KonsultasiMuamalah

Hukum Jual Lukisan? Dahulu Beli Karena Tidak Tahu Lukisan Makhluk Terlarang

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Hukum Jual Lukisan? Dahulu Beli Karena Tidak Tahu Lukisan Makhluk Terlarang

Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah ta’ala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bagaimana hukum jual lukisan? dahulu beli lukisan karena tidak tahu lukisan terlarang.
selamat membaca.

Pertanyaan :

بسم اللّه الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz , saya dulu  pernah beli lukisan burung , dan sempat digantung dirumah.
Sudah beberapa tahun lalu dilepas karena tahu lukisan makhluk bernyawa dilarang, dan lama tersimpan di gudang. Dari pada tersimpan di gudang, apa boleh saya jual lagi lukisan tersebut kepada non muslim ustadz ?

Jazakallahu khoiran

(Penanya Fulan di Salatiga Sahabat BIAS N06)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Tidak boleh dijual lukisan makhluk hidup akan tetapi hendaknya dibakar dimusnahkan, Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan :

 لا يجوز للمسلم أن يبيع أو يتجر فيها ، لما ثبت في الأحاديث الصحيحة من تحريم تصوير ذوات الأرواح ، وإقامة التماثيل لها مطلقا ، والإبقاء عليها . ولاشك أن في الاتجار فيها ترويجاً لها ، وإعانةً على تصويرها وإقامتها بالبيوت والأندية ونحوها
وإذا كان ذلك محرما ، فالكسب من إنشائها وبيعها حرام ، لا يجوز للمسلم أن يعيش منه بأكل أو كسوة أو نحو ذلك ، وعليه إن وقع في ذلك أن يتخلص منه ، ويتوب إلى الله تعالى ، عسى الله أن يتوب عليه ، قال تعالى : ( وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً ثُمَّ اهْتَدَى ) طه/82

“Tidak boleh bagi seorang muslim menjual atau memperdagangkannya (lukisan makhluk bernyawa), sebagaimana yang telah disebutkan dalam beberapa hadits shahih akan haramnya menggambar makhluk yang bernyawa, membentuk dan menyimpannya, tidak diragukan lagi bahwa menjualnya berarti merawatnya dan membantu dalam menggambarnya, menyimpannya di rumah-rumah dan beberapa tempat yang lain.

Dan jika hal itu diharamkan, maka mengais rizki dari membuat dan menjualnya juga diharamkan, tidak boleh bagi seorang muslim untuk membiayai hidunya –untuk makan, pakaian dan yang lainnya- dari keuntungan yang dihasilkannya.
Atas dasar itu maka jika seseorang telah melakukannya, segera untuk membebaskan diri darinya dan bertaubat kepada Alloh, Alloh –Ta’ala- berfirman :

 لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً ثُمَّ اهْتَدَى ـ

Baca Juga:  Hukum Bayar Hutang Emas Dengan Menggunakan Uang?

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar”.
(Thaha: 82).”
(Al-Jawabul Mufid Fi Hukmit Taswir : 49-50).

Dan dikhawatirkan menjual gambar tersebut akan termasuk sifat hilah/ tipu daya yang sering dilakukan kaum yahudi. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ حُرِّمَتْ عَلَيْهِمْ الشُّحُومُ فَبَاعُوهَا وَأَكَلُوا أَثْمَانَهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا حَرَّمَ أَكْلَ شَيْءٍ حَرَّمَ ثَمَنَهُ

“Semoga Allah melaknat kaum yahudi, diharamkan bagi mereka lemak babi mereka malah menjualnya lalu memakan hasil penjualan tersebut. Dan Allah apabila mengharamkan dari memakan sesuatu Allah juga mengharamkan hasil penjualannya.”

Atau solusi berikutnya adalah menggapus bagian kepala dari gambar burung tersebut. Jika sudah dihapus atau diputus maka hilang sudah larangan dari gambar tersebut. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ حُرِّمَتْ عَلَيْهِمْ الشُّحُومُ فَبَاعُوهَا وَأَكَلُوا أَثْمَانَهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَيْءٍ حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ثَمَنَهُ

“Allah melaknat orang-orang Yahudi yang telah diharamkan lemak atas mereka namun mereka menjualnya dan memakan hasilnya. Dan sesungguhnya Allah apabila mengharamkan kepada kaum untuk memakan sesuatu maka Dia akan mengharamkan hasil (penjualannya).”
(HR Ahmad : 2111 dishahihkan oleh Syaikh Syuaib Al-Arnauth dalam Tahqiq Musnad Imam Ahmad).

Wallahu a’lam

 

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Senin, 15 Shafar 1441 H / 14 Oktober 2019 M



Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA.
Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله  
klik disini

Ustadz Abul Aswad Al Bayati, BA.

Beliau adalah Alumni S1 MEDIU Aqidah 2008 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Malang tahunan dari 2013 – sekarang, Dauroh Solo tahunan dari 2014 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Koordinator Relawan Brigas, Pengisi Kajian Islam Bahasa Berbahasa Jawa di Al Iman TV

Related Articles

Back to top button