KeluargaKonsultasi

Mertua Intervensi Pendidikan Anak, Bagaimana Menyikapinya?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Mertua Intervensi Pendidikan Anak, Bagaimana Menyikapinya?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Mertua Intervensi Pendidikan Anak, Bagaimana Menyikapinya?, selamat membaca.


Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ijin bertanya ustad, Ana masih tinggal dirumah ibu mertua.. saya masih dibantu untuk urusan makan anak (masak), ibu memang punya usaha catering dan selebihnya saya semua mengerjakan pekerjaan rumah..semakin besar anak-anak mulai di ajarkan dan di didik (mertua ikut campur urusan parenting).. Ana yang masih kurang belajar Ilmu parenting dan agama sudah mulai mengerti mendidik anak seusia gini..

Padahal dirumah ada anaknya yang pertama jarang sholat dan ibu tidak pernah menghardiknya kalau tiba waktu shalat, padahal sudah 36 tahun bujang alesan terus tiap waktu shalat dan dilihat anak-anak gimana ya ustadz cara ngomong ke ibu mertua dan saya juga tidak dicap sok tau?

جزاك اللهُ خيراً

Ditanyakan oleh Sahabat AISHAH (Akademi Shalihah)


Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

Memahami Potensi Konflik Dengan Belajar Ilmu Parenting dan Berusaha Mengendalikan Ego

Tinggal satu rumah dengan mertua juga akan bisa menimbulkan persaingan di antara menantu dan orang tua. Di satu pihak, pasangan pasti ingin agar suami atau istrinya lebih mengutamakan dia, namun mertua yang sebagai orang tua merasa memiliki hak yang lebih besar untuk diutamakan oleh anaknya sendiri melebihi siapa pun termasuk oleh sang menantu. Nah hal seperti ini pun tidak jarang jadi sumber konflik di antara suami istri.

Potensi konflik mertua menantu juga bisa semakin tajam bila sudah memiliki anak, yang mana antara menantu dan mertua memiliki pandangan yang berbeda dalam cara pengasuhan.

Contoh:

Dalam kepengasuhan putra-putri anda, menurut anda bila terjadi kesalahan harus diberikan teguran, namun sebaliknya mertua merasa cucunya jangan dikerasin. Anda memberi ketegasan, sementara mertua ingin memanjakan, dan lain-lain.

Hal-hal yang kecil nantinya bisa menjadi masalah besar dalam kehidupan rumah tangga Anda, karena baik pihak mertua atau menantu merasa pendapatnya yang paling benar.

Istilahnya, benarlah sebuah ungkapan kalau sebuah istana harus memiliki satu ratu dan satu raja. Keberadaan dua ratu atau dua raja dalam satu rumah akan berdampak tidak baik bagi keduanya.

Oleh karena itu, menyikapi perbedaan pendapat dengan orangtua atau mertua, seringkali kita bahasakan dengan intervensi.

Poinnya adalah, jangan sampai kita suudzon atau terlalu dominan ego di mata orang tua, sehingga seakan-akan semua nasihat atau campur tangan dari mertua adalah salah.

Selagi bentuk campur tangan pihak mertua adalah berbentuk nasihat dan masukan positif untuk kebaikan bersama, mengapa harus ditolak? Bukankah berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran adalah perkara yang diperintahkan oleh Allah?

Baca Juga:  Tahapan Pendidikan Anak Dalam Islam

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3).

Dalam masalah shalat, anak usia balita boleh saja diajak shalat, tapi jangan dipaksa. Jadi terserah dia. Orang tua cukup memberikan contoh yang baik. Khusus anak usia 5 tahun ke atas, maka ajakan shalatnya lebih ditingkatkan lagi, kalau perlu berikan hadiah pada anak yang mau shalat (sesuaikan sikon dan maslahat).

Masalah shalat untuk anak yang belum sampai tahap ajakan yaitu 7 tahun, maka dalam hal ini ada keluasan pandangan dan toleransi in syaAllah. Soal ada anggota keluarga yang tidak shalat, maka ini bisa jadi contoh yang kuran baik memang, tinggal tingkatkan pengaruh dominan yang baik dari orang tua itu sendiri.

Bagaimanapun rumah tangga yang tinggal di rumah terpisah dengan orang tua, pada awal pernikahan adalah sebuah keniscayaan dan cara yang baik untuk tumbuh kembang belajar menjadi orang tua dalam sebuah rumah tangga mandiri.

Merencanakan Untuk Tinggal Mandiri Sesuai Kemampuan

Jika memungkinkan mengajak musyawarah suami tentang keinginan untuk memiliki rumah sendiri atau bisa mulia tinggal mandiri dengan keluarga kecil ini seperti ngontrak rumah pertahun atau kos rumah perbulan, sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

Cobalah untuk mengajaknya bicara tentang hal ini. Tentunya, tetap dalam kondisi tidak memaksa dan menekan suami jika memang penghasilan suami pas-pasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membebani hamba-Nya diluar kemampuannya.

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْععَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath-Thalaq 7).

Terakhir, perbanyak doa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar diberi kemudahan dalam segala urusan kita serta dijauhkan dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh: 
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. 
حفظه الله

 

Baca juga artikel selengkapnya:
https://bimbinganislam.com/catatan-bagi-yang-tinggal-serumah-dengan-orangtua-mertua/

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button