ArtikelKeluargaTausiyah

Memilih Guru Yang Shalih Untuk Si Buah Hati

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Ayah dan bunda yang dirahmati Allāh tabāraka wa ta’āla. Di pembahasan ini kami peruntukkan kepada orang tua, yaitu; hendaknya memilih guru yang shalih. Interaksi anak dan guru akan terjadi ikatan batin di antara kedua pihak sehingga mampu memberikan pengaruh kepada anak kita.

Oleh karena itu, Nabi memerintahkan agar memilih teman dekat yang baik dan teman duduk yang shalih, terlebih lagi dalam hal memilih pengajar dan pendidik. Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seseorang itu mengikuti agama temannya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang menjadi temannya.”

Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata:
“Ilmu adalah tuntunan. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa orang yang bakal kalian ambil ilmunya.”

Imam al-Mawardi rahimahullah berkata:
“Orang tua seharusnya berupaya keras dalam memilih pendidik sebagaimana upaya kerasnya dalam memilih ibu pesusuan bagi anaknya, bahkan harus lebih keras lagi usahanya. Hal ini disebabkan, karena anak akan mengambil akhlak, perangai, adab, etika, dan kebiasaan dari pendidiknya dalam skala yang lebih besar daripada yang ia ambil dari orang tuanya, karena pergaulan anak dengan pendidiknya lebih banyak dan waktu menimba pelajaran darinya jauh lebih banyak. Selain itu, sang anak telah diperintahkan saat diserahkan pada pengajarnya agar mengikutinya secara menyeluruh dan mematuhi segala perintahnya.
(Nasihatul Muluk, hal. 170).

Jika kita membaca biografi para ulama dahulu, disana kita akan dapati antusias ulama dalam memilih guru yang shalih, meski hal itu mengharuskan mereka melakukan perjalanan yang sangat jauh dan berpindah-pindah tempat di berbagai kawasan. Sudah barang tentu hal ini sangat melelahkan dan memakan biaya yang tidak sedikit.

Begitu pun semangat para orang tua ulama dahulu dalam memilih guru untuk anak-anaknya. Karena mereka menyadari dampak yang akan didapatkan oleh anak-anaknya. Saat ini tanggung jawab memilih guru yang shalih juga tidak hanya pada orang tua, tapi juga lembaga-lembaga pendidikan untuk serius memilih guru.

Diriwayatkan dari Uthbah bin Abi Sufyan saat berpesan kepada orang yang akan mendidik anaknya:
“Hai Abdush Shamad, yang pertama hendaknya engkau awali dengan memperbaiki dirimu sendiri, karena pandangan anak-anak didikmu terikat dengan pandanganmu. Bagi mereka, hal yang baik ialah apa yang engkau pandang baik, dan yang buruk ialah apa yang engkau pandang buruk. Tanamkan agar mereka segan kepadaku dan didiklah mereka sebagai ganti dariku. Jadilah engkau bagi mereka seperti dokter yang bersikap hati-hati, yang hanya memberikan obat setelah mendiagnosis penyakitnya.
(diringkas dari Kitab Athfal Muslim Laifa Rabbahum an-Nabiyyu al-Amiin).

Abu Syamah Asy-Syafi’I dalam kitabnya Majmu’atur Rasail, Adab Mau’allimish Shibyan menjelaskan:
“Hendaknya sang pendidik memulai aktivitas mengajarnya dengan terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri, karena mata anak didik tertuju padanya dan telinga mereka mendengar dan patuh padanya. Karenanya, apa pun yang dinilai buruk olehnya maka menurut mereka juga buruk. “

Semoga kita dimudahkan untuk memilihkan guru yang shalih yang akan memberikan pengaruh berupa akhlak, perangai, adab, etika, dan kebiasaan yang Baik kepada anak-anak kita.

Ditulis Oleh:
Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA. حفظه الله
(Kontributor Bimbinganislam.com)



Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA. حفظه الله
Beliau adalah Pengasuh Yayasan Ibnu Unib Cianjur dan website cianjurkotasantri.com
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA.حفظه الله klik disini

Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA.

Beliau adalah Pengasuh Yayasan Ibnu Unib Cianjur dan website cianjurkotasantri.com

Related Articles

Back to top button