Faedah Hadist

Fawaid Hadist #93 | Setiap Muslim Mampu Bersedekah

Pendaftaran Grup WA Madeenah

Fawaid Hadist #93 | Setiap Muslim Mampu Bersedekah

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #93 | Setiap Muslim Mampu Bersedekah. Selamat membaca.


[div class=”fawaid-hadis”]

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّى، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ: « أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ بِهِ: إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلِّ تَحْمِيْدَّةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ » قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ، وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟، قَالَ: « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »

Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu ia berkata, “Beberapa orang (sahabat) pernah menyampaikan keluhan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami juga shalat, berpuasa sebagaimana kami puasa, tetapi mereka mampu bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian mampu untuk sedekah?” Sesungguhnya setiap tasbih (Subhanallah) itu sedekah, setiap takbir (Allahu akbar) itu sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah), itu sedekah, setiap tahlil (Laa Ilaha Illallah) itu sedekah. Menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuh (dengan istri) juga adalah sedekah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang di antara kami mendapatkan pahala sedangkan dia mengikuti syahwatnya?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah seseorang yang menyalurkan syahwatnya pada yang haram dia berdosa?” Maka demikian pula apabila dia menempatkan syahwatnya itu pada yang halal, dia akan mendapat pahala.” (HR. Muslim, no. 1006).

[/div]

Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya:

1. Semangatnya para sahabat dalam bersaing dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Mereka memiliki sifat dan sikap yang mulia ini dalam keseharian hidup sehari-hari.

2. Para sahabat berpikir bahwasanya yang namanya sedekah itu harus dengan harta. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada mereka bahwasanya sedekah itu tidak harus dengan harta. Sedekah itu bisa dengan amal shalih dan kebaikan apa saja. Ini adalah sesuatu yang mereka belum pahami. Maka Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aallam menjelaskan bahwasanya dalam agama kita semua amal shalih disebut sebagai sedekah. Semua ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala terhitung sebagai sedekah.

3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membuka pintu kebaikan bagi orang-orang fakir. Pintu kebaikan tersebut selain dengan shalat dan puasa adalah dengan dzikir, amar makruf nahi mungkar, hingga hubungan intim dengan pasangan yang halal.

4. Para ulama menjelaskan bahwa syarat nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah

(a) mengetahui sesuatu yang dilarang adalah kemungkaran berdasarkan dalil syar’i, bukan berdasarkan perasaan, kebiasaan, cemburu, atau sekilas penglihatan;

(b) orang yang ingin dilarang telah diketahui terjerumus dalam kemungkaran;

(c) kemungkaran yang diingkari tidak akan berubah menjadi kemungkaran yang lebih parah.

5. Semua orang kaya dan miskin diperintahkan untuk mengerjakan ketaatan dan dilarang berbuat kemungkaran.

6. Kemudahan agama Islam dalam mewujudkan pintu-pintu kebaikan dari berbagai sisi amalan.

7. Bagusnya metode dan cara pengajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana beliau beliau membuat permisalan yang menjadikan lawan bicara menjadi puas, dan ini termasuk metode yang bagus dalam hal pendidikan dan mendekatkan pemahaman. Lihatlah jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah akan mendapatkan dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka ia mendapatkan pahala.”

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama: Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah dan Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.


[div class=”fawaid-hadis”]

Yuk dukung operasional & pengembangan dakwah Bimbingan Islam, bagikan juga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman.

Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

*unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabi ).

[/div]

Ustadz Fadly Gugul, S.Ag

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2012 – 2016 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Takhosus Ilmi di PP Al-Furqon Gresik Jawa Timur | Beliau juga pernah mengikuti Pengabdian santri selama satu tahun di kantor utama ICBB Yogyakarta (sebagai guru praktek tingkat SMP & SMA) | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Dakwah masyarakat (kajian kitab), Kajian tematik offline & Khotib Jum’at

Related Articles

Back to top button