Apa Makna Sholawat Dan Salam Kepada Rasulullah?

Apa Makna Sholawat Dan Salam Kepada Rasulullah?
Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan pembahasan tentang apa makna sholawat dan salam kepada Rasulullah? Selamat membaca.
Pertanyaan:
Assalamualaikum Ustadz. Kita sering mendengar ucapan “Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” Bacaan sholawat insyaallah sudah dipahami, yang ingin kami tanyakan bacaan salam untuk nabi itu bagaimana?
Apakah sama seperti ucapan salam pada umumnya atau ada lafadz salam khusus untuk beliau shallallahu alaihi wa sallam? Dan salam untuk nabi ini kita baca kapan/di mana ataukah dibaca sebanyak-banyaknya setiap saat seperti bacaan sholawat? Mohon pencerahannya Jazaakallahu khayran wa barokallahu fiik.
(Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS)
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh.
Apa Makna Shalawat dan Salam Kepada Rasulullah?
Shalawat dan salam kepada Rasulullah (ﷺ) adalah kita berdoa kepada Allah untuk Nabi dengan keselamatan dari setiap cacat/kecelakaan di masa hidupnya dan setelah meninggalnya maka kita berdoa untuknya keselamatan dari berat/ngerinya hari kiamat dan berdoa semoga sunnah dan syariatnya tidak dikuasai oleh orang orang yang lalai dan mempermainkan syariat.
1. Makna Shalawat Kepada Rasulullah
Bismillah, sebagaimana firman Allah ta`aala,”
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Az-Zumar 39: 56)
Shalawat adalah untuk mendapatkan/menetapkan sifat positif/kesempurnaan pada Rasulullah dan mengucapkan salam untuk menghilangkan sikap negatif dan kekurangan dari diri Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Syekh Ibnu Utsaimin di Syarhul Mumti`.
2. Makna Salam Kepada Rasulullah
Makna salam kepada Rasulullah maksudnya adalah doa untuk Rasulullah shallahu alaihi wasallam semoga Allah memberikan keselamatan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam .
As-salaaam mengandung makna selamat dari kekurangan dan kerusakan/kehancuran. Jika kata Salam digabungkan dengan kata shalawat, sebagaimana ayat di atas, maka shalawat dan salam kepada Rasulullah shallahu alaihi wasallam mencakup seluruh kebaikan untuk diberikan kepada Rasulullah shallahu alaihi wasaalam dengan menghilangkan apa yang bersifat negatif/kekurangan/kerusakan.
Maksud dari As-Salam dalam ayat tersebut, ada yang menjelaskan:
Ia adalah nama Allah sebagaimana yang ada di dalam hadist,” bahwa Allah Dia adalah assaalaam.” sebagaimana dalam firman Allah ta`ala:
﴿الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ ﴾ الحشر: 23
Sehingga maknaya adalah Bahwa Allah menjaga dan melindungi Rasulullah shallahu alaihi wasallam, seolah kita mengatakan,” Allah atasmu wahai Nabi (Muhammad shallahi alaihi wasallam) yang mengawasi, menjaga dan memperhatikanmu, dan semisalnya.
Yang lain mengatakan,” assalaam adalam ismu masdhar/kata dasar dengan makna attasliil, sebgaimana firman Allah ta`ala,”
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب: 56]
“Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Az-Zumar 39: 56)
Artinya: Kita berdoa kepada Allah untuk Nabi dengan keselamatan dari setiap cacat/kecelakaan di masa hidupnya dan setelah meninggalnya maka kita berdoa untuknya keselamatan dari berat/ngerinya hari kiamat dan berdoa semoga sunnah dan syariatnya tidak dikuasai oleh orang orang yang lalai dan mempermainkan syariat. (https://www.alukah.net/sharia/0/97406)
Perintah Allah Untuk Bershalawat Kepada Nabi
Kita pun diperintahkan untuk memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi shallahu alaihi wasallam, mengucapkan salam kepada beliau shallahu alaihi wasallam, Allah akan menyampaikannya kepada Rasulullah dan mengabulkannya atas izin Allah ta`aala. Sebagaimana sabda beliau:
إِنَّ لِلَّهِ مَلاَئِكَةً سَيَّاحِيْنَ فِي اْلأَرْضِ يُبَلِّغُوْنِيْ مِنْ أُمَّتِي السَّلاَمَ
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memiliki malaikat-malaikat yang mengembara di bumi, mereka menyampaikan salam dari umatku kepadaku”. (HR. an-Nasâi, no. 1282; Ahmad 1/441; dishahîhkan oleh al-Albâni)
Bentuk-Bentuk Salam
Bentuk bentuk salam disebutkan dalam beberapa tempat, antara lain:
1. Bershalawat Saat Masuk Masjid
Apabila ia masuk hendaknya ia masuk dengan kaki kanan kemudian membaca:
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ، اَللّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Ya Allah, semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Muhammad. Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku,”
2. Bershalawat Saat Keluar Masjid
Dan juga ketika keluar dari masjid, dengan membaca,”
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ، اَللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ.
