Cara Berdakwah Yang Baik Kepada Keluarga Terdekat

Cara Berdakwah Yang Baik Kepada Keluarga Terdekat
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan cara berdakwah yang baik kepada keluarga terdekat. Selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum ustadz izin bertanya. Bagaimana sikap saya sebagai anak jika keluarga saya masih ada yang menjalankan tradisi yang bertentangan dengan agama?
Jika harus saya yang memberi pengertian, sebagai anak bagaimana cara kita memberikan pengertian kepada orang yang lebih tua tanpa membuat orang tua merasa digurui? Sekian pertanyaan dari saya, jazakallah khairan ustadz atas jawabannya.
(Ditanyakan oleh Santri Akademi Shalihah)
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh
Tradisi adat nenek moyang adalah kebiasaan dilakukan oleh orang tua karena mengikuti kebiasaan orang-orang zaman dahulu yang diwariskan secara turun-temurun.
Adat nenek moyang ada yang baik, maka boleh untuk diikuti. Seperti adat gotong-royong di dalam membangun rumah, kerja bakti, menengok orang sakit, membantu orang yang membutuhkan bantuan, dan lainnya.
Namun ada adat nenek moyang ada yang tidak baik, maka tidak boleh diikuti. Seperti adat-adat kemusyrikan atau kemaksiatan.
Seorang muslim tidak boleh mengikuti adat nenek moyang yang bertentangan dengan hukum Allah yang diterangkan di dalam kitab suci Al-Qur’an atau hadits Nabi.
Demikian juga, seorang muslim tidak boleh meninggalkan hukum Allah, karena lebih mengutamakan adat nenek moyang. Sesungguhnya sikap yang demikian adalah sikap orang-orang yang tidak beriman.
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QS. Al-Maidah/5: 104).
Menyikapi Keluarga Yang Masih Melakukan Kesalahan
Sebagai seorang anak hendaklah ukhti bersikap dengan baik, lemah lembut, dan menaati orang tua di dalam kebaikan, demikian juga kepada keluarga lain muamalah dan akhlak yang mulia selalu dikedepankan.
Karena kemungkinan mereka belum memahami tentang kewajiban mengikuti Sunnah Nabi, maka hendaklah disampaikan dengan baik. Bisa dengan share tulisan pada waktu yang tepat, bisa dengan media video, bisa dengan percakapan dengan cara yang paling baik, dan semua ini tentunya membutuhkan ilmu fiqhu dakwah yang cemerlang.
Untuk urusan ibadah, maka perlu diingat bahwa ibadah itu memang membutuhkan tuntunan, bukan sekadar adat kebiasaan dan perasaan. Sebab kalau ibadah tidak membutuhkan tuntunan, maka tidak perlu diutus Rasul dan diturunkan kitab suci.
Sampaikan kepada mereka dengan cara terbaik pada waktu dan kesempatan yang tepat. Bicara dari hati ke hati, tanpa emosional. Jika mereka menerima, itulah yang diinginkan. Jika mereka tidak menerima, maka bersabarlah dan tetaplah bergaul kepada mereka dengan akhlak yang lebih baik lagi.
Berikan contoh terbaik menjadi muslimah sejati dalam teladan dan sikap. Namun tidak mengikuti acara mereka yang tidak ada tuntunannya dan melanggar batasan syariat (ini juga butuh ilmu).
Memang hidup adalah ujian, maka kita harus bersabar di dalam menjalankan agama Allah. Hendaklah banyak berdoa dan mengadu kepada Allah, sesungguhnya segala sesuatu berada di dalam kekuasaan-Nya.
Hati manusia berada di antara jari-jari Ar-Rahman, dan Dia membolak-balikkan sesuai dengan kehendakNya dan hikmahNya.
Semoga Alloh memberikan ketabahan kepada anda, dan memberikan hidayah kepada orang tua dan keluarga.
Wallahul Musta’an.
Baca juga: https://bimbinganislam.com/menyikapi-keluarga-yang-masih-mempercayai-adat-nenek-moyang/
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Rabu, 27 Dzulhijjah 1443 H/ 27 Juli 2022 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini