Benarkah Bahwa Allah Itu Tidak Adil ?

Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, maaf bila ana bertanya di luar tema Bab Ikhlas dan Menghadirkan Niat disetiap Perbuatan dan Perkataan.
Ustadz, Mohon bantuan untuk menjawab pertanyaan anak saya :
1. Allah tidak adil karena hanya memberi hidayah kepada orang yang dikehendakiNya saja
2. Semua agama itu pada dasarnya adalah brainwash karena tidak dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan manusia
Contohnya kehidupan dan perjanjian di lauh mahfuz dan kehidupan setelah mati. Pertanyaan yang tidak ada jawaban pastinya. Semua jawaban dari guru Agama hanya: jangan berfikir terlalu mendalam, nanti gila. Karena manusia itu kemampuan berfikirnya terbatas. Lalu mengapa kita diciptakan?
3. Kenapa kita harus bersyukur karena kita bisa bernafas, masih bisa makan dan sebagainya, sementara itukan memang maunya Allah, kalau Allah maunya lain, misalnya tidak ada udara tapi kita masih hidup kan bisa saja. Jadi ya sudah aja seperti itu.
(Fulanah, Sahabat BiAS T06 G-58)
Jawaban
وعليكم السلام و رحمة الله وبر كاته
Bismillah,
Maa Syaa Allah, saya mengelus dada ketika membaca pertanyaan ini.
Semoga Allah melembutkan hati kita semua, sehingga peka terhadap segala kebaikan Allah pada kita sampai detik ini.
1. Jika boleh saya katakan, (maaf) celakalah orang yang mengatakan Allah tidak adil, sedangkan Rosulullah shalallahu ‘alaihi wassallam saja marah ketika Beliau dituduh tidak adil saat hanya membagi-bagikan ghonimah Bani Nadhir kepada kaum Muhajirin dan tidak kepada kaum Anshar, kecuali dua orang, yakni Abu Dujanah dan Sahal bin Hunaif, lantaran kondisinya yang miskin sebagaimana dialami kaum Muhajirin. Apalagi ini menuduh Allah tidak adil..!!
Sungguh Keadilan Allah Jalla wa ‘Alaa amat luas dan menyeluruh, banyak yang tak terkira oleh manusia. Ada suatu hal yang dipandang buruk oleh manusia, tetapi justru di dalamnya tersimpan keadilan. Sebaliknya, ada pula sesuatu hal yang dipandang baik dan adil oleh manusia, tetapi justru di dalamnya terdapat ketidakadilan.
Al-Quran menyebutkan, _”…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”_
(QS. Al-Baqarah 216).
Atas dasar keadilan itulah Allah memperlakukan segenap makhluk-Nya. Setiap orang, laki-laki dan perempuan mendapat perlakuan yang sama di sisi Allah Jalla wa ‘Alaa. Dalam Quran dijelaskan, _”Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki- laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.”_
(QS. An-Nisa 124).
Allah juga tidak pernah membebankan suatu taklif yang tidak sesuai dengan kemampuan manusia, sebagaimana dalam firman-Nya;
_”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, la mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”_
(QS. Al-Baqarah 286).
Adapun tentang Hidayah, bagaimana Allah akan memberi hidayah kepada semua orang sedangkan tidak semua orang peka terhadap panggilannya, bahkan tidak semua orang mengharapkan HidayahNya?? Itulah mengapa Hidayah juga butuh sebab dan moment yang tepat.
Pun demikian, Allah masih senantiasa membagikan rahmatNya pada segenap kaum muslimin.
2. Dapatkah anda mengetahui seberapa hebat akal anda? Apakah bisa memikirkan bagaimana cara kerja ruh yang ada dalam tubuh anda? Bagaimana bentuk dan wujudnya?
Sombong sekali bila mengatakan bahwa kemampuan berfikir anda tak terbatas. Jika sudah meyakini terbatas, ya sudah berarti yakini saja bahwa memang ada hal yang tidak bisa dijangkau pikiran/akal/otak anda.
Untuk apa manusia diciptakan? Untuk beribadah. Titik.
Juga untuk menjemput hidayah sebagaimana dijelaskan diatas, dan mempertahankannya.
3. Jika tidak mau bersyukur, maka jangan pula sedih jika orangtua, anak, suami/istri anda dicabut nyawanya oleh Allah.
Jangan merengek pula jika hidup anda dipersulit. Jangan menangis pula jika anda di fitnah dengan fitnah yang keji.
Adil bukan?
Sedangkan bersyukur itu imbalannya justru kembali pada diri anda sendiri, Allah berfirman;
_“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”_
(QS. Ibrahim: 7).
Wallohu A’lam
Wabillahit Taufiq
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Selasa, 5 Rabi’ul Tsani 1438 H / 3 Januari 2017