“Ya Allah, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu berupa karunia-Mu.”
3. Bershalawat Ketika Menemui Nabi
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Umar raḍiyallāhu ‘anhum menemui Nabi ṣallāllahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan beliau berada di masyrubah (ruangannya yang lebih tinggi) beliau, lalu Umar berkata,
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، أَيَدْخُلُ عُمَرُ؟
As-Salāmu ‘alaika yā rasūlallah as-salāmu ‘alaikum…
“Semoga keselamatan bagi Anda, wahi rasulullah, semoga keselamatan bagi Anda, apakah Umar boleh masuk” (HR. Abu Dawud (5203), Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih Abi Dawud).
4. Bershalawat Ketika Tasyahud
Mengucapkan shalawat dan salam ketika membaca tasyahud sebagaimana tasyahud Ibnu Mas’ud.
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
“At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu wath thayyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barokaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (artinya: Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 6265).
5. Bershalawat Ketika Nama Nabi Disebut
Syaikh Abdul Muhshin bin Hamd Al ‘Abbad hafizhahullah berkata,
“Salafush Shalih, termasuk para ahli hadits, telah biasa menyebut shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyebut (nama) beliau, dengan dua bentuk yang ringkas, yaitu:
صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ (shalallahu ‘alaihi wa sallam)
عَلَيْهِ الصّلاَةُ وَالسَّلاَمُ (‘alaihish shalaatu was salaam)
Alhamdulillah, kedua bentuk ini memenuhi kitab-kitab hadits. Bahkan mereka menulis wasiat-wasiat di dalam karya-karya mereka untuk menjaga hal tersebut dengan bentuk yang sempurna. Yaitu menggabungkan antara shalawat dan permohonan salam atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Fadh-lush Shalah ‘Alan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm. 15, karya Syaikh Abdul Muhshin bin Hamd Al ‘Abbad)
6. Mengucapkan Shalawat Ketika Berziarah di Makam Nabi
Juga diperintahkan ketika berziarah di makam beliau shallahu alaihi wasallam ketika di Masjid Nabawi.
Apakah Mengucapkan Shalawat dan Salam Boleh Dipisah?
Maka pada hakikatnya bahwa perintah shalawat dan salam kepada beliau adalah perintah yang beriringan untuk diucapkan, walaupun diperbolehkan untuk memisahkan antara salam dan shalawat kepada Rasulullah shallahu alaihi wasallam namun menyatukannya adalah bentuk kalimat yang lebih sempurna. Sebagaimana di katakan oleh Mubarokfuuri dalam kitab Syarhu Misykatul Mashabih,”
:فإذا قال القائل: اللهم صل وسلم على محمد، فقد امتثل الأمر القرآني.
Bila seseorang mengatakan,” Allahumma shalli wasallim ala Muhammad, maka ia telah menjalankan perintah yang ada di dalam alquran.”
(https://www.islamweb.net/ar/fatwa/329998/)
Sehingga tatkala seseorang membaca shalawat hendaknya juga membaca salam kepada beliau, sebanyak mungkin, terutama pada tempat dan waktu yang dianjurkan semisal ketika waktu sore pada jumat dan sebagainya, sebagai tanda cinta kepadanya dan tidak bakhil dengan apa yang kita miliki untuk mencintai dan mengikuti syariatnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ، ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bersjalawat untukku.” (HR. Ahmad 1736 dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Keutamaan Mengucapkan Shalawat
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya)
Wallahu a`lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله
Senin, 5 Rabiul Akhir 1444 H/ 31 Oktober 2022 M
Ustadz Mu’tashim Lc., M.A.
Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU
Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., M.A. حفظه الله klik di sini