Aqidah

Ingin Berjualan Harus Menentukan ‘Weton’ Dahulu, Kesyirikan?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Ingin Berjualan Harus Menentukan ‘Weton’ Dahulu, Kesyirikan?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Ingin Berjualan Harus Menentukan ‘Weton’ Dahulu, Kesyirikan? selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamualaikum Ustadz, maaf sebelum nya..
Saya mau bertanya, apa hukum membuka jualan dengan Weton atau hari baik dalam Islam? Terimakasih

Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp


Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh…

Percaya kepada tanggal baik dan tanggal sial termasuk kesyirikan, sangat tidak pantas bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menyandarkan nasibnya kepada hal-hal semacam ini.

Hal semacam ini termasuk keyakinan orang-orang jahiliyah dahulu, ketika dia menggantukan sial dan keuntungannya dengan melihat gerakan burung, yang diistilahkan dengan tathayyur.

Syaikh Shalih Al-‘Utsaimin berkata:

تعريف التطير: في اللغة: مصدر تطير، وأصله مأخوذ من الطير؛ لأن العرب يتشاءمون أو يتفاءلون بالطيور على الطريقة المعروفة عندهم بزجر الطير، ثم ينظر: هل يذهب يمينا أو شمالا أو ما أشبه ذلك، فإن ذهب إلى الجهة التي فيها التيامن؛ أقدم، أو فيها التشاؤم؛ أحجم.

“Pengertian tathayyur secara etimologi adalah mashdar dari kata kerja تطير, diambil dari kata burung. Ini berawal dari perbuatan orang arab yang melihat keuntungan dan kesialan dari gerakan burung yang mereka kenal dengan mengusir burung, kemudian dilihat, apakah burung tersebut terbang ke kanan atau kekiri atau yang semisal ini. Apabila burung tersebut terbang ke arah kanan, mereka akan menjalankan urusan mereka, jika burung tersebut ke arah kiri, mereka akan menunda urusan tersebut.” (Alqaul mufid: 1/559).

Dan perbuatan melihat tanggal weton sebelum melanjutkan sebuah urusan masuk dalam pembahasan tathayur ini, kalau wetonnya kurang bagus maka urusannya akan di stop, sehingga dicari dulu tanggal baik.

Rasulullah ﷺ bersabda:

الطِّيَرَةُ شِرْك، الطِّيرة شركٌ، الطيرة شِرْكٌ -ثلاثًا- وما منا إلا، ولكن اللهُ يُذْهبه بالتوكل

Baca Juga:  Apa Boleh Menetapkan Corona Adalah Azab Atas Suatu Kaum?

“Tathayur adalah kesyirikan, Tathayur adalah kesyirikan, Tathayur adalah kesyirikan –diulang sebanyak tiga kali-, setiap kita pasti terlintas dalam hatinya pikiran tathayur ini, akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal.” (HR. Abu Dawud no. 3915).

Dalam hadits diatas secara tegas rasulullah ﷺ mengatakan bahwa tathayur adalah syirik. Mengapa demikian? Karena tathayur bisa menghilangkan rasa tawakal kepada Allah. Syaikh Al-‘Utsaimin berkata:

واعلم أن التطير ينافي التوحيد، ووجه منافاته له من وجهين:
الأول: أن المتطير قطع توكله على الله واعتمد على غير الله.
الثاني: أنه تعلق بأمر لا حقيقة له، بل هو وهم وتخييل، فأي رابطة بين هذا الأمر، وبين ما يحصل له، وهذا لا شك أنه يخل بالتوحيد، لأن التوحيد عبادة واستعانة، قال تعالى: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ـ وقال تعالى: فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ.

“Ketahuilah bahwasanya tathayyur bisa menghilangkan tauhid seseorang dikarenakan dua hal:

Pertama: Karena orang yang bertathayyur telah memutus tawakalnya kepada Allah dan bergantung kepada sesuatu selain Allah.

Kedua: Dia sedang bergantung dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya, itu hanyalah khayalan, apa hubungan antara hal tersebut dengan kejadian yang akan datang?

Tidak diragukan lagi ini bisa mengosongkan nilai tauhid. Karena hakikat tauhid adalah ibadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah. Allah berfirman: “Hanya kepadaMu kita beribadah dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan”. Allah juga berfirman: “Sembahlah Allah dan bertawakalah hanya kepadaNya”. (Alqoulul Mufid: 1/559-560).

Wallahu A’lam

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Kamis, 27 Syawwal 1444 H/ 18 Mei 2023 M


Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Muhammad Ihsan, S.Ag., M.HI.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2011 – 2015, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2016 – 2021 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Syaikh Sulaiman & Syaikh Sholih As-Sindy di Malang 2018, Beberapa dars pada dauroh Syaikh Sholih Al-’Ushoimy di Masjid Nabawi, Dauroh Masyayikh Yaman tahun 2019, Belajar dengan Syaikh Labib tahun 2019 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kegiatan bimbingan islam

Related Articles

Back to top button