Apakah Ada Hikmah Dari Perbuatan Orang Yang Berakhlak Buruk?

Apakah Ada Hikmah Dari Perbuatan Orang Yang Berakhlak Buruk?
Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, ahlak itu ada yang pemberian Allah, ada yang diusahakan. Dan apa – apa yang Allah kasih dan tidak kasih ada hikmahnya.
Misal miskin ada hikmahnya, seandainya dia kaya, bisa jadi kufur kaya juga ada hikmahnya, seandainya dia miskin, bisa jadi kufur.
Tetapi bagaimana dengan yang diuji dengan tidak punya ahlak yang baik? Sedang ia sudah berusaha karena memang dididik dan dibesarkan dilingkungan yang kurang baik.
Apa hikmah yang bisa diambil
dan bagaimana dengan pertanggung jawabannya di akherat kepada orang – orang yang didzalimi?
جزاكم الله خيرا
(Disampaikan oleh Ryan Abdul Ghani Admin N04)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Selama kesempatan masih ada tidak ada kata menyerah di dalam memperbaiki diri. Teruslah belajar, dan jika memang diperlukan berhijrahlah. Berpindahlah ke lokasi lain, ke lingkungan yang baik yang dipenuhi oleh orang-orang yang baik. Nabi ﷺ bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya.
Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
(HR. Bukhari : 2101)
Tatkala proses merubah diri menjadi pribadi yang lebih baik tak bisa dilakukan, yakinlah bahwa ada yang salah dengan metode yang ditempuh. Maka belajar menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Pelajarilah aqidah terlebih dahulu dan jadikan ia sebagai sebuah prioritas utama.
Kemudian amalkan apa yang telah dipelajari. Adapun sekedar mencari ilmu tapi tidak diamalkan maka lambat laun seseorang akan ditimpa oleh futur/ patah semangat, menyerah dengan keadaan, situasi dan kondisi. Allah ta’ala brfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
(QS. Ash-Shaff: 3).
Jika seseorang mengamalkan ilmu, maka Allah ﷻ akan semakin memudahkan ia mendapatkan taufik, perubahan signifikan, akhlak mulia serta dimudahkan untuk meraih ilmu lainnya.
Wallohu A’lam
Wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayaty حفظه الله تعالى
Senin ,23 Sya’ban 1440 H/ 29 April 2019