Apakah Syirik Asghar Tidak Akan Di Ampuni

Apakah Syirik Asghar Tidak Akan Di Ampuni
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Apakah Syirik Asghar Tidak Akan Di Ampuni, selamat membaca.
Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dalam materi di katakan jika dosa syirik tidak akan di ampuni oleh Allah Ta’ala bahkan ketika seseorang telah meninggal. Yang saya ketahui syirik itu terbagi menjadi 2, syirik besar dan syirik kecil. Pertanyaan saya apakah syirik kecil berupa riya’ dan sum’a juga termasuk dosa yang syirik yang di maksud dalam materi tersebut ustadz?
Lalu apa yang kita lakukan jika menjumpai hal tersebut secara terang-terangan dan bagaimana agar kita terhindar dari syirik kecil tersebut ustadz?
جزاك اللهُ خيراً
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
Ia, para ulama menjelaskan diantara bahayanya dosa syirik bahwa ia tidak akan diampuni oleh Allah apabila tidak bertaubat, dosa syirik tersebut para ulama sepakat adalah syirik Akbar, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
Adapun syirik kecil maka para ulama berbeda pendapat apakah masuk dalam firman ini atau tidak.
Maka dalam hal ini telah terjadi silang pendapat para ulama setidaknya ada dua pendapat :
Pendapat pertama
Yang di bawakan oleh syekh Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah beliau berpendapat bahwa syirik asghor masuk di dalam keumuman ayat di atas walaupun tidak mengeluarkan hamba tersebut dari Islam dan juga tidak menyebabkan ia kekal dalam api neraka, berbeda dengan syirik Akbar.
لا يُغفر منه شيء لا أكبر ولا أصغر على مقتضى القرآن وإن كان صاحب الشرك ـ أي الأصغر ـ يموت مسلماً لكن شركه لا يُغفر له بل يُعاقب عليه وإن دخل بعد ذلك الجنة.
“Tidak diampuni darinya sedikitpun baik itu syirik besar maupun syirik kecil, sesuai dengan apa yang ditunjukkan di dalam Al-Quran, walaupun orang yang berbuat syirik kecil itu dia masih muslim ketika dia meninggal dunia akan tetapi dosa tersebut tidak akan diampuni bahkan dia akan diazab terlebih dahulu walaupun ia nantinya dimasukkan ke dalam surga.”
Pendapat yang kedua
Syirik asghor atau kecil tidak termasuk kedalam keumuman ayat di atas, tidak diampuni kecuali dengan taubat karena yang di maksud dalam ayat tersebut adalah syirik Akbar, adapun syirik Asghar di bawah kehendak Allah, pendapat ini adalah pendapatnya imam Ibnul Qayyim Rohimahullah beliau mengatakan :
فأما نجاسة الشرك فهي نوعان: نجاسة مغلظة ونجاسة مخففة، فالمغلظة الشرك الأكبر الذي لا يغفره الله فإن الله لا يغفر أن يشرك به والمخففة الشرك الأصغر كيسير الرياء “
“Maka adapun najis syirik itu ada dua macam yaitu najis yang mukholallah dan najis yang mukhaffafah adapun najis yang mukholadoh adalah syirik Akbar yang mana Allah tidak akan mengampuni dosa tersebut sebagaimana firman Allah pun najis yang mukhaffafah adalah syirik Asghar seperti sedikit ria”
Terlepas dari perbedaan pendapat kita harus berusaha berlindung dan menjauhi dari berbagai syirik.
Ada satu doa yang maknanya sohih atau benar walaupun di perselisihkan oleh sebagian ulama hal ini disebutkan dalam Musnad Abu Ya’la dengan sanad dho’if yang berbunyi:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari terjatuh pada macam macam kesyirikan.
Waallahu ‘alam bisowab.
Perbedaan pendapat tersebut di jelaskan dalam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Agung Argiansyah, Lc. حافظه الله