Obat Jika Muncul Bisikan Setan dan Ragu Dalam Islam

Obat Jika Muncul Bisikan Setan dan Ragu Dalam Islam
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang obat jika muncul bisikan setan dan ragu dalam islam.
selamat membaca.
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga Alloh selalu jaga ustadz dan keluarga serta kaum muslimin dimanapun berada, aamiin.
Izin bertanya ustadz. Saya belakangan ini seringkali diserang oleh keragu-raguan dan bisikan menyangkut Allah dan seluruh hal yang berkaitan tentang Islam.
Kadang di pikiran saya terbesit atau ada sesuatu yang seperti ‘mendorong’ saya untuk mengatakan atau membayangkan sesuatu yang tidak pantas terhadap Allah dan Hal yang berkaitan tentang Islam bahkan mungkin bisa menghantarkan saya kepada ke kekafiran.
Atau dari luar pikiran saya misal menonton sesuatu atau berbicara dengan orang lain, kadang jika ada sesuatu yang ada kecenderungan perbuatan kekafiran misalkan istihza bid-diin saya menahan untuk tertawa namun kadang saya tersenyum atau mungkin tertawa.
Bagaimana hukumnya ustadz jika terjadi hal seperti itu? Apakah saya harus syahadat ulang atau bagaimana sikap yang saya ambil ustadz, dan bagaimana juga bila terjadi bisikan maksiat seperti nyanyian, kata-kata kotor, dan semisalnya ketika shalat, mendengar adzan, di masjid atau ketika beribadah apakah membatalkan?
Mohon penjelasannya ustadz Baarakallaahu fiik, maaf pertanyaannya panjang..
(Disampaikan oleh Fulanah, Member grup WA BiAS)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Semoga Allah memberikan anda, kami dan semua kaum muslimin taufik dan hidayahNya.
Keraguan dan bisikan bisikan kekufuran yang menyelimuti hati anda tersebut berasal dari bisikan syaithon yang harus anda lawan dengan usaha yang sungguh-sungguh. Allah berfirman:
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
“(Syaithon tersebut) Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia”
(QS. An – Nas: 5).
Yang harus anda lakukan adalah berta’awwudzlah selalu ketika pikiran tersebut datang, dan jangan biarkan pikiran anda kosong dari dzikir kepada Allah, selalu sibukkan dengan dzikir kepada Allah, dzikir pagi sore, dan sepanjang waktu dan perbanyak membaca al quran karena alquran adalah sebaik-baik dzikir.
Kemudian, selalu ikuti kajian-kajian ilmu, karena pikiran-pikiran tersebut muncul karena kurangnya ilmu agama. dan ikutilah kajian-kajian yang berlandaskan al quran sunnah yang sesuai dengan pemahaman para ulama salaf.
Para ulama salaf pernah berkata:
نفسك إن لم تشغلها بالحق شغلتك بالباطل، وإن لم تشغلها بالطاعة شغلتك بالمعصية
“Jika engkau tidak menyibukkan dirimu dengan kebenaran maka dia akan menyibukkanmu dengan kebatilan, dan jika tidak engkau sibukkan ia dengan ketaatan maka ia akan menyibukkanmu dengan kemaksiatan”.
Kemudian, jika anda melihat kemungkaran maka wajib anda mengingkarinya, jika anda tidak sanggup mengingkari dan menasihatinya hendaklah anda meninggalkan tempat tersebut, rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.”
(HR. Muslim no. 49)
Adapun bisikan-bisikan yang mengajak kepada kemaksiatan, selama anda berusaha menepisnya dan segera berlindung kepada Allah, insya Allah tidak memberikan mudharat. Imam Nawawi berkata:
الخواطر ، وحديث النفس ، إذا لم يستقرَّ ويستمرّ عليه صاحبُه فمعفوٌ عنه باتفاق العلماء ؛ لأنه لا اختيارَ له في وقوعه ، ولا طريقَ له إلى الانفكاك عنه
“Bisikan dan pikiran yang terlintas apabila tidak menetap dan hanya lewat dipikiran (dia berusaha menghilangkan) maka dimaafkan berdasarkan kesepakatan ulama, karena hal tersebut bukan disebabkan pilihannya dan susah untuk dihindari”
(Al – Adzkar : 345)
Wallahu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Senin, 12 Muharram 1442 H / 31 Agustus 2020 M
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini