cara memendekkan bacaan shalat yang ada.
Dengan tetap berusaha menjaga urutan shalat yang tertinggal maka sikap ini yang hendaknya dilakukan. Melihat kembali dalam masalah diatas dimana jika gerakan kedua shalat sama persis.
Sebenarnya ia tetap bisa menjalankan shalat secara berurutan, dimana ia bisa meniatkan shalat ashar dengan bermakmum kepada orang yang sedang melaksanakan shalat isya atau bahkan shalat yang lainnya.
Karena waktu isya masih panjang dan ia harus menqadha shalat yang tertinggal sebaiknya ia mendahulukan shalat yang tertinggal terlebih dahulu sesuai urutan waktunya.
Dalam bolehnya berbeda niat antara imam dan makmum ini sebagaimana pendapat para ulama Syafi’iyyah, dan juga salah satu riwayat dari Imam Ahmad, dipilih juga oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumullah.
Diantara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
كَانَ مُعَاذٌ، يُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَأْتِي فَيَؤُمُّ قَوْمَهُ، فَصَلَّى لَيْلَةً مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ ثُمَّ أَتَى قَوْمَهُ فَأَمَّهُمْ
“Mu’adz shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia pulang, lalu mengimami kaumnya. Dia melakukan shalat isya’ pada malam tersebut bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mendatangi kaumnya, lalu mengimami mereka.” (HR. Bukhari no. 668 dan Muslim no. 465)
Dalam hadits di atas, sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu shalat isya’ bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau pulang menuju kampungnya dan menjadi imam shalat isya’ di kampungnya.
Karena sudah shalat isya’ bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, status shalat sahabat Mu’adz ketika menjadi imam adalah shalat sunnah. Sedangkan kaumnya niat shalat isya’.
Semoga Allah senantiasa memperbaiki dan membaguskan amalan kita selalu.
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Kamis, 16 Sya’ban 1444H / 9 Maret 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di