Adab & AkhlakArtikel

Dahsyatnya Syukur

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Dahsyatnya Syukur

Syukur adalah ibadah yang penting dalam hidup seorang muslim. Bagaimana tidak? Ia disetarakan dengan iman oleh Allah dalam firmanNya:

مَّايَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha mengetahui.”
(An-Nisaa 147)

Dalam ayat yang mulia ini Allah menberitakan tidak ada keinginan yang menyiksa hamba bila mereka bersyukur dan beriman.

Bahkan Allah pun menjadikan orang yang bersyukur sebagai orang yang mendapatkan kekhususan anugerah yang tidak diberikan kepada selain mereka. Lihatlah firman Allah:

 وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلآءِ مَنَّ اللهُ عَلَيْهِم مِّن بَيْنِنَآ أَلَيْسَ اللهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ

Dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?” (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?”
(Al-An’am 53)

Lihat juga Allah telah membagi manusia kedalam dua kategori yaitu orang yang bersyukur dan orang yang kufur dalam firmanNya:

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
(Al-Insan : 3)

Lalu menjadikan kekufuran dan orang kafir sangat dibenci dan mencintai syukur dan orang yang bersyukur.

Untuk memotivasi manusia agar bersyukur Allah berikan tambahan nikmatNya tanpa terhingga bila hamba itu bersyukur, seperti dijelaskan dalam firman Nya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Ibrahim :7)

Bahkan Allah jadikan syukur sebagai tujuan dari penciptaan manusia dan dikeluarkannya mereka dari perut ibunya, sebagaimana disampaikan dalm firman Allah:

وَاللهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَتَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
(An-Nahl :78)

Demikian dahsyatnya kedudukan syukur, hingga Allah tetapkan hanya orang yang bersyukurlah, yang benar-benar beribadah kepadaNya. Ini jelas nampak pada firmanNya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَارَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا للهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
(AlBaqaarah ; 172).

Tidak cukup dengan ini semua, Allah bahkan memuji rasul pertama yang diutus kepada manusia dengan sifat syukur, lihatlah firman Allah:

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (Al-isra: 3).

Sebagaimana juga memuji nabi Ibrahim dengan sebab syukur nikmat beliau. Hal ini diabadikan Allah sampai hari kiamat nanti dalam firmanNya:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ  شَاكِرًا لأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.”
(An-nahl : 120-121).

Juga memerintahkan nabi Musa untuk menerima kenabian dan kerasulannya dengan rasa syukur, sepeti dosampaikan dalam firmanNya:

قَالَ يَامُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاَتِي وَبِكَلاَمِي فَخُذْ مَآءَاتَيْتًكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَ

Allah berfirman: “Hai Musa, Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur.”
(Al-A’rof :144)

Ditambah Allah jadikan syukur sebagai awal wasiat kepada manusia saat berakal, seperti dalam firmanNya

وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(Luqman : 14)

Sebagaimana Allah jelaskan bahwa keridhanNya ada pada rasa syukur manusia kepadaNya, dalam firmanNya:

إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلاَيَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

“Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.”
(Az-Zumar : 7).

Demikian dahsyatnya rasa syukur dan ketinggiannya disisi Allah!

Sudahkah kita ingin dan berusaha memilikinya?

Semoga dengan melihat ketinggian derajat syukur ini menjadikan kita bersemangat menjadi hamba-hamba Allah yang bersyukur.

Semoga bermanfaat.
Wabillahi taufiq.

Disusun oleh:
Ustadz Kholid Syamhudi حفظه الله
Rabu, 25 Syawwal 1441 H/ 17 Juni 2020 M



Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. حفظه الله
Beliau adalah Mudir Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafi, Sragen
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Kholid Syamhudi حفظه الله  klik disini

Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

Beliau adalah Mudir Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafi, Sragen

Related Articles

Back to top button