4 Cara Menghadapi Ghosting Menurut Islam

4 Cara Menghadapi Ghosting Menurut Islam
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang 4 Cara Menghadapi Ghosting Menurut Islam selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz, afwan ijin bertanya perihal taaruf di ghosting oleh ikhwan tanpa alasan yang jelas. Ana jadi kepikiran apa yang harus ana perbaiki, apa yang salah dari diri ana. Seolah ana rendah dimata ikhwan tersebut.
Dan apakah taaruf ini dirahasiakan? Sedangkan ikhwannya berproses dengan ana dirinya berkonsultasi pada keluarganya dan temannya serta pada ustadznya.
Seolah ana merasa seakan kena ghosting berkali lipat dalam hal itu ustadz. Kadang merasa sedih dan menangis akan hal itu
جزاك اللهُ خيراً
Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Fenomena ghosting memang banyak merisaukan orang-orang terlebih khususnya adalah kaum hawa. Tidak ada kabar, informasi, konfirmasi tentunya bukanlah hal yang baik dalam islam, bahkan bisa berdampak kezaliman terhadap antar sesama manusia.
Tentunya fenomena tersebut membuat hati seorang wanita resah, kacau, khawatir, dan merasakan kesedihan yang mendalam.
Maka, bagi anda sebagai seorang Muslimah, janganlah khawatir, ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi pelipur lara anda, di antaranya:
Hendaknya Bersabar Menghadapi Cobaan
Setiap musibah yang menimpa diri seorang Mukmin berupa kesedihan, keletihan, rasa sakit, semua itu akan berujung pada pahala yang amat besar dan unlimited selagi sabar dan pasrah kepada Allah ﷻ, sebagaimana firman-Nya,
اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.” (QS. Az-Zumar: 10)
Ingatlah keluhan Nabi Ya’qub ‘alaihissalam atas kesedihannya, ia hanya pasrah kepada Allah Ta’ala sebagaimana dalam firman-Nya,
اِنَّمَآ اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ
“Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf : 86)
Berprasangka Baiklah kepada Allah.
Selama seseorang berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, niscaya Allah senantiasa akan menyertai prasangka hamba-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda,
يقولُ اللَّهُ تَعالَى: أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بي،
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya aku menyertai prasangka hamba-Ku terhadap-Ku.” (HR. Bukhari)
Maka, berhusnudzanlah kepada Allah dan katakanlah kepada diri sendiri, ‘Semoga Allah akan menggantikan yang lebih baik. Semoga Allah akan memilihkan untukku seorang suami yang paling terbaik di antara orang-orang yang terbaik.’
Yakinilah bila engkau sedang berteduh di sebuah pohon yang rindang, bahwasanya di sana masih banyak pohon yang lebih rindang lagi dan bahkan menghasilkan buah-buahan yang segar.
Apakah engkau ingat kisah mengharukan ibunda kaum Mukminin Hafshah binti Umar bin Khattab? Ketika ia menjanda ditinggal mati suaminya sebagai orang syahid di perang Badar, ayahandanya, Umar bin Khattab menawarkan putrinya kepada ‘Utsman bin ‘Affan, hanya saja ada beberapa hal sehingga ‘Utsman menolaknya.
Kemudian Umar mendatangi Abu Bakar untuk menawarkan putrinya, namun Abu Bakar pun menolak sebagaimana halnya dengan Utsman. Umar pun sedih, lantas datanglah Rasulullah ﷺ menemui Umar dan menawarkan diri untuk menikahi Hafshah bin Umar bin Khattab. Allahu akbar..
Lihatlah bagaimana Umar telah berusaha untuk mencarikan yang terbaika untuk putrinya, namun justru Allah menggantikan untuknya yang lebih baik yaitu Rasulullah ﷺ.
Apa yang menurutmu baik dan indah, namun di mata Allah tidaklah demikian.
Selalu Berdoa Kepada Allah Ta’ala
Terus-meneruslah dalam berdoa agar Allah Ta’ala senantiasa memperbaiki keadaan diri kita dan agar memberikan suami yang shalih yang dapat mengantarkan dirinya ke dalam surga-Nya. Sebab, pasangan kita adalah cerminan kita. Allah berfirman,
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)..” (QS. An-Nur: 26)
Bertawakal Kepada Allah
Setelah upaya-upaya di atas terlaksana, maka poin terakhir adalah bertawakal kepada Allah Ta’ala. Cukuplah Allah tempat untuk bergantung diri. Seseorang mudah kecewa dan tertipu karena ia suka bergantungan dengan orang lain, sehingga tawakalnya kepada Allah sangat minim. Maka, mulailah berharap kepada Allah semata pasti Allah akan menunjukkan untukmu yang terbaik. Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam bish-shawab
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Ahmad Yuhanna, Lc. حافظه الله