Adab & Akhlak

Begini, Cara Dan Adab Dalam Berdakwah Di Desa

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Begini, Cara Dan Adab Dalam Berdakwah Di Desa

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Begini, Cara Dan Adab Dalam Berdakwah Di Desa. selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillah, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ustadz, semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada anda dan kita semua.

Saya orang desa (daerah pedalaman) dan saat ini saya hidup di kota di pulau berbeda dengan keluarga saya. Saya hanya bisa pulang kampung beberapa kali dalam setahun.

Adapun pertanyaan saya:

  1. Dengan tidak adanya ulama di tempat mereka, apakah saya boleh membacakan untuk mereka kitab-kitab karya ulama baik yang terjemahan ataupun karya ulama dalam negeri? dalam kondisi tersebut serta bagaimana adabnya agar efektif.
  2. Bagaiamana cara dan adab dalam menghadapi keluarga jika kita ingin menolak mengikuti acara-acara yang di dalamnya ada unsur kesyirikan atau kebid’ahan maupun menolak memakan makanan yang sudah didoakan tersebut. Demikian, Jazaakallahu Khairan Katsiran Ustadz.

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh

Aamiin, semoga Allah selalu berikan kepada kita hidayah dan kasih sayangNya kepada kita semua.

Dalam berdakwah sebaiknya mencontoh apa yang telah di lakukan oleh Rasulullah dan para salafusshalih dalam mendakwahkan tauhid di tengah umat yang penuh kesyirikan.

Perlu metode, strategi, tahapan, pendekatan, kesabaran dan keberanian dalam mengajarkannya. Mulai dari diri dan keluarga, kerabat dan sahabat yang mau mengerti dengan kebaikan syariat yang diajarkan nabi, mulai dari hal prinsip untuk bisa mengarahkan kepada kecintaan dan ketundukan kepada Allah dan rasulNya dan hal lain yang bisa dilakukan.

Bijak dan jangan tergesa gesa untuk memulai dari apa yang akan menjadikan mereka menolak tanpa ada pondasi permulaan untuk mengenalkan Allah dan RasululNya dengan cara yang baik dan benar.

Baca Juga:  Jangan Jadi Anak Durhaka

Bila sekiranya pendekatan akhlak/adab serta hal prinsip telah dilakukan dan dikuatkan,sebagaimana nabi melakukannya, maka silahkan menyatakan sikap menolak dengan amalan yang tidak diajarkan syariat islam tersebut atau mendakwahkannya dengan sikap lembut dan ketegasan, tanpa harus mengikuti setiap apa yang mereka inginkan dari kesesatan.

Biasanya pertentangan bakal akan ada, walau kelembutan sikap dalam berdakwah telah kita lakukan., namun insyaallah hal ini lebih baik dan lebih bisa meminimalkan efek negatif yang tidak diinginkan.

Berharap, semua yang kita lakukan Allah berikan pahala besar dan menjadikan dakwah tauhid yang baik dan benar, untuk mengesakan Allah dalam setiap peribadatan bisa lebih diterima dan menyadarkan terhadap kerusakan yang di munculkan dari berbagai kesyirikan dan bid`ah yang semakin dianggap biasa.

Selalu berdoa dan menyerahkan semuanya kepada Allah, karena Dialah yang memberikan hidayah kepada semua manusia. Sebagaimana firman Allah ta`ala:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [QS. Al Qashash/28 : 56]

Sekali lagi, berdoa, tetap bermuamalah dengan cara, mendakwahkan keyakinan dengan pendekatan yang bisa menjelaskan dan manarik perhatian, tegas menolak dengan cara yang baik dan bijak, dll dengan harapan dakwah semakin diterima oleh semua utusan. wallahu a`lam

Wallahu ta’ala alam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Kamis, 5 Dzulqa’dah 1444H / 25 Mei 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button