Bolehkah Melakukan Sholat Sunnah Qobliyah Dan Ba’diyah Saat Safar?

Bolehkah Melakukan Sholat Sunnah Qobliyah Dan Ba’diyah Saat Safar?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bolehkah Melakukan Sholat Sunnah Qobliyah Dan Ba’diyah Saat Safar? selamat membaca.
Pertanyaan:
Ustadz, barakallahu fiik, apakah disyariatkan mengerjakan sunnah rowatib ketika kita hendak safar dan menjamak sholat tanpa qoshor seperti kasus berikut ini: 1. Sholat dhuhur dan ashar jamak taqdim di tempat mukim. 2. Sholat dhuhur dan ashar jamak takhir di tempat mukim. Untuk kasus berikutnya, ketika safar dalam perjalanan mampir masjid waktu dhuhur. Karena mau ikut sholat jama’ah bersama imam di masjid itu, waktu antara adzan dan iqomah itu apakah disyariatkan kita mengerjakan rowatib?
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
Bismillah
Melakukan shalat sunnah rawatib (badiyah ataupun qobliyah) dalam keadaan safar para ulama berbeda pendapat.
Namun sebelumnya mereka bersepakat dengan beberapa hal:
- Sunnahnya melakukan shalat qobliyah subuh, baik dalam keadaan safar ataupun tidak.
- Sunnah pula menjalankan shalat nafilah selain rawatib di dalam safar ataupun muqim, semisal shalat witir, shalat malam, shalat dhuha, shalat setelah wudhu dan yang lainnya.
Dan mereka berbeda pendapat dalam menjalankan shalat sunnah rawatib selain qobliyah subuh, apakah tetap disunnahkan atau tidak?
Sebagian mengatakan tidak disunnahkan untuk menjalankan rawatib selain qobliyah subuh. Sebagaimana pendapat dari banyak ulama Hanafiyah, Syekh Islam Ibnu Taimiyah, syekh Ibnul Qayyim, syekh Ibnu Utsaimin,syekh ibnu baz, fatwa lajnah Daimah dll (lihat https://dorar.net/feqhia/1483/)
Berkata syekh Bin Baz dalam fatwanya ketika ditanya terkait hukum shalat sunnah rawatib dalam safar, beliau menjawab,”
الأولى تركها في السفر إلا سنة الفجر تأسيًا بالنبي ﷺ فيصلي سنة الفجر معها، أما سنة الظهر والمغرب والعشاء والعصر فهذه الأفضل تركها؛ لأن الله خفف عن المسافر نصف الصلاة، فيترك التطوعات التي مع الفريضة.
أما كونه يصلي صلاة الضحى أو سنة الوضوء أو التهجد بالليل هذا باقي يفعله المسافر وغيره، كان النبي ﷺ يتهجد من الليل، يصلي الضحى وهو مسافر، لا بأس بذلك، لكن سنة الظهر القبلية والبعدية، وسنة العصر قبلها، سنة المغرب بعدها، سنة العشاء بعدها الأفضل تركها في السفر، نعم.
“Yang lebih utama adalah meninggalkannya ketika sedang safar kecuali pada shalat sunnah fajar, sebagai bentuk ittiba/mengikuti perilaku Nabi shallahu alaihi wasallam, dimana beliau tetap shalat subuh dengan shalat sunnah seblumnya. Adapun sunnah dhuhur, maghrib, isya, ashar maka yang lebih utama adalah meninggalkannya, karena Allah telah memberikan keringanan bagi seorang musafir dengan separuh shalat, maka ia pun meninggalkan shalat shalat sunnah yang mengiringi shalat wajib.
Adapun terkait dengan shalat dhuha, sunnah wudhu, Tahajjud malam maka itu di lakukan oleh seorang yang safar ataupun tidak, sebagaimana Nabi shallahu alaihi wasallah beliau melakukan tahajjud di malam hari, beliau shalat dhuha ketika safar maka hal itu boleh.
Namun untuk sunnah dhuhur qobliyah dan bakdiyah, sunnah qobliyah ashar, sunnah bakdiyah mahrib, sunnah bakdiyah isya maka yang lebih utama adalah meninggalkannya ketika safar.”
(https://binbaz.org.sa/fatwas/12291/)
Sedangkan mayoritas para ulama tetap menghukumi sunnahnya shalat shalat tersebut yang dilakukan dalam safar, tanpa membedakan antara seluruh shalat sunnah , baik rawatib, nafilah, qobliyah subuh, witir dan yang lainnya.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam islam web no Fatwa 25818, disebutkan di dalamnya,”
قال النووي رحمه الله في المجموع : قال أصحابنا : يستحب صلاة النوافل في السفر ، سواء الرواتب مع الفرائض وغيرها . هذا مذهبنا ومذهب القاسم بن محمد وعروة بن الزبير وأبي بكر بن عبد الرحمن ومالك وجماهير العلماء . قال الترمذي : وبه قالت طائفة من الصحابة وأحمد وإسحاق وأكثر أهل العلم . قال : وقالت طائفة : لا يصلي الرواتب في السفر ، وهو مذهب ابن عمر ثبت عنه في الصحيحين ،
“Berkata Imam Annawawi rahimahullah taaala di almajmu, Telah berkata ashabunaa ( ulama dalam madzhab Syafii),”bahwa disunnahkan shalat nafilah dalam shafar, baik shalat rawatib dengan shalat yang wajib dan selainnya . ini adalah madzhab kami dan madzhab alqasim bin Muhammad, Urwah bin Zubair dan Abi Bakr bin Abdurrahman, Malik dan mayoritas para ulama. Berkata Imam Tirmidzi: dan itu adalah pendapat sebagian sahabat, Ahmad, Ishaq dan kebanyakan para ulama. Ia berkata,” sebagian kelompok berkata: tidak ada shalat rawatib dalam suatu safar, ini adalah pendapat Ibnu Umat seperti yang di sebutkan dalam kitab bukhari Muslim.
(https://www.islamweb.net/ar/fatwa/25818/)
Dari penjelasan hukum diatas, ketika terkait dengan shalat rawatib yang dilakukan ketika safar dimana mayoritas para ulama tetap menghukumi sunnahnya shalat rawatib, maka dengan shalat seperti kasus yang ditanyakan diatas baik, ketika akan safar dengan shalat jamak takdim atau shalat jamak takhir, dimana shalat sunnah tersebut dilakukan dalam keadaan mukim maka tetaplah disunnahkan untuk menjalankannya bila mudah baginya.
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Rabu, 21 Ramadhan 1444H / 12 April 2023 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik