Ibadah

Waktu Tahajjud Dan Witir Beserta Jumlah Rakaatnya

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Waktu Tahajjud Dan Witir Beserta Jumlah Rakaatnya

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Waktu Tahajjud Dan Witir Beserta Jumlah Rakaatnya. selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillah, assalamualaikum ustadz, Saya mau menanyakan cara pelaksanaan sholat tahajud dan witir, dari jumlah rakaat dan pelaksanaannya, Sebelumnya saya ucapkan terimakasih, semoga para ustadz bias, krew dan keluarga selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah Ta’ala

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Waalaikum salam warahmatullah wabarokatuh

Aaminn dengan doa yang terpanjat, dan juga semoga Allah memberikan kebahagian dan kemudahan adalam mendapatkan ridhoNya.

Shalat tahajjud dan shalat witir adalah bagian dari shalat malam yang bisa di lakukan mulai setelah shalat isya sampai shalat shubuh.

diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بَعْدَ الْعِشَاءِ اْلآخِرَةِ إِلَى أَنْ يَنْصَدِعَ الْفَجْرُ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat setelah shalat ‘Isya’ hingga fajar menyingsing.” [HR. Musnad Imam Ahmad no. 24026).

Sebaiknya dilakukan setelah seseorang tidur walau sekejap, namun bisa dilakukan tanpa harus di dahulu dengan tidur terlebih dahulu.

Bila dilakukan di duapertiga malam atau di sepertiga malam terakhir maka bisa lebih menambah kekhusyu`an sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Shalat tahajjud dilakukan sebanyak delapan atau sepuluh rokaat atau lebih, dilakukan dengan dua rokaat salam-dua rokaat salam, sebagaimana hadist dari Ibnu Umar,”

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى , فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ الصُّبْحِ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً , تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholat malam itu dua-dua, maka bila seorang di antara kamu takut telah datang waktu Shubuh hendaknya ia sholat satu rakaat untuk mengganjilkan sholat yang telah ia lakukan.” Muttafaq Alaihi.

Atau dengan cara yang seperti di dalam hadist yang diriwayatkan dari Zaid bin Kholid al-Juhani, beliau berkata:

“Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam, maka beliau memulai dengan shalat 2 rakaat yang ringan, Kemudian beliau shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang sekali, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat witir 1 rakaat.” (HR. Muslim)

Begitu seterusnya sampai bilangan rokaat yang diinginkan. Paling sedikitnya dua rokaat, sunnahnya dengan 8 rokaat atau bisa lebih.

Kemudian ditutup dengan shalat witir sebanyak 3 rokaat, dengan dua kali salam yaitu dua rokaat salam ditambah satu rokaat kemudian salam. Atau 3 rokaat sekaligus dengan sekali duduk tahiyyat kemudian salam

Atau shalat sampai 10 rokaat ditutup dengan witir 1 rakaat.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يُصَلِّي بِاللَّيْلِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُوْتِرُ مِنْهَا بِوَاحِدَةٍ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat pada malam hari sebanyak sebelas raka’at dengan meng-ganjilkan di antaranya dengan satu raka’at.”

Dalam satu redaksi diungkapkan:

يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ.

“Beliau salam di antara setiap dua raka’at dan mengganjilkannya dengan satu raka’at.”

[HR. Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin wa Qashriha, bab Shalaatil Laili wa ‘Adadu Raka’aatin Nabiy] (hadits no. 736)

Intinya bahwa shalat malam yang dilakukan hendaknya ditutup dengan shalat witir/ganjil baik satu rakaat atau lebih.

Yang sering dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebanyak tiga atau satu rakaat sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadist Aisyah. Paling sedikitnya shalat witir sebanyak satu rokaat paling banyaknya tidak terbatas.

Dalam Fatwa Lajnah Da-imah diterangkan,

أقل الوتر ركعة ولا حد لأكثره، فإذا أوترت بركعة واحدة أو ثلاث أو خمس أو سبع أو تسع أو إحدى عشرة أو ثلاث عشرة أو أكثر من ذلك فالأمر فيه سعة.

Jumlah minimal raka’at sholat witir adalah satu raka’at. Tidak ada batasan jumlah maksimum raka’at witir. Jika berwitir dengan satu raka’at, tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, tiga belas atau lebih dari itu, boleh. Dalam hal ini longgar. (Fatawa al-Lajnah ad-Da-imah 7/173)

Lakukan shalat malam dan berusaha menjaganya dalam kesehariaannya karena keutamaannya yang sangat besar. Dilakukan sesuai kemampuan, minimalnya dengan menlakukan shalat 3 rakaat (2 rakaat tahajjud dan ditutup dengan satu witir) atau sampai sebelas rokaat sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Rasulullah atau bisa lebih dari itu, dengan melakukan salam setiap dua rakaat.

Semoga Allah menjadikan kita semua bagaian dari para hamba yang bisa dan terbiasa bermunajat kepada kepadaNya di setiap malam dengan penuh kebahagiaan dan tetasan air mata karena takut terhadap siksaNya.

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله

Kamis, 9 Sya’ban 1444H / 2 Maret 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button