Ibadah

Membaca Al-Fatihah Saja Pada Rakaat Ke-3 Dan 4, Sunnah Atau Tidak?

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Membaca Al-Fatihah Saja Pada Rakaat Ke-3 Dan 4, Sunnah Atau Tidak?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Membaca Al-Fatihah Saja Pada Rakaat Ke-3 Dan 4, Sunnah Atau Tidak? selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum… bismillahirrahmanirrahim, Ustadz saya mau bertanya apakah benar disaat kita sholat fardu pada rakaat 3 dan 4 tidak dianjurkan untuk membaca doa pendek? dan dianjurkan untuk membaca al- Fatihah saja?

Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam


Jawaban:

Waalaikumsalam wararhmatullah wabarokatuh

Benar, sebagaimana yang telah di tuntunkan oleh Rasulullah shallahu aalih wasallam , sebagaimana disebutkan di dalam hadits

Hadits dari Abu Qatadah Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ فِى الأُولَيَيْنِ بِأُمِّ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ ، وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ الأُخْرَيَيْنِ بِأُمِّ الْكِتَابِ ، وَيُسْمِعُنَا الآيَةَ ، وَيُطَوِّلُ فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى مَا لاَ يُطَوِّلُ فِى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ ، وَهَكَذَا فِى الْعَصْرِ وَهَكَذَا فِى الصُّبْحِ

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat dzuhur, di dua rakaat pertama beliau membaca al-Fatihah dan dua surat. Sementara di dua rakaat terakhir beliau membaca al-Fatihah. Beliau membacanya hingga kami terdengar ayat. Beliau baca lebih panjang di rakaat pertama, tidak sepanjang di rakaat kedua. Demikian pula ketika shalat asar dan subuh”. (HR. Bukhari 776 & Muslim 1041).

Sebagian ulama menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah saja dan tidak membaca surat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, diantaranya hanafiyah dan hambali.

Sementara Imam As-Syafii memiliki dua pendapat: pendapat pertama beliau menganjurkan membaca surat seusai Al-Fatihah di rakaat ketiga dan keempat, dan kedua beliau menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah. (Ta’liq Ashlu Shifat Shalat Nabi, hlm. 2/468).

Disebutkan di dalam kitab fathul Muin dalam madzhab SyafiI dimana secara umum menyebutkan tidak disunnahkannya membaca surat pada rakaat ketiga dan keempat, kecuali bagi seseorang yang masbuq (tertinggal) yang tidak mendapatkan bacaan suratnya imam pada rakaat pertama dan kedua, disebutkan di dalamnya,”

ـ )و( تسن )في( الركعتين )الاوليين( من رباعية أو ثلاثية، ولا تسن في الاخيرتين إلا لمسبوق بأن لم يدرك الاوليين مع إمامه فيقرؤها في باقي صلاته إذا تداركه ولم يكن قرأها فيما أدركه

“Disunnahkan (membaca surat atau ayat Al-Qur’an) pada dua rakaat yang pertama dari shalat yang berjumlah empat rakaat atau tiga rakaat, dan tidak disunnahkan (membaca surat atau ayat Al-Qur’an) pada dua rakaat yang akhir kecuali bagi makmum masbuq, dengan gambaran ia tidak menemui dua rakaat awal besertaan imam, lalu ia (mestinya) membaca surat atau ayat Al-Qur’an pada rakaat shalatnya yang tersisa ketika bersama dengan imam, tapi ia tidak membacanya.” (Syekh Zainuddin al-Maliabari, Fath al-Mu’in, juz 1, hal. 175)

Sehingga, hukum membaca surat pada rokaat ketiga dan keempat pada dasarnya tidak disunnahkan, walapun tidak sampai kepada pelarangan bagi orang yang melakukannya. Karena sebagian para sahabat diantaranya abu bakar radhiyallahu anhu juga didapatkan tetap membaca surat pada rakaat ketiga, seperti yang di sebutkan di dalam kitab Muwattha oleh Imam Malik,” bahwa Abu Bakr Radhiyallahu ‘anhu, di rakaat ketiga shalat maghrib beliau membaca al-Fatihah lalu dilanjutkan dengan ayat (QS. Ali Imran: 8) berikut:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

(Al-Muwatha’, 178).

Namun begitu, kebanyakan sahabat meninggalkannya dengan mengacu dengan apa yang telah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sehingga sunnah tidak membacanya walaupun tidak terlarang bila seseorang mau membaca surat pada rakaat ketiga atau keempat.

Wallahu a`lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Rabu, 4 Dzulqa’dah 1444H / 24 Mei 2023 M 


Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di

Ustadz Mu’tasim, Lc. MA.

Beliau adalah Alumni S1 Universitas Islam Madinah Syariah 2000 – 2005, S2 MEDIU Syariah 2010 – 2012 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Syu’bah Takmili (LIPIA), Syu’bah Lughoh (Universitas Islam Madinah) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Taklim di beberapa Lembaga dan Masjid

Related Articles

Back to top button