Tausiyah

Keutamaan Membaca Hamdalah

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Catatan Penting Terkait Hamdalah (2)
KEUTAMAAN MEMBACA HAMDALAH?

Keutamaan Hamdalah

1. Allah seringkali menyandingkan nama-Nya Al-Hamiid (yang Maha Terpuji) dengan ucapan Tasbih. Seperti yang terkandung dalam Surat Al-Isra’ ayat 44, Ash-Shoffaat ayat 180-182, Al-Baqarah ayat 30. Begitupun juga dalam Hadits seringkali Nabi Menyandingkan Al-Hamdu dengan Tasbih. Hal ini menunjukkan bahwa selain Allah Maha Terpuji, Allah juga bersih dari aib dan kekurangan.

2. Al-Hamdu seringkali disandingkan dengan Tasbih, Istighfar, dan Taubat. Seperti dalam Surat Ghaafir ayat 7, An-Nasr ayat 3, atau dalam hadits-hadits Rasulullah.

3. Allah memulai dengan pujian di beberapa surat, diantaranya pada Surat Al-Fatihah, An-An’am, Al-Kahfi, Saba’, dan Fatir.

4. Allah mengakhiri surat dalam al-Qur’an dengan Pujian, seperti surat Al-Hijr, Al-Isra’, An-Naml, Ash-Shoffaat, Az-Zumar, Al-Jatsiyah, Ath-Thuur, dan An-Nasr.

5. Hamdalah adalah sebaik-baiknya perkataan dan Allah pilihkan untuk hamba-hamba-Nya.

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ اصْطَفَى مِنْ الْكَلَامِ أَرْبَعًا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا عِشْرُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ عِشْرُونَ سَيِّئَةً وَمَنْ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَ لَهُ بِهَا ثَلَاثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا ثَلَاثُونَ سَيِّئَةً

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah memilih empat perkataan, yaitu subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha ilallah, dan allahu akbar. Barangsiapa mengucapkan “Subhanallah” maka akan dituliskan untuknya dua puluh kebaikan dan dihapuskan darinya dua puluh kesalahan. Barangsiapa mengucapkan “Allahu Akbar” maka akan dituliskan untuknya seperti itu pula. Barangsiapa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” maka akan dituliskan untuknya seperti itu pula. Dan barangsiapa mengucapkan “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin” dari dalam hatinya, maka akan dituliskan untuknya tiga puluh kebaikan dan dihapuskan darinya tiga puluh kesalahan.” (HR. Ahmad no. 8032)

6. Hamdalah adalah kalimat pertama yang diucapkan Adam ‘Alahis Salam.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِهِ

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika Allah telah menciptakan Adam dan meniupkan di dalamnya ruh, ia bersin, lalu mengucapkan Alhamdulillah, lalu ia memuji Allah dengan izinNya” (HR. Tirmidzi)
7. Hamdalah adalah sebaik-baiknya doa.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi, lihat Ash Shahihah no. 1497)

8. Sebaik-baiknya hamba adalah gemar membaca Alhamdulillah

أفضل عباد الله – تعالى – يوم القيامة الحمادون

Sebaik-baiknya hamba Allah pada hari kiamat adalah Al-Hammadun (orang-orang yang gemar memuji Allah). (Silsilah Ash-Shahihah no. 1584)

9. Besarnya pahala bagi yang gemar mengucapkan Hamdalah. (Silsilah Ash-Shahihah no. 3452).

10. Hamdalah ringan di lisan, berat dalam timbangan, dan dicintai Allah Ar-Rahman.

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى  ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694).

11. Balasan di dalam surga bagi orang yang memperbanyak pujian kepada Allah.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهِ وَهُوَ يَغْرِسُ غَرْسًافَ قَالَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا الَّذِي تَغْرِسُ؟ قُلْتُ غِرَاسًا لِي قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى غِرَاسٍ خَيْرٍ لَكَ مِنْ هَذَا؟ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ يُغْرَسْ لَكَ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ

