Fiqih

Apakah Najis Bisa Berpindah Ke Suatu Benda?

Pendaftaran Mahad Bimbingan Islam

Apakah Najis Bisa Berpindah Ke Suatu Benda?

Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Apakah Najis Bisa Berpindah Ke Suatu Benda? selamat membaca.

Pertanyaan:

Assalamualaikum, saya ingin bertanya, jika tangan ada najis dijilat anjing, dan tidak dicuci, kemudian menyentuh ember timba air sumur, apakah najis tersebut dapat menular ke ember tersebut?

Ditanyakan Sahabat BIAS melalui Grup WhatsApp


Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah

Para ulama ketika membahas tentang perpindahan najis dari suatu benda ke benda lainnya, mereka membagi najis menjadi dua:

  • Pertama: najis kering
  • Kedua: najis basah.

Kedua najis ini memiliki hukum yang berbeda, yaitu: Najis yang bersifat basah, bisa berpindah ke benda lainnya, sedangkan najis kering tidak bisa berpindah ke benda lainnya.

Hafizh Suyuthi berkata:

قاعِدَة: قالَ القَمُولِيُّ فِي الجَواهِرِ: النَّجِسُ إذا لاقى شَيْئًا طاهِرًا، وهُما جافّانِ: لا يُنَجِّسُهُ

“Ada sebuah kaedah yang disebutkan Al-Qumuly dalam kitab jawahir: apabila najis bertemu dengan benda yang suci, dan keduanya dalam keadaan kering, maka benda yang suci tersebut tidak terkena najis.”
(Al-Asybah wannazhair: 1/432).

Disebutkan juga di dalam kitab Tuhfatul Muhtaj:

)و) يحل للآدمي (لبس الثوب النجس) أي المتنجس ….. (في غير الصلاة ونحوها) كالطواف وخطبة الجمعة وسجدة التلاوة والشكر إن كان جافا وبدنه كذلك…. وأما مع رطوبة فلا؛ لأن المذهب تحريم تنجيس البدن من غير ضرورة.

“Halal bagi seorang insan untuk memakai pakaian yang terkena najis…. Di selain waktu shalat, seperti: thawaf, khutbah jumat, sujud tilawah, sujud syukur, apabila baju tersebut kering begitu pula badannya….. Adapun jika basah, maka tidak boleh dipakai, karena haram hukumnya membuat badan terkena najis tanpa ada kebutuhan darurat menurut mazhab.” (Tuhfatul Muhtaj: 3/30-31).

Baca Juga:  Waktu Shalat Wajib dan Sunnah Rawatib Sehari Semalam

Dari dua perkataan tersebut dapat dipahami jika salah satu benda dalam keadaan basah maka najis bisa berpindah, baik najis tersebut berupa benda cair atau terkena air maupun benda yang suci tersebut yang dalam keadaan basah.

Oleh karenanya rasulullah ﷺ memerintahkan untuk membuang mentega/minyak samin yang terkena bangkai tikus, beliau ﷺ bersabda:

أَلْقُوهَا وَمَا حَوْلَهَا وَكُلُوهُ

“Buanglah bagian yang terkena (bangkai tersebut) dan sekitarnya, adapun yang tersisa makanlah.” (HR. Bukhari: 5538).

Inilah kaedah yang harus dipahami dalam masalah ini.

Jika kita praktekan kaedah ini dalam kasus yang ditanyakan, maka poin-poin yang harus dilihat terlebih dahulu adalah:

Pertama, apakah najis jilatan anjing tersebut sudah mengering ataukah belum?
Kedua, apakah ember dalam keadaan basah atau tidak?

Jika dua-duanya kering, maka najis tidak berpindah, apabila salah satunya basah, najis tersebut berpindah ke ember. Jika berpindah, maka tinggal dibasuh tujuh kali, salah satunya dengan tanah, sebagaimana sabda rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh imam Nasa’i dari sahabat Abdullah bin Mughaffal:

إذا ولَغَ الكَلْبُ فِي الإناءِ فاغْسِلُوهُ سَبْعَ مَرّاتٍ، وعَفِّرُوا الثّامِنَةَ بِالتُّرابِ» خالَفَهُ أبُو هُرَيْرَةَ فَقالَ: إحْداهُنَّ بِالتُّرابِ

“Apabila seekor anjing menjilat bejana, maka basuhlah tujuh kali, dan campurkan yang terkahir dengan tanah.” Abu Hurairah menyelisihi lafaz tersebut dan beliau berkata: “Campurkan salah satu basuhan dengan tanah.” (HR. Nasa’I no. 337).

Wallahu a’lam

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
Rabu, 26 Syawwal 1444 H/ 17 Mei 2023 M


Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى
Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafi’i Jember (ilmu hadits), Dewan konsultasi Bimbingan Islam
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله تعالى klik disini

 

Ustadz Muhammad Ihsan, S.Ag., M.HI.

Beliau adalah Alumni S1 STDI Imam Syafi’I Jember Ilmu Hadits 2011 – 2015, S2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Hukum Islam 2016 – 2021 | Bidang khusus Keilmuan yang pernah diikuti beliau adalah Dauroh Syaikh Sulaiman & Syaikh Sholih As-Sindy di Malang 2018, Beberapa dars pada dauroh Syaikh Sholih Al-’Ushoimy di Masjid Nabawi, Dauroh Masyayikh Yaman tahun 2019, Belajar dengan Syaikh Labib tahun 2019 – sekarang | Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial Kegiatan bimbingan islam

Related Articles

Back to top button