Menyikapi Adzan Untuk Bayi Baru Lahir

Menyikapi Adzan Untuk Bayi Baru Lahir
Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, bagaimana seharusnya kita bersikap dengan keluarga tentang mengazankan bayi ?
Setau ana adzan bayi itu hadist nya lemah. Mohon penjelasannya ustadz,
InsyaAllah sebentar lagi istri ana lahiran, syukron.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Ditanyakan oleh Ahmad Ilham, Admin N08)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Memang pendapat yang benar riwayat tersebut dhaif alias lemah sebagaimana dinyatakan oleh banyak sekali para ulama hali hadits diantaranya Imam Al-Albani rahimahullahu ta’ala di dalam kitab Silsilatul Ahadits Adh-Dha’ifah : 1/491 no. 321.
Pada kesempatan yang lain Imam Al-Albani rahimahullahu ta’ala menyatakan :
ونحن على ما هدانا الله عز وجل إليه من عدم جواز العمل بالحديث الضعيف ، رجعنا إلى القول ما دام أن حديث أبي رافع أصله ضعيف السند ، والشاهد له أشد ضعفاً منه. إذاً بقي الضعف على ضعفه ، رجعنا عن القول السابق بسنية ، أو شرعية الأذان في أذن المولود
“Kami memilih pendapat berdasarkan petunjuk Allah kepada kami akan tidak bolehnya beramal dengan hadits dha’if. Kami rujuk dari pendapat, selama hadits Abu Rafi’ dhaif sanadnya, dan riwayat yang menjadi penguat juga lebih dhaif lagi. Maka ke-dha’if-an ini masih tetap tidak berubah maka kita kembali/rujuk dari pendapat yang menyatakan pensyariatan adzan di telinga bayi.”
(Silsilah Huda Wan Nur kaset no. 623).
Akan tetapi sebagian ulama yang lain memfatwakan akan bolehnya perbuatan tersebut seperti Imam Abdul Aziz bib Baz rahimahullahu ta’ala. Maka minimalnya hal ini adalah masalah khilafiyah ijtihadiyah yang diperselsisihkan oleh para ulama ahlis sunnah.
Meski kami secara pribadi memilih pendapat untuk tidak mengadzani telinga bayi akan tetapi masih memberikan toleransi terhadap pendapat orang lain yang menyatakan kebolehannya.
Wallohu A’lam
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Senin, 06 Jumadap Akhir 1440H / 11 Februari 2019M