KeluargaReportase

Orang Tua Sering Ke Dukun Dan Membawa Rajah, Bagaimana Sikap Anak?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Orang Tua Sering Ke Dukun Dan Membawa Rajah, Bagaimana Sikap Anak?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Orang Tua Sering Ke Dukun Dan Membawa Rajah, Bagaimana Sikap Anak? selamat membaca.

Pertanyaan:

Bismillah walhamdulillah.. Izin bertanya ustadz, kami 5 bersaudara dan seringkali menjumpai perasaan bagaimana agar kami bisa berbakti kepada orangtua. Kami memiliki ibu yang mungkin berbeda dengan orangtua pada umumnya.

Mungkin akibat dari tidak ada restu dari saudara ayah sebab pernikahan beda agama di masa lalu. Sikap tersebut masih berlanjut bahkan hingga sekarang ayah kami sudah meninggal.

Ibu juga selalu menyampaikan kalau ibu harus tetap marah-marah pada kami, kami antar saudara harus menjadi orang lain meski berada di satu rumah, kami tidak boleh melakukan kebaikan, karena ibu bisa mati karena itu.

Hal itu menyebabkan kami bertanya-tanya, apa itu sebab dari beliau yang di masa lalu sering berkunjung ke dukun dan pulangnya selalu membawa rajah dan bungkusan bungkusan jimat atau semacamnya dalam jumlah yang banyak. . Bagaimana alternatif nya ustadz, Syukron

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Bismillah

Semoga Allah memberikan jalan keluar yang terbaik dari segala permasalahan yang kita hadapi.

Sebelum melakukan apapun maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memperbanyak doa, terutama di waktu waktu mustajab untuk kebaikan dan perbaikan ibunda. Walau terasa panjang, yakinlah bahwa kekuatan doa insyaallah akan menjadikan akhir cerita yang ada menjadi baik.

Pun bila Allah mentakdirkan berbeda, minimalnya dengan berdoa kita telah menjalankan ibadah yang telah Allah perintahkan kepada para hanbaNya. Sebagaimana yang telah Allah firmankan,”

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.   

Kemudian langkah kedua berikutnya, tetaplah mencoba menghubungi ibunda walaupun dengan cara bertelpon atau video call bila memungkinkan. Yakinlah, bila tidak ada masalah dengan kejiwaan ibunda sebenarnya dalam fitrah hatinya ada kasih sayang dan cinta yang beliau pendam di dalam hatinya.

Karena ada sebab tertentu yang menjadikan beliau harus melakukan sesuatu di luar wajar kenormalan sebagai seorang ibu atau ada hal yang dianggap besar yang disembunyikan dari anak anak yang dicintainya.

Terus memonitor keadaan beliau baik secara langsung ataupun melalui keluarga yang lain atau tetangganya.

Bila masih memungkinkan untuk mengunjungi walau hanya sebentar maka tentunya ini sangat baik, karena pada dasarnya orang tua tetapkah ingin didekati walaupun terkadang dalam lisan orang tua banyak dari mereka yang menyembunyikan rasa kangennya terhadap anak-anak mereka.

Sambil nantinya terus menggugah hatinya dan sedikit berkhidmah dengan apa yang bisa dilakukan. Juga sebaiknya tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga baru ibu yang selalu ada bersamanya setiap hari.

Kalaupun nanti ibunda masih marah karena sebab yang belum jelas, tetaplah bertahan dan bersabar untuk terus mendekati ibu karena itu bagian dari bakti kepada orang tua, semoga pada saatnya nanti beliau akan berubah atau membuka diri dengan apa yang sebenarnya terjadi.

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

”Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah tempat kembalimu.” (QS. Luqman ayat 14)

Baca Juga:  Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua (Birrul Walidain)

Kemudian, sambil terus bersabar tidak ada salahnya mencoba mencari tahu sebisa mungkin mengetahui dengan sebab dan latar belakang ibu melakukan perilaku yang tidak wajar tersebut.

Bisa jadi hal itu karena pengaruh dari rajah/jimat yang biasa dilakukan semenjak kecil atau ternyata karena faktor psikis yang terjadi di dalam pernikahan dengan ayahanda atau sebab lainnya yang kita tidak ketahui.

Bila memang diketahui ibunda mempunyai simpanan jimat yang terus dipelihara, karena dulunya sering datang ke para dukun yang berkedok ustadz atau kiyai, ada indikasi bahwa perilaku ibu ada kemungkinan terpengaruh dari sihir/jin yang selalu membersamainya.

Atau ada ketidak stabilan jiwanya dengan ditunjukkan sikap sering marah marah beliau, bisa jadi memang disengaja untuk marah marah supaya tidak berimbas pengaruh negatif kepada para anak anaknya bila mereka mendekatinya, sehingga beliau mengatakan bahwa beliau harus marah marah, anak anaknya tidak boleh mendekatinya atau bila anak anaknya baik maka ada pengaruh dengan jimat yang dimilikinya dan kemungkinan lain yang bisa mengarah kepada sihir atau jin yang dimilikinya.

Bila memungkinkan untuk bisa meruqyah beliau atau mengajak beliau untuk diruqyah atau anak-anak beliau yang mencoba meruqyahnya maka ini juga baik, sambil mencoba mencari tahu untuk menghancurkan jimat yang disimpannya.

Atau bisa juga kalau itu faktor psikisnya karena ada rasa tekanan diri yang pernah dialami maka bisa jadi mencoba mengajaknya untuk berobat kepada ahlinya.

Atau kemungkiknan lainnya yang perlu diselidiki karena adanya tingkah ketidak wajaran yang dimiliki oleh seorang ibu yang pastinya mereka akan tetap merindukan anak-anak yang dicintainya.

Tetaplah melakukan kebaikan yang bisa dilakukan, sambil terus berdoa dan berbakti dengan amalan kebaikan apapun yang bisa dilakukan, semisal mengirim bingkisan, bertelpon kepadanya atau menengoknya barang sebentar dengan selalu berharap ada perubahan dengan apa yang dilakukan oleh ibunda menuju kepada keadaan yang lebih baik. Insyaallah tidak ada yang tidak mungkin bila Allah berkehendak.

Juga kepada para anak anak yang ada, selalu memperbaiki dan meningkatkan keimanan untuk kebaikan dan perubahan ibunda. Beliau sangat membutuhkan dukungan dari anakanaknya, jangan sampai dengan masalah yang tengah di hadapi para buah hatinya semakin menjauh dari kehidupan beliau.

Semoga dengan berbagai usaha yang telah dilakukan nantinya ada hasil yang bisa didapatkan. Semoga Allah memudahkan urusan kalian dan kita semua.

Tetap bersemangat dan tetap optimis, bahwa jalan keluar ada pada mereka orang orang yang bertakwa dan beriman kepada Allah ta`aala, sebagaimana firmanNya,

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaaq ayat 2-3)

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله

Kamis, 10 Jumadil Akhir 1444H / 12 Januari 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di sini

Akademi Shalihah Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia Ads

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button