“Bahwa Rasulullah melewatinya sedang bercocok tanam, seraya Rasulullah menegurnya dan berkata, “Wahai Abu Hurairah, apa yang sedang kau tanam? Aku menjawab, “Menanam tanaman ya Rasulullah”. Beliau berkata, “Maukah engkau kuberitahukan tentang tanaman yang lebih baik dari ini?” Abu Hurairah menjawab, “Tentu ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Katakanlah : subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha ilallah, dan allahu akbar, niscaya akan ditanamkan untukmu dengan setiap kalimat tersebut, sebuah pohon di surga. (HR. Ibnu Majah no. 3807 dan Syaikh Al-Albani menghasankannya dalam kitab Shahih Targhib no. 1549)

Dan masih banyak dalil yang menunjukkan keutamaan hamdalah yang memotivasi kita untuk senantiasa membasahi bibir kita dengan memuji Allah Ta’ala.
Buah membaca Hamdalah

1. Terkandung sebuah pilar ibadah yang sangat agung yaitu kecintaan. Para ulama menjelaskan bahwa ucapan Hamdalah bermakna pujian yang disertai dengan rasa cinta dan pengagungan. Tidaklah suatu pujian disebut sebagai hamdalah kecuali jika dilandasi rasa cinta.

2. Dalam Hamdalah telah terkandung penetapan kesempurnaan Allah dari segala sisi. Karena ucapan alhamdulillah bermakna segala puji atau pujian yang mutlak hanya layak diberikan untuk Allah. Allah terpuji dari segala sisi. Allah terpuji karena berbagai kesempurnaan yang ada pada-Nya, baik kesempurnaan Dzat, nama-nama, sifat-sifat, perbuatan, dan juga kesempurnaan nikmat yang Allah curahkan kepada hamba-hamba-Nya. Sebab tidak ada satu pun nikmat melainkan itu adalah bersumber dari-Nya. Di tangan-Nya lah segala kebaikan.

3. Dalam alhamdulillah juga tersimpan penetapan tauhid uluhiyah, yaitu kewajiban mengesakan Allah dalam beribadah. Sebab kata ‘Allah’ dalam ungkapan alhamdulillah menunjukkan makna bahwa Allah ialah Al-Ilah Al-Haq yaitu sesembahan yang benar dan selain-Nya adalah sesembahan yang batil.

4. Dalam Rabbil ‘alamin terkandung penetapan tauhid rububiyah, bahwa Allah merupakan Rabb yaitu yang mencipta, mengatur, dan menguasai alam semesta ini. Pengakuan terhadap hal ini telah menjadi fitrah dan naluri yang tertanam dalam hati manusia. Bahkan kaum musyrikin sekali pun telah meyakininya. Konsekuensi dari pengakuan ini adalah ketundukan secara penuh kepada Allah akan hukum dan perintah-Nya. Dan perintah yang paling agung adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Oleh sebab itu Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah 2: 21)

5. Dalam Rabbil ‘alamin terdapat penegasan bahwa seluruh alam adalah makhluk ciptaan Allah yang butuh kepada Allah. Tidak ada yang bisa melepaskan diri dari kekuasaan dan pertolongan-Nya. Oleh sebab itu wajib beriman kepada takdir dan iradah (kehendak)Nya yang meliputi seluruh makhluk. Segala yang Allah kehendaki -secara kauni- pasti terjadi dan segala yang tidak Allah kehendaki juga tidak akan terjadi. Inilah yang disebut dengan istilah iradah kauniyah. Dan semua yang Allah kehendaki terjadi ini pasti mengandung hikmah. Tidak mungkin Allah menghendaki sesuatu terjadi tanpa hikmah, Maha suci Allah dari kesia-siaan.

6. Dalam Rabbil ‘alamin juga terdapat pelajaran bahwa setiap muslim bahkan setiap manusia harus tunduk kepada hukum dan syari’at Allah. Sebab Allah lah yang telah menciptakan alam ini, yang memeliharanya dan menguasainya. Tidak ada yang lebih mengetahui kemaslahatan hamba kecuali Allah semata. Oleh sebab itu, Allah lah sebaik-baik hakim, tidak ada hukum yang lebih baik selain hukum-Nya, dan tidak ada aturan yang lebih adil daripada aturan-aturan-Nya.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa memujiNya. Walhamdulillah

Ditulis Oleh:
Ustadz Abu Rufaydah حفظه الله
(Kontributor Bimbinganislam.com)

Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA.

Beliau adalah Pengasuh Yayasan Ibnu Unib Cianjur dan website cianjurkotasantri.com

Related Articles

Back to top button