Takdir Allah Dan Kehendak Manusia

Takdir Allah Dan Kehendak Manusia
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Takdir Allah Dan Kehendak Manusia, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga Allah merahmati Shaikh Muhammad bin Abdul Wahhab beserta kedua orang tuanya, guru-gurunya, dan keluarganya dengan rahmat Allah yang luas.
Semoga Allah merahmati seluruh para ulama.
Semoga Allah merahmati ustadz dan keluarga, dan seluruh pembina, kru dan santri ma’had bimbingan islam.
Dan semoga Allah pun merahmati seluruh umat Islam.
Mohon izin bertanya.
Iman kepada takdir Allah yang baik dan buruk mencakup 4 perkara. Perkara yang terakhir adalah “Allah menciptakan segala sesuatu, Allah menciptakan apa yang kalian kerjakan”. Bagaimana cara memahami dengan benar agar tidak terjatuh pada pemikiran “Saya berbuat dosa kan sudah ditakdirkan oleh Allah, jadi untuk apalagi berusaha beribadah, toh semua sudah Allah takdirkan” Saya sangat khawatir sekali ketika pemikiran ini terbesit, apalagi pertanyaan ini pernah ditanyakan juga oleh anak saya yang berusia 9 tahun.
Mohon penjelasannya ustadz.
جزاك اللهُ خيراً
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
Benar Allah menciptakan kita dan amal kita, tetapi keyakinan yang benar adalah bahwa semua bentuk ketaatan, maksiat, kekufuran dan kerusakan terjadi dengan ketetapan Allah karena tidak ada pencipta selain Dia. Semua perbuatan hamba yang baik maupun yang buruk adalah termasuk makhluk Allah. Dan hamba tidaklah dipaksa dalam setiap yang dia kerjakan, bahkan hambalah yang memilih untuk melakukannya.
Dan kemudian ada yang bertanya untuk apa kita beramal kalo sudah ditakdirkan dan diciptakan oleh Allah, permasalahannya tidak ada diantara kita yang tahu bagaimana takdir tersebut makanya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam hanya berkata kepada Suraqah Ibn Malik;
اِعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ.
“Beramalah kalian, karena semuanya telah dimudahkan oleh Allah menurut apa yang Allah ciptakan atasnya. Adapun orang yang termasuk golongan orang-orang yang berbahagia, maka ia dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang berbahagia. Dan adapun orang yang termasuk golongan orang-orang yang celaka, maka ia dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang celaka.” (HR al Bukhari no. 4949 dan Muslim no. 2647).
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fikri Hilabi, S.Ag. حافظه الله