Bolehkah Membalas Orang yang Menzalimi Kita?

Bolehkah Membalas Orang yang Menzalimi Kita?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang baik hati berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bolehkah membalas orang yang menzalimi kita?
selamat membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga Allah senantiasa menjaga ustadz beserta keluarga.
Saya ingin bertanya ustadz, adakah dalil pembatasan doa untuk org yang menzalimi kita?
Apa hanya sebatas kezalimannya saja atau bisa lebih dari itu?
جزاكم الله كيرا
(Disampaikan oleh Admin BiAS T-09 G-10)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal Ikhwan wal Akhwat baarakallah fiikum Ajma’in.
Ketika seseorang dizalimi atau disakiti orang lain ada tiga macam sikap dalam meresponnya :
- Membalasnya secara berlebihan. Dan ini adalah perbuatan zhalim juga dan berkonsekuensi dosa.
- Membalas sekadar dengan kezaliman tersebut. Dan ini adalah perbuatan adil.
- Bersabar, memaafkan dan membuat perbaikan. Dan ini adalah sebuah keutamaan dan dapat berbuah pahala.
Siapa yang membalas secara berlebihan maka ia telah berbuat dosa dari sikap berlebihannya tersebut.
Siapa yang membalas sesuai dengan kadar kezaliman yang menimpanya maka ia tidak mendapat dosa dan tidak mendapat pahala.
Sedangkan siapa yang bersabar, memaafkan, dan membuat perbaikan maka ialah yang mendapat pahala besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
(QS. Al-Syura: 40)
Ingatlah!
Allah Yang Maha Pengasih menyiapkan pahala besar kepada orang yang memaafkan karena ia memperlakukan hamba dengan sesuatu yang ia suka jika Allah Yang Maha Pemurah memperlakukan dirinya dengan hal itu. Ia suka kalau Allah Yang Maha Pemaaf memaafkan kesalahannya, karenanya ia memaafkan orang yang telah berbuat salah.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Disusun oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Kamis, 06 Jumadal Ula 1441 H/ 02 Januari 2019 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini