Faedah Hadist

Fawaid Hadist #119 | Kesederhanaan Dalam Ibadah, Tapi Berkualitas

Fawaid Hadist #119 | Kesederhanaan Dalam Ibadah, Tapi Berkualitas

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Fawaid Hadist #119 | Kesederhanaan Dalam Ibadah, Tapi Berkualitas

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #119 | Kesederhanaan Dalam Ibadah, Tapi Berkualitas. Selamat membaca.


[div class=fawaid-hadis]

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ فَقَالَ: مَا هَذَا الْحَبْلُ ؟ قَالُوْا: هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَقَتْ بِهِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « حُلُّوْهُ، لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ، فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَرْقُدْ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Anas radhiyallahu anhu dia berkata, “Suatu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke masjid dan menemukan tali yang terpasang antara dua tiang, kemudian beliau bertanya, “Tali apakah ini?”

Para sahabat menjawab, “Zainab yang memasangnya, jika merasa letih ketika shalat ia memegang tali itu.”

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa saillam bersabda, “Lepaskan tali itu, hendaknya kalian menunaikan shalat dalam kondisi semangat, dan jika terasa letih hendaknya ia tidur (istirahat).”

(HR. Al-Bukhari, no. 1150. & Muslim, no. 784).

[/div]

Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah – faedah berharga, di antaranya;

1. Faedah berharga bahwa seseorang itu tidak dibolehkan berlebih-lebihan dan memaksa diri dalam beribadah di luar kemampuannya. Hendaknya seseorang menunaikan shalat selama masih semangat. Jika merasa letih hendaknya istirahat, karena jika dia tetap memaksa shalat dan fisiknya merasa letih dan capek, tentu hal ini akan mengganggu konsentrasi dan kekhusyuan dalam beribadah.

2. Dalam Hadits ini menyebutkan dan berbicara tentang masalah ibadah shalat, tetapi kaidah ini mencakup semua jenis amalan ibadah. Jangan membebani diri di luar kemampuan, tetapi perlakukan dirimu dengan lemah-lembut. Jangan terburu-buru dalam melakukan segala sesuatu. Bisa jadi keterlambatannya terdapat hikmah yang diinginkan oleh Allah Ta’ala. Jangan mengatakan, “Saya ingin memaksa diri saya.” Tetapi lakukanlah dengan penuh ketenangan dan berikanlah hak dirimu. Dengan demikian anda akan sampai pada tujuan syariat ibadah yang diinginkan.

3. Ambillah yang termudah dari setiap amalan sunnah, berbeda dengan ibadah yang wajib, yakni harus ditunaikan tepat pada waktunya dan tidak boleh melalaikannya. Adapun amalan sunnah, Allah ‘Azza wa Jalla memberikan toleransi, maka jangan memibebani diri di luas batas kemampuan.

4. Agama islam adalah agama yang memudahkan dan menghilangkan berbagai macam kesulitan dan kepayahan.

5. Amalan ibadah Sunnah boleh dilakukan di masjid baik bagi laki-laki maupun wanita.

6. Para ulama menyimpulkan hukum bahwa dimakruhkan untuk bersandar ketika shalat pada saat sedang berdiri.

7. Bolehnya duduk ketika shalat sunnah saat sedang lelah, dan berlaku juga untuk shalat wajib bila tidak mampu berdiri.

8. Mengingkari kemungkaran disyariatkan dalam ajaran Islam, dan hal ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dengan tanpa menambah kemungkaran lain yang lebih besar.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.


[div class=fawaid-hadis]

Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman.

Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

*unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabiﷺ).

[/div]

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button