Kenapa Habis Makan Daging Unta Mengulang Wudhu?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Kenapa Habis Makan Daging Unta Mengulang Wudhu? selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Apa sebabnya memakan daging unta harus berwudhu sementara kalau daging kambing tidak? Mohon penjelasannya
جزاك اللهُ خيراً
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Sudah menjadi kewajiban untuk seluruh umat islam untuk mengikuti dan menerima syariat yang Nabi ﷺ sampaikan. Allah ﷻ berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ
“Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Hanya saja tidak salah bagi siapapun untuk menanyakan hikmah terkait hukum-hukum syariat upaya menambah keimanannya.
Menukil dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah terkait hikmah dibalik anjuran berwudhu setelah makan daging unta, yaitu; “Bahwasanya daging unta itu tercipta dari unsur pencipataan setan, lantas ketika Nabi ﷺ memerintahkan untuk berwudhu setelah makan daging unta karena memakan daging unta dapat menimbulkan kekuatan setan yang wujudnya seperti iri, dendam, hati yang keras, sehingga perintah wudhu adalah untuk meredakannya.
‘Ala kulli hal, wallahu a’lam bisshowab, mayoritas para ulama fikih berpendapat bahwa wudhu setelah makan daging unta adalah perkara Ibadah yang tidak dapat diketahui hikmah dan alasannya dengan kasat mata.
Wallahu a’lam bish-shawab
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Ahmad Yuhanna, Lc. حافظه الله
