Bisakah Melihat Roh Orang Yang Sudah Meninggal?

Bisakah Melihat Roh Orang Yang Sudah Meninggal?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan bisakah melihat roh orang yang sudah meninggal? Selamat membaca.
Pertanyaan:
Masih bingung maksud dari syirik kecil. Apakah orang yang mengaku bisa melihat roh orang yang sudah meninggal, termasuk dalam kategori perbuatan syirik? Jika iya, termasuk syirik besar atau kecil.
Saya tau secara kodrat manusia tidak bisa melihat hal ghaib, tetapi kadang ada yang bilang bagaimana jika Allah memberikan dia kesempatan untuk melihat hal ghaib (seperti roh orang yang sudah meninggal)? Mohon pencerahannya. Jazakumullah khoiron katsiro.
(Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS)
Jawaban:
Setiap yang berjiwa pasti merasakan kematian. Ajal itu juga menjadi sesuatu yang pasti bagi makhluk Allah Ta’ala di muka bumi. Jadwal kematian manusia pun sudah ditetapkan ketika masih berada di dalam kandungan, ketika roh ditiupkan oleh malaikat.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya roh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Seberapa kuat pun perlindungan yang manusia buat, dia akan mati tatkala malaikat maut dijadwalkan datang untuk menjemput. Dalam kondisi ini, roh pun harus berpisah dengan jasad.
Karena kita dan semua manusia adalah jasad dan roh, seperti alat elektronik tanpa listrik atau baterai, hanya akan menjadi setumpuk besi, begitulah keadaan jasad tanpa roh.
Rasul (ﷺ) Pun Tak Tahu Tentang Hakikat Roh
Mari kita perhatikan Firman Allah Ta’ala:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (QS. Al-Isra : 85)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa apa dan bagaimana hakikat roh itu merupakan ilmu yang Allah Ta’ala tidak ajarkan kepada hamba-Nya. Akan tetapi ilmu tentang roh tidak tertutup sama sekali dari seorang hamba, artinya kita bisa mengetahui tentang roh dengan pengetahuan yang sedikit.
Syaikh As Sya’di rahimahullah berkata, “Mereka (Orang Yahudi) bertanya tentang roh yang merupakan pengetahuan yang disembunyikan, sehingga tidak semua orang bisa menjelaskan sifat dan bentuknya, dan mereka hanya memiliki sedikit ilmu yang menjelaskan tentang roh”. (lihat Taisir Al Karim Ar Rahman, Hal. 466)
Melihat Sesuatu? Sangat Mungkin Hanya Jin
Karena itu, barang siapa menyatakan telah melihat roh seorang muslim, maka sangat mungkin ia melihat jin, tapi dalam bentuk yang lain (bentuk manusia), sebagaimana kisah Abu Hurairah yang menyaksikan jin yang telah menjelma menjadi manusia mencuri makanan dari harta zakat.
Dalam akidah Islam, tak ada seorang pun yang mampu melihat jin dalam wujud aslinya kecuali para Nabi. Selain Nabi, mereka mampu melihat jin tatkala jin menjelma menjadi manusia atau hewan.
Dalilnya adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)
Dari ayat di atas, Imam Syafi’i rahimahullah mengambil kesimpulan,
من زعم من أهل العدالة أنه يرى الجن أبطلنا شهادته … الا أن يكون نبيا
“Orang-orang adil yang menyangka dirinya mampu melihat wujud asli jin, maka persaksiannya kami batalkan, kecuali kalau dia Nabi…” (Lihat : Tobaqot Asy-Syafi’iyyah Al-Kubra : 2/130).
Oleh karena itu, jika ada yang bilang, boleh jadi Allah Ta’ala memberikan dia kesempatan untuk melihat hal ghoib (seperti roh orang yang sudah meninggal), maka ini butuh bukti, bukan hanya klaim sepihak saja.
Begitu juga bila seseorang melihat Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mimpi, bisa jadi ia benar, selama bisa menunjukkan bukti.
Dari Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي حقاً، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِي
“Barang siapa yang melihatku di mimpi maka ia sungguh telah melihatku, karena syaitan tidak bisa meniruku.” (HR. Al-Bukhari, no. 110 dan Muslim, no. 2266).
Dalam riwayat lain, dari sahabat Abu Qotaadah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَرَاءَى بِي
“Dan sesungguhnya syaitan tidak bisa menampakkan dirinya dengan rupaku.” (HR. Al-Bukhari, no. 6995).
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Selasa, 6 Rabiul Akhir 1443 H/ 1 November 2022 M
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Fadly Gugul حفظه الله تعالى klik disini