AqidahKonsultasi

Nasehat Untuk Muamalaf Tentang Jembatan Shirath

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Saya baru mualaf dan mau bertanya apakah itu maksud dan makna jembatan shiratul mustaqim? Dan Qs. Maryam 19: 71-72. Bagaimana bisa selamat dan masuk surga? Bisa melewati jembatan shiratul mustaqim? Apakah semua umat manusia pasti melewati jembatan shiratul mustaqim?

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Dari Fulan di Banten Anggota Grup WA Bimbingan Islam N04 G-33

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته، الحمد لله والصلاة والسلام على خير خلق الله وعلى آله ومن والاه، أما بعد:

Baarakallaahu fiik kepada Antum, Akhi…

Mungkin yang dimaksud adalah jembatan shirat, bukan shiratul mustaqim. Karena kalau yang dimaksud shiratul mustaqim maka beda lagi hakikatnya.
Adapun maksud dari shirat ialah sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Abu Sa’id yang cukup panjang, yang disana disebutkan tentang ‘jembatan’ dengan sifat-sifat sebagai berikut:

ثُمَّ يُضْرَبُ الْجِسْرُ عَلَى جَهَنَّمَ، وَتَحِلُّ الشَّفَاعَةُ، وَيَقُولُونَ: اللهُمَّ سَلِّمْ، سَلِّمْ ” قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا الْجِسْرُ؟ قَالَ: ” دَحْضٌ مَزِلَّةٌ، فِيهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكٌ تَكُونُ بِنَجْدٍ فِيهَا شُوَيْكَةٌ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ، فَيَمُرُّ الْمُؤْمِنُونَ كَطَرْفِ الْعَيْنِ، وَكَالْبَرْقِ، وَكَالرِّيحِ، وَكَالطَّيْرِ، وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ، فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ، وَمَخْدُوشٌ مُرْسَلٌ، وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ،

“… lalu dibentangkanlah jembatan di atas Jahannam, dan syafa’at pun dimintakan. Para Rasul saat itu berkata: “Ya Allah, selamatkanlah… selamatkanlah!”. Para sahabat bertanya, “Jembatan apakah itu wahai Rasulullah?” jawab beliau: “Jembatan yang datar lagi menggelincirkan. Padanya terdapat gancu-gancu dan duri mirip semak berduri yang ada di daerah Nejed, yang dikenal dengan pohon Sa’dan. Lantas kaum mukminin akan melewatinya secepat kedipan mata, atau seperti kilat, atau angin kencang, atau burung yang terbang cepat, atau kuda dan unta yang berlari kencang. Ada diantara mereka (yang melaluinya, baik mukmin maupun kafir) yang selamat tanpa luka, namun ada pula yang selamat namun babak-belur, dan ada pula yang terjungkal ke dalam Jahannam…”

Baca Juga:  Kewajiban Sesama Muslim Jika Saudara Semuslim Meninggal

Adapun yang dimaksud dalam QS. Maryam tersebut maka konteksnya berlaku bagi semua manusia, baik yang mukmin maupun kafir. Semuanya akan melewati Neraka, lalu Allah selamatkan mereka yang bertakwa darinya, dan Allah biarkan mereka yang zhalim mendekam di dalamnya. Akan tetapi para ulama berbeda pendapat tentang maksud dari ‘melewati Neraka’ tersebut, dalam 2 pendapat:
Pertama: Maksudnya benar-benar masuk ke dalam Neraka, akan tetapi bagi orang beriman ia akan terasa dingin dan tidak mencelakai.
Kedua: Maksudnya sekedar melewati shirat (jembatan di atas Neraka), dan bukan memasukinya.
Pendapat yang kedua ini didukung oleh hadits Muttafaq ‘alaih di atas.

Cara selamat dalam menyeberanginya secara garis besar ialah dengan bertakwa kepada Allah; dengan menjalankan perintah-Nya semampu kita, dan menjauhi larangan-Nya. Makin banyak amal shalih yang kita persembahkan kepada Allah, maka makin cepat kita dalam menyeberangi jembatan tersebut. Diantara amalan yang paling bermanfaat bagi seseorang saat menyeberani shirat adalah memelihara amanat dan menjaga silaturahmi, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, bahwa saat seseorang menyeberanginya, amanat dan rahim akan diberdirikan di kanan-kiri jembatan, artinya menjadi penghalang seseorang agar tidak tergelincir ke kanan maupun ke kiri.

Dan yang paling bermanfaat bagi seseorang tentunya adalah menjaga tauhidnya agar senantiasa diterima oleh Allah, karena bila tauhid masih bermasalah, maka amal-amal lainnya pasti terpengaruh, sebab tauhid adalah asas setiap amal.

Rajinlah belajar tentang bagaimana merealisasikan tauhid dan menjaga kemurniannya, pelajarilah apa saja yang dapat mencemari tauhid maupun membatalkannya. Lalu banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar tauhid kita senantiasa dijaga dan kita mati dalam keadaan beriman dan bertauhid.

Wallaahu a’lamu bish shawaab.

Demikian, semoga jawaban ini bermanfaat.
Ref:

http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=192303&RecID=2&srchwords=%CF%CD%D6%20%E3%D2%E1%C9&R1=1&R2=0

Konsultasi Bimbingan Islam
Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA

Related Articles

Back to top button