Fiqih

Apakah Air Cipratan Dari Cebok Itu Najis?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Apakah Air Cipratan Dari Cebok Itu Najis?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Apakah Air Cipratan Dari Cebok Itu Najis? selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamualaikum ustadz. Apakah air cipratan cebok itu najis dan tidak boleh terkena pakaian? Lalu bagaimanakah istinja yang benar, selain dicuci sampai bersih, Apakah boleh saya istinja dengan cara mencelupkan kemaluan ke dalam air di gayung. Sekian Ustadz, terimakasih.

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Wa’alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh

Terkait dengan cipratan air ketika cebok, bila dikhawatiirkan ketika kencing ada air yang menyiprat dan mengenai badan atau pakaian maka hendaknya lebih terus berhati-hati lagi setiap melakukannya. Jangan terlalu keras dan terarah ke tempat yang mudah menyiprat.

Air yang di pergunakan untuk cebok apakah bila menyiprat pakaian akan menjadi najis?

Jawabannya tergantung dan dilihat kembali hasil air cipratannya, bila memang cipratan tersebut adalah cipratan dari benda najis/kencing, biasanya pada cebokan awal, maka cipratan tersebut berakibat najis terhadap celananya. Karenanya harus lebih berhati-hati pada cebokan awal.

Namun jika cipratan tersebut dari bilasan yang diyakini tidak langsung bersinggungan dengan najis, insyaallah cipratan air tersebut tidaklah najis.

Tetaplah berusaha untuk melakukan kehati hatian dan tidak perlu berlebihan dan memberatkan diri sendiri. Insyaallah setelah kehati hatian kita lakukan dengan semaksimal mungkin.

Bila ternyata masih ada sedikit cipratan atau najis yang menempel semoga Allah memaafkan yang sedikit itu karena keterbatasan dan tanpa kesengajaan kita.

Wahbah Zuhaili dalam Al-Wajiz fil Fiqhil Islami, hlm. 1/43-44, menjelaskan tentang najis-najis yang dimaafkan sbb:

وأما الشافعية: فذهبوا إلى أنه يعفى عما لا يدركه البصر كالدم اليسير والبول المعتدل، وعما ذكره الحنابلة قليلاً كان أو كثيراً من دم لبثرات ونحوها و عن أثر محل الأستجمار وعما يتعذر الأحتراز عنه من طين الشارع زمن الشتاء لا الصيف و عن خرء الطيور في الفرش والأرض ان شق الاحتراز عنه وعن أثر الوشم، وعن روث البها ثم وبولها حين دزس الحب، وروث المجلوبة، وروث الفأر في مجمع ماء المراحيض إذا كان قليلاً، وروث البهائم المحتلط بالطين الذي يصيب عسل خلايا النحل

Baca Juga:  Kerja Sebagai Pelatih Fitness

Artinya: mazhab Syafi’i berpendapat bahwa dimaafka najis-najis berikut: najis yang tidak terlihat mata seperti darah yang sedikit dan kencing yang berukuran sedang, darah bisul dan semisalnya, bekas tempat cebok dengan batu, sesuatu yang sulit dihindari seperti tanah di jalan saat musim semi tidak di musim panas, tinja / kotoran burung di permadani dan tanah apabila sulit menghindari darinya, bekas tato, kotoran hewan dan kencingnya …, kotoran yang terbawa, kotoran tikus di kumpulan air WC apabila sedikit, kotoran hewan yang bercampur dengan tanah yang mengenai madu…

Bagaimana istinja yang benar adalah dengan membersihkan najis dan tempatnya dengan sebaik dan sebersih mungkin, kenali kondisi diri kita dan keadaan sekitar ketika kita buang air.

Dengan menjaga adab-adab ketika buang air sebagaimana yang banyak di sebutkan di dalam kitab kitab adab buang air insyaallah kita sudah melakukan yang terbaik dalam bresuci.

Apakah boleh kita cebok di gayung? Sebaiknya tidak di lakukan, di samping hal ini tidak biasa dilakukan oleh orang, membuat jiijik atau merugikan orang lain dengan perbuatan kita, dan perbuatan ini memunculkan potensi najis yang menempel di air dan di gayung, sehingga akan berdampak ke air yang di sekitarnya.

Bila dikatakan nantinya gayung akan dibilas sebelum dipergunakan atau akan dibersihkan dengan air dari kran langsung hal ini juga berpotensi memberikan cipratan dari gayung yang tadi bercampur dengan najis. Sebaiknya hal ini tidak dilakukan.

Wallahu A`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله

Kamis, 16 Sya’ban 1444H / 9 Maret 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button