ArtikelUmum

Waktu Terbaik Mengeluarkan Sedekah

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Waktu Terbaik Mengeluarkan Sedekah

Sedekah itu sejatinya dianjurkan di setiap waktu, dan besaran ganjaran dan pahalanya bisa saja bertambah dalam kondisi dan waktu tertentu. Maka seseorang yang punya kebiasaan bersedekah dan termotivasi untuk sedekah, alangkah lebih baik dia mengetahui kondisi-kondisi dimana sedekahnya bisa bernilai lebih dan pahala berlipat daripada biasanya.

Pada kesempatan ini kita hendak membahas kapan saja kondisi sedekah seseorang bisa bernilai lebih, yaitu ketika bersedekah di waktu-waktu terbaik, berikut diantara waktu-waktu tersebut:
1. Ketika bersedekah dengan diam-diam.
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ : …. وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Tujuh golongan yang dinaungi Allah di hari (kiamat) yang tiada naungan kecuali naungan-Nya..diantaranya: Seorang yang sedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kanannya memberi sedang tangan kirinya tidak tahu”. (H.R Bukhari).

2. Ketika bersedekah pada seorang miskin dalam posisi sangat-sangat membutuhkan.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176)

3. Ketika bersegera sedekah dikala harta sedang melimpah, fisik sehat, saat cinta-cintanya dengan harta.
Dari Abu Huroiroh rodiyallahu anhu berkata: datang seorang lelaki kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

“Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?”. Beliau menjawab: “Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu, lalu kamu berkata: berikan ini pada si fulan dan ini pada si fulan, dan harta itu memang sejatinya hak si fulan”. (HR. Bukhari)

4. Sedekah yang ditujukan pada kerabat, apalagi jika kerabat yang putus hubungan silaturrahim.
Rasul sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ

“Sadaqah yang paling utama adalah shadaqah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam al-Kabir, Shahihul Jami’ no. 1110).

5. Sedekah yang dilakukan di waktu mulia, seperti ramadan.
Ibnu Abbas berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadhan”. (H.R Bukhari).

Bisa dimaknai juga jika sedekah berada di tempat-tempat mulia, seperti di makkah, madinah, masjidil aqsa.

Baca Juga:  Doa Untuk Bayi Yang Baru Lahir yang Dianjurkan

6. Dikala sedekah berkumpul dengan puasa, mengiringi jenazah, dan mengunjungi orang sakit.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.” Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim).

7. Nafkah yang diberikan pada keluarga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

“Dinar yang Engkau infaqkan di jalan Allah (perang -pen), dinar yang Engkau infaqkan untuk membebaskan seorang budak, dinar yang Engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang Engkau infaqkan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah infaq yang Engkau berikan kepada keluargamu.” (HR. Muslim).

8. Sedekah yang pahalanya mengalir walau selepas pelakunya meninggal.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia itu mati, maka akan putus amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang mendo’akan orang tuanya.” (HR. Muslim)

Sedekah jariah bisa berupa sedekah untuk pembangunan masjid, musolla, ponpes, sarana-sarana kepentingan umum seperti jalan, jembatan dll.

9. Sedekah untuk membelanjakan harta pada amalan tertentu yang telah ditentukan oleh syariat dan dipilihkan waktunya, seperti menyalurkan harta untuk berkurban, ini lebih baik daripada menyedekahkan mentahannya.

Berkata seorang tabiin senior Said Ibnu al-Musayyib: “Saya menyembelih kurban dengan seekor kambing, lebih saya sukai daripada bersedekah dengan 100 dirham”. (Mushonnaf Abdur Razzak juz:4 hal:388).

Demikian mungkin yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini terkait kondisi-kondisi dan waktu yang mulia untuk menyalurkan harta dan menyedekahkannya dengan ganjaran pahala yang lebih besar dan berlipat, semoga menjadi sedikit tambahan wawasan bagi semuanya. Wallahu a’am.

Disusun oleh:
Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله
Senin, 24 Dzul Qa’idah 1442 H/ 5 Juli 2021 M



Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله
Beliau adalah Alumnus S1 Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan S2 Hukum Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله  
klik disini

 

Ustadz Setiawan Tugiyono, B.A., M.HI

Beliau adalah Alumni D2 Mahad Aly bin Abi Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bahasa Arab 2010 - 2012 , S1 LIPIA Jakarta Syariah 2012 - 2017, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2018 - 2020 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah, Dauroh Masyayikh Ummul Quro Mekkah di PP Riyadush-shalihin Banten, Daurah Syaikh Ali Hasan Al-Halaby, Syaikh Musa Alu Nasr, Syaikh Ziyad, Dauroh-dauroh lain dengan beberapa masyayikh yaman dll | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Belajar bersama dengan kawan-kawan di kampuz jalanan Bantul

Related Articles

Back to